Viadoxin: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Waktu baca: 7 menit

Viadoxin adalah antibiotik yang digunakan dalam pengobatan beberapa jenis infeksi yang oleh seperti pneumonia bakteri, jerawat, infeksi klamidia, kolera dan sifilis. Viadoxin mengandung doxycycline, antibiotik yang termasuk golongan tetracycline.

Berikut ini adalah informasi lengkap Viadoxin yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.

pabrik

Pyridam

golongan

Harus dengan resep dokter

kemasan

Viadoxin dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :

  • Botol 50 kapsul 50 mg
  • Dos 100 kapsul 100 mg

kandungan

tiap kemasan Viadoxin mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :

  • Doxycycline hiklat setara doxycycline 50 mg / kapsul
  • Doxycycline hiklat setara doxycycline 100 mg / kapsul

Sekilas tentang zat aktif (nama generik)

Doxycycline adalah antibiotik yang digunakan dalam pengobatan beberapa jenis infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan protozoa seperti pneumonia bakteri, jerawat, infeksi klamidia, kolera dan sifilis. Doxycycline adalah antibiotik spektrum luas yang termasuk golongan antibiotik tetracycline. Obat ini bekerja dengan cara menghambat sintesis protein dengan mekanisme mengikat sub unit 30s ribosom bakteri sehingga introduksi asam amino pada rantai peptida yang baru terbentuk tidak terjadi.

Indikasi viadoxin

Sebagai anti bakteri, kegunaan viadoxin (doxycycline) adalah untuk mengobati penyakit-penyakit berikut :

  • Rocky Mountain spotted fever, demam tiphoid dan golongan thyphosa, demam Q, demam rickettsialpox and tick yang disebabkan oleh Rickettsiae.
  • Infeksi saluran nafas yang disebabkan Mycoplasma pneumoniae.
  • Lymphogranuloma venereum, trachoma, inklusi konjungtivitis, dan uretra tanpa komplikasi, dan infeksi endoserviks atau dubur pada orang dewasa disebabkan oleh Chlamydia trachomatis.
  • Psittacosis (Ornithosis) yang disebabkan oleh Chlamydia psittaci.
  • Uretritis non-gonokokal yang disebabkan oleh Ureaplasma urealyticum.
  • Wabah karena Yersinia pestis.
  • Tularemia karena Francisella tularensis.
  • Kolera disebabkan oleh Vibrio cholerae.
  • Viadoxin (doxycycline) dapat digunakan untuk mengobati sifilis yang disebabkan oleh Treponema pallidum dan yang disebabkan oleh Treponema pertenue.
  • Listeriosis yang disebabkan oleh Listeria monocytogenes.
  • Infeksi Vincent yang disebabkan oleh Fusobacterium fusiforme.
  • Actinomycosis yang disebabkan oleh Actinomyces israelii.
  • Infeksi oleh spesies Clostridium.
  • Viadoxin (doxycycline) juga dapat digunakan sebagai terapi tambahan untuk mengobati jerawat parah.
  • Antibiotik ini adalah obat lini pertama untuk brucellosis, dikombinasikan dengan streptomycin dan antibiotik lini kedua dikombinasikan dengan rifampisin.

Sebagai antiprotozoal, kegunaan viadoxin (doxycycline) adalah untuk mengobati penyakit-penyakit berikut :

  • Digunakan sebagai profilaksis malaria, dikombinasikan dengan obat anti malaria seperti kina dan lain-lain.

Sebagai antihelminthic, kegunaan viadoxin (doxycycline) adalah untuk mengobati penyakit-penyakit berikut :

  • Untuk membunuh bakteri Wolbachia dalam saluran reproduksi nematoda filarial parasit, membuat nematoda steril, sehingga mengurangi penularan penyakit seperti onchocerciasis dan kaki gajah.

Kontra indikasi

  • Jangan digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif pada doxycycline atau antibiotik golongan tetracycline lainnya.
  • Tidak boleh digunakan dalam pengobatan pediatrik rinosinusitis bakterial akut.
  • Antibiotik golongan tetracycline tidak boleh digunakan untuk anak usia 8 tahun atau kurang dan wanita hamil.

Efek samping viadoxin

Berikut adalah beberapa efek samping viadoxin (doxycycline) :

  • Efek samping yang umum adalah diare, mual, muntah, disfagia, iritasi esofagus dan ruam merah pada kulit.
  • Efek samping lain namun kejadiannya jarang adalah hepatotoksisitas, pankreatitis, gangguan darah, reaksi hipersensitivitas (ruam, dermatitis eksfoliatif, sindrom Steven-Johnsons, urtikaria, angioedema, anafilaksis, perikarditis).
  • Sakit kepala dan gangguan penglihatan juga bisa terjadi. Hal ini adalah pertanda adanya benign intracranial hypertension. Hentikan pemakaian obat jika hal ini terjadi.
  • Efek samping jika diberikan pada bayi seperti Bulging fontanelles telah dilaporkan. Penggunaan pada bayi sangat tidak dianjurkan.
  • Antibiotik ini menghambat perkembangan gigi dan tulang termasuk untuk janin sehingga penggunaan oleh wanita hamil sebaiknya dihindari.
  • Seperti tetracycline, antibiotik ini bisa menyebabkan gigi kuning, abu-abu, coklat hingga hitam, terutama untuk bayi dan anak - anak dibawah 8 tahun.
  • Menyebabkan efek fotosensitifitas pada kulit (paparan cahaya matahari secara intens sebaiknya dihindari selama pemakaian antibiotik ini).
  • Obat golongan tetracycline dapat meningkatkan kelemahan otot pada pasien miastenia gravis dan eksaserbasi lupus eritematosus sistemik.

