HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Valdimex Tablet: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Waktu baca: 5 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Valdimex adalah obat yang digunakan untuk terapi jangka pendek pada penderita ansietas (kecemasan), insomnia, terapi tambahan pada kondisi putus alkohol, kejang demam, spasme otot, dan lainnya
  • Valdimex mengandung diazepam yang harus dibeli dengan menyertakan resep dokter. Tersedia dalam sediaan tablet 2 mg dan 5 mg
  • Hindari menggunakan obat Valdimex untuk ibu hamil terutama pada trimester pertama ataupun ibu menyusui, serta yang memiliki riwayat hipersensitif pada diazepam
  • Efek samping yang umum dari pemakaian Valdimex adalah mengantuk, kesulitan koordinasi, kelelahan, kelemahan otot, ataksia, dan kepala terasa ringan
  • Pemakaian obat Valdimex harus dihentikan jika muncul ruam kulit atau tanda lain yang menunjukkan reaksi alergi karena bisa berakibat fatal
  • Klik untuk mendapatkan Valdimex atau obat saraf otak lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD

Valdimex adalah obat yang digunakan untuk terapi jangka pendek pada penderita ansietas (kecemasan), insomnia, terapi tambahan pada kondisi putus alkohol akut, status epileptikus, kejang demam, dan spasme otot. Valdimex mengandung diazepam, obat yang termasuk golongan benzodiazepine.

Berikut ini adalah informasi lengkap valdimex yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.

Mengenai Valdimex

Golongan

Harus dengan resep dokter

Kemasan

valdimex dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :

  • Dos 10 x 10 tablet 2 mg
  • Dos 10 x 10 tablet 5 mg

Kandungan

tiap kemasan valdimex mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :

  • Diazepam 2 mg / tablet
  • Diazepam 5 mg / tablet

Sekilas tentang zat aktif Valdimex

Diazepam adalah obat yang digunakan sebagai obat penenang, anti konvulsan, dan relaksan otot. Obat ini biasanya digunakan dalam situasi seperti kecemasan, kejang otot, dan sulit tidur. Obat ini sebaiknya hanya digunakan dalam terapi jangka pendek. Diazepam termasuk obat golongan benzodiazepine yang bekerja dengan cara meningkatkan efek dari neurotransmitter gamma-Aminobutyric acid (GABA).

Manfaat Valdimex

Berikut ini adalah beberapa kegunaan valdimex (diazepam) :

  • Valdimex (diazepam) terutama digunakan untuk pengobatan jangka pendek pada ansietas atau insomnia (sulit tidur), kejang demam, kecemasan, dan kepanikan.
  • Sebagai tambahan untuk menghilangkan kejang otot rangka karena spasme refleks patologi lokal.
  • Digunakan juga sebagai obat premedikasi untuk menginduksi sedasi, anxiolysis, atau amnesia sebelum prosedur medis tertentu (misalnya, endoskopi).
  • Sebagai tambahan untuk menangani gejala putus alkohol akut, obat ini berguna dalam mengurangi gejala-gejala agitasi akut, tremor, dan halusinasi.
  • Obat pilihan untuk mengobati ketergantungan benzodiazepine.

Kontra indikasi

  • Jangan digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif pada diazepam atau obat golongan benzodiazepine lainnya.
  • Hindari penggunaan obat ini pada pasien myasthenia gravis, insufisiensi pernapasan berat, insufisiensi hati berat, insufisiensi ginjal berat, insufisiensi pulmoner akut, kondisi fobia dan obsesi, psikosis kronik, serangan asma akut, dan sleep apnea sindrom.
  • Kontraindikasi pada glaukoma sudut sempit akut.
  • Hindari menggunakan obat ini untuk wanita hamil terutama pada  trimester pertama atau ibu menyusui.
  • Tidak boleh digunakan sebagai terapi tunggal pada depresi atau ansietas dengan depresi.

Efek samping Valdimex

Berikut adalah beberapa efek samping valdimex (diazepam) :

  • Efek samping yang umum adalah mengantuk, kesulitan koordinasi, kelelahan, kelemahan otot, ataksia, dan kepala terasa ringan.
  • Efek samping yang lebih jarang misalnya nyeri kepala, vertigo, perubahan salivasi, gangguan saluran cerna, ruam kulit, dan gangguan penglihatan.
  • Efek samping yang lebih serius, tetapi kejadiannya relatif jarang  misalnya depresi pernapasan, ketergantungan, gangguan mental, amnesia, kebingungan, kelainan darah dan sakit kuning, retensi urin, dan hipotensi.
  • Efek samping paradoks dapat terjadi, termasuk kegelisahan, lekas marah, kegembiraan, memburuknya kejang, insomnia, kram otot, perubahan libido, dan dalam beberapa kasus, kemarahan dan kekerasan. Efek samping ini lebih mungkin terjadi pada anak-anak, orang tua, dan individu dengan riwayat penyalahgunaan obat atau alkohol dan atau agresi.
  • Obat ini meningkatkan risiko kejang jika digunakan terlalu sering pada pasien pengidap epilepsi.
  • Penggunaan jangka panjang dapat mengakibatkan toleransi, ketergantungan, dan gejala putus obat pada pengurangan dosis.