Perhatian

Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama menggunakan viadoxin (doxycycline) adalah sebagai berikut :

  • Obat ditelan utuh bersama dengan makanan dan air yang cukup.
  • Pemakaian harus dihentikan jika muncul ruam kulit atau tanda lain yang menunjukkan reaksi alergi.
  • Antibiotik ini diketahui ikut keluar bersama air susu ibu (ASI). Karena efek buruk obat ini pada gigi dan tulang anak-anak,  sebaiknya penggunaan obat ini selama menyusui dihindari.
  • Penggunaaan viadoxin (doxycycline) oleh anak yang sedang berada pada masa pertumbuhan tulang dan gigi, dan ibu hamil terutama trimester akhir, sangat tidak dianjurkan karena membahayakan pembentukan tulang.
  • Pasien yang terkena sinar matahari langsung atau sinar ultraviolet lebih mudah menderita kulit terbakar jika menggunakan obat ini.
  • Viadoxin (doxycycline) dapat menurunkan efektivitas pil KB.

Penggunaan oleh wanita hamil

FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan doxycycline kedalam kategori D dengan penjelasan sebagai berikut :

Terbukti beresiko terhadap janin manusia berdasarkan bukti-bukti empiris yang didapatkan dari investigasi, pengalaman marketing maupun  studi terhadap manusia . namun jika benefit yang diperoleh dipandang lebih tinggi dari resiko yang mungkin terjadi, obat ini bisa diberikan.

Hasil penelitian pada hewan menunjukkan bahwa obat ini mampu menembus plasenta, ditemukan di jaringan janin, dan dapat memiliki efek toksik pada janin yang sedang berkembang terutama mengganggu perkembangan kerangka.

interaksi obat

Berikut adalah viadoxin (doxycycline) dengan  dengan obat-obat lain :

  • Jika diberikan bersamaan dengan susu, antasida, suplemen kalsium, produk besi, dan obat pencahar yang mengandung magnesium efektivitas viadoxin (doxycycline) menurun.
  • Jika diberikan bersamaan dengan metotreksat risiko toksisitas metotreksat meningkat.
  • Karbamazepin, primidon, barbiturat dan fenitoin mempercepat metabolisme viadoxin (doxycycline) sehingga mengurangi efek farmakologisnya.
  • Siklosporin meningkatkan konsentrasi viadoxin (doxycycline) dalam plasma.

Dosis viadoxin

Viadoxin (doxycycline) diberikan dengan dosis sebagai berikut :

  • Dosis lazim dewasa dan anak di atas 8 Tahun (BB lebih dari 45 kg) :

Pada hari pertama : 200 mg 1 x sehari sebagai dosis tunggal atau 100 mg setiap 12 jam.

Dosis pemeliharaan : 100 mg / hari sebagai dosis tunggal atau 50 mg setiap 12 jam.

Untuk mengobati infeksi yang lebih berat, terutama infeksi saluran kemih kronis, dosis bisa ditingkatkan sampai 200 mg / hari selama perioda terapi.

  • Anak di atas 8 tahun (berat badan ≤ 45 kg)

Pada hari pertama : 4.4 mg / kg BB. Obat bisa diberikan sebagai dosis tunggal atau dosis terbagi dua pada hari pertama,.

Dosis pemeliharaan : 2.2 mg / kg BB sebagai dosis tunggal atau dosis terbagi dua. Untuk mengobati infeksi yang lebih berat, dosis bisa ditingkatkan sampai 4.4 kg / BB.

  • Dosis untuk mengobati akne vulgaris :

50-100 mg / hari selama 12 minggu.

  • Infeksi gonokokus tanpa komplikasi pada serviks, rektum atau uretra :

Viadoxin (doxycycline) oral 100 mg 2 x sehari selama 7 hari.

Disarankan dikombinasikan dengan antibiotik cephalosporin, misalnya  cefixime oral 400 mg dalam dosis tunggal atau ceftriaxone 125 mg intramuskular dalam dosis tunggal atau antibiotik quinolon misalnya ciprofloxacin oral 500 mg dalam dosis tunggal atau ofloxacin oral 400 mg dalam dosis tunggal.

  • Infeksi gonokokus tanpa komplikasi pada faring :

Viadoxin (doxycycline) oral 100 mg 2 x sehari selama 7 hari.

Disarankan dikombinasikan dengan antibiotik cephalosporin, misalnya  cefixime oral 400 mg dalam dosis tunggal atau ceftrixone 125 mg intramuskular dalam dosis tunggal atau antibiotik quinolon misalnya ciprofloxacin oral 500 mg dalam dosis tunggal atau ofloxacin oral 400 mg dalam dosis tunggal.

  • Tipus atau demam berulang yang disebarkan oleh kutu :

Oral 1 x sehari 100 atau 200 mg tergantung pada keparahan.

  • Terapi alternatif untuk mengurangi resiko tidak teratasinya demam berulang yang disebarkan oleh kutu :

Oral 100 mg setiap 12 jam selama 7 hari.

  • Early Lyme disease (Tahap 1 dan 2) :

Oral 2 x sehari 100 mg selama 14-60 hari, tergantung dari gejala klinis dan respons.

  • Infeksi rektal, endoservikal dan uretra tanpa komplikasi, pada dewasa yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis :

Oral 2 x sehari 100 mg selama 7 hari.

  • Epididymo-orchitis akut yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis atau Neisseria gonorrhoeae :

Oral 2 x sehari 100 mg + ceftrixone 250 mg intravena atau cephalosporin lain yang sesuai, dalam dosis tunggal. Pengobatan selama 10 hari.

  • Non gonococcal urethritis (NGU) yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis atau Ureaplasma urealyticum :

Oral 2 x sehari 100 mg selama 7 hari.

  • Sifilis primer dan sekunder (Pasien alergi penicillin yang tidak hamil) :

Oral 2 x sehari 100 mg selama 2 minggu.

  • Sifilis laten dan tersier (Pasien alergi penicillin yang tidak hamil) :

Oral 2 x sehari 100 mg selama 2 minggu, jika lama infeksi kurang dari satu tahun. Jika lebih, harus diberikan selama 4 minggu.

  • Acute pelvic inflammatory disease (PID) :

Pasien rawat inap : 100 mg setiap 12 jam ditambah cefoxitine 2 g intravena setiap 6 jam atau cefotetan 2 g intravena setiap 12 jam selama minimal 4 hari dan sekurang- kurangnya 24-48 jam setelah kondisi membaik. Kemudian lanjutkan dengan viadoxin (doxycycline) oral 2 x sehari 100 mg sehingga total terapi selama 14 hari.

Pasien rawat jalan : oral 2 x sehari 100 mg selama 14 hari sebagai terapi tambahan pada ceftriaxone 250 mg intramuskular 1 x sehari atau cefoxitine 2 g intramuskular, ditambah probenesid oral 1 g dosis tunggal diminum bersamaan, atau injeksi cephalosporin generasi ketiga lainnya (misal, seftizoxim atau cefotaxime).

  • Terapi malaria falciparum yang resisten pada klorokuin :

200 mg / hari selama sekurang-kurangnya 7 hari. Dikombinasikan dengan kuinin.

  • Untuk profilaksis malaria :

Dewasa : 100 mg / hari.

Anak di atas 8 tahun : 2 mg / kg BB diberikan 1 x sehari.

  • Lymphogranulomavenereum yangdisebabkan oleh Chlamydia trachomatis :

Oral 2 x sehari 100 mg selama minimum 21 hari.

  • Terapi dan profilaksis selektif kolera :

Dewasa, 300 mg dosis tunggal.

  • Pencegahan scrub typhus :

Oral, 200 mg sebagai dosis tunggal.

  • Pencegahan traveler’s diarrhea :

Pada hari pertama : 200 mg 1 x sehari sebagai dosis tunggal atau 100 mg setiap 12 jam, diikuti dengan 100 mg / hari selama tinggal diarea tersebut.

  • Pencegahan leptospirosis :

Oral, 200 mg setiap minggu selama tinggal diarea yang beresiko dan 200 mg pada akhir perjalanan.

  • Terapi Leptospirosis :

Oral 2 x sehari 100 mg selama 7 hari.

  • Inhalational anthrax (pasca terpapar) :

Dewasa : oral 2 x sehari 100 mg selama 60 hari.

Anak BB < 45 kg : 2.2 mg / kg BB, oral 2 x kali sehari selama 60 hari. Berat badan ≥ 45 kg sama dengan dosis dewasa.

Terkait

  • merk-merk obat dengan kandungan zat aktif doxycycline
  • Obat yang termasuk antibiotik golongan tetracycline

29 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
How Doxycycline Works for Acne. Verywell Health. (https://www.verywellhealth.com/treating-acne-with-doxycycline-15837)
Hélène Peyriere, Alain Makinson, Hélène Marchandin, Jacques Reynes, Doxycycline in the management of sexually transmitted infections, Journal of Antimicrobial Chemotherapy, Volume 73, Issue 3, March 2018, Pages 553–563, https://doi.org/10.1093/jac/dkx420. Oxford Academic. (https://academic.oup.com/jac/article/73/3/553/4647739)
Questions and Answers for Consumers on Doxycycline. U.S. Food and Drug Administration (FDA). (https://www.fda.gov/drugs/bioterrorism-and-drug-preparedness/questions-and-answers-consumers-doxycycline)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app