Dosis Valdimex

Valdimex (diazepam) diberikan dengan dosis sebagai berikut :

  • Anak

Usia sampai 6 tahun : 3 x sehari 1-2 mg.

Usia 6-14 tahun : 3 x sehari 2-4 mg.

  • Dewasa

dosis lazim 3 x sehari 2-5 mg. Bila perlu dosis dapat ditingkatkan menjadi 3 x sehari 10 mg.

Interaksi obat

Berikut adalah interaksi obat yang mengandung diazepam termasuk valdimex dengan obat-obat lain :

  • Obat-obat seperti barbiturat, fenotiazin, opioid, dan antidepresan meningkatkan efek valdimex (diazepam).
  • Obat yang mempengaruhi enzim hati sitokrom P450 dapat mengubah laju metabolisme valdimex (diazepam).
  • Valdimex (diazepam) meningkatkan efek depresi sentral dari alkohol, obat hipnotik / sedatif (misalnya, barbiturat), relaksan otot, antidepresan tertentu, antihistamin sedatif, opioid, dan antipsikotik, serta antikonvulsan seperti fenobarbital, fenitoin, dan carbamazepine.
  • Efek euforia opioid dapat ditingkatkan, yang menyebabkan peningkatan risiko ketergantungan psikologis.
  • Cimetidine, omeprazole, oxcarbazepine, tiklopidin, topiramate, ketoconazole, itraconazole, disulfiram, fluvoxamine, isoniazid, erythromycin, probenesid, propranolol, imipramine, ciprofloxacin, fluoxetine, dan asam valproat memperpanjang aksi valdimex (diazepam) dengan menghambat eliminasinya.
  • Teofilin dapat menghambat efek valdimex (diazepam).
  • Valdimex (diazepam) dapat menghambat efek levodopa (digunakan dalam pengobatan penyakit Parkinson).

Perhatian

Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama menggunakan valdimex (diazepam) adalah sebagai berikut :

  • Pemakaian obat harus dihentikan jika muncul ruam kulit atau tanda lain yang menunjukkan reaksi alergi karena bisa berakibat fatal.
  • Obat ini menyebabkan pusing dan mengantuk, jangan mengemudi, menyalakan mesin, atau mengerjakan pekerjaan yang memerlukan konsentrasi tinggi saat menggunakan obat ini.
  • Berikan dengan hati-hati untuk pasien lanjut usia. Kurangi dosis jika diperlukan. Dosis dibatasi pada jumlah efektif terkecil untuk menghalangi perkembangan ataksia atau sedasi (2 mg - 2.5 mg 1 x sehari atau 2 x sehari, bisa ditingkatkan secara bertahap sesuai kebutuhan).
  • Jangan menggunakan obat ini dalam jangka panjang karena bisa menyebabkan ketergantungan. Potensi ketergantungan meningkat pada pasien dengan riwayat penyalahgunaan alkohol atau narkoba.
  • Dosis yang lebih rendah direkomendasikan untuk pasien dengan insufisiensi pernapasan kronis, karena risiko depresi pernapasan.
  • Valdimex (diazepam) tidak dianjurkan dalam pengobatan pasien psikotik dan tidak boleh digunakan sebagai pengganti perawatan yang tepat.
  • Penghentian pemakaian obat secara mendadak setelah penggunaan jangka panjang berpotensi berbahaya.
  • Diazepam masuk ke dalam air susu ibu (ASI). Jangan menggunakan obat ini selama menyusui.
  • Reaksi kejiwaan dan paradoks diketahui bisa terjadi akibat penggunaan obat-obat golongan benzodiazepin (lihat Efek samping). Jika hal ini terjadi, penggunaan obat harus dihentikan. Efek samping ini lebih sering terjadi pada anak-anak dan orang tua.

Penggunaan oleh wanita hamil

FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan diazepam kedalam kategori D dengan penjelasan sebagai berikut :

Terbukti beresiko terhadap janin manusia berdasarkan bukti-bukti empiris yang didapatkan dari investigasi, pengalaman marketing maupun  studi terhadap manusia. namun jika benefit yang diperoleh dipandang lebih tinggi dari resiko yang mungkin terjadi, obat ini bisa diberikan.

Seperti obat golongan benzodiazepin lainnya, diazepam bersifat lipofilik dan cepat menembus membran, sehingga dapat menyeberang ke plasenta dengan serapan obat yang signifikan. Penggunaan diazepam pada akhir kehamilan, apalagi dengan dosis tinggi, bisa mengakibatkan sindrom bayi floppy, hipotonia, keengganan untuk mengisap, sianosis, hipotermia, dan depresi pernafasan moderat.

Peningkatan risiko cacat bawaan dan kelainan perkembangan lain yang terkait dengan penggunaan obat golongan benzodiazepin selama kehamilan juga telah dilaporkan.

Artikel terkait


20 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Diastat C-IV (diazepam rectal gel) Rectal Delivery System; Diastat AcuDial C-IV (diazepam rectal gel)Rectal Delivery System. (2016, December). Retrieved from
Drug Enforcement Administration pharmacist’s manual. (2010). Retrieved from (http://www.deadiversion.usdoj.gov/pubs/manuals/pharm2/pharm_manual.pdf)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app