Hipotermia - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 4, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Agu 5, 2019 Waktu baca: 3 menit

Hipotermia adalah penurunan suhu tubuh yang berbahaya sampai mengancam nyawa dan harus segera ditangani segera. Suhu tubuh normal yaitu berkisar antara 36.5 – 37.50C. Dikatakan hipotermia apabila terjadi penurunan suhu tubuh dibawah 350C.

Pada saat suhu tubuh turun, maka jantung, sistem saraf dan organ-organ tubuh lain tidak dapat bekerja secara normal. Apabila kondisi ini terus berlanjut, maka hipotermia dapat menyebabkan kegagalan jantung dan sistem pernafasan yang dapat menimbulkan kematian.

Hipotermia dapat terjadi pada semua usia, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, bahkan lanjut usia. Namun pada bayi, anak-anak, dan orang lanjut usia memang lebih rentan.

Apa Saja Gejala Hipotermia?

Gejala awal yang dapat terlihat saat tubuh mulai kedinginan adalah menggigil. Menggigil merupakan suatu mekanisme pertahanan tubuh untuk menghasilkan panas sehingga suhu tubuh kembali normal. Sedangkan gejala-gejala lain umumnya tidak khas dan berbeda-beda pada setiap orang, sehingga seringkali orang tidak sadar jika sedang mengalami hipotermia.

Selain menggigil, gejala yang dapat timbul dari hipotermia ringan adalah sebagai berikut :

  • Pusing
  • Lapar
  • Mual
  • Laju nafas meningkat
  • Denyut jantung meningkat
  • Sulit berbicara
  • Lemas
  • Gangguan koordinasi gerak

Apabila kondisi ini terus berlanjut, maka akan berkembang menjadi hipotermia berat dengan gejala-gejala sebagai berikut :

  • Berhenti menggigil
  • Penurunan kesadaran
  • Mengigau atau berbicara bergumam
  • Tidak dapat berkonsentrasi
  • Nadi melemah dan lambat
  • Laju pernafasan melambat

Pada bayi, gejala hipotermia yang timbul berbeda dari orang dewasa. Contoh gejala hipotermia pada bayi, antara lain :

  • Warna kulit kemerahan dan dingin
  • Sangat lemas, tidak memiliki energi
  • Suara tangisan yang lemah

Apa Penyebab Hipotermia?

Hipotermia terjadi saat tubuh mengeluarkan panas jauh lebih cepat dibandingkan kemampuan tubuh untuk memproduksi panas itu sendiri, sehingga suhu tubuh akan menurun secara drastis.

Penyebab paling sering yang dapat menyebabkan terjadinya kondisi ini adalah paparan terhadap cuaca dingin atau air dingin yang ekstrim dan berkepanjangan. Apabila seseorang tidak mengenakan pakaian hangat yang cukup dan tidak ada tindakan lain untuk mengatasi suhu dingin tersebut, maka gejala dari hipotermia dapat semakin parah.

Contoh kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya hipotermia, antara lain :

  • Tidak mengenakan pakaian hangat di cuaca yang dingin.
  • Mengenakan pakaian basah terus menerus
  • Tenggelam
  • Pemanas ruangan yang tidak berfungsi dengan baik
  • Pendingin udara yang terlalu berlebihan

Faktor Risiko

Beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena hipotermia antara lain :

  • Orang lanjut usia

Hal ini dikarenakan kemampuan tubuh pada orang lanjut usia untuk mengatur suhu tubuh dan merasakan dingin berkurang. Pada sebagian kasus, orang yang sudah tua juga sulit berkomunikasi untuk menjelaskan bahwa dirinya sedang kedinginan dan tidak mampu pindah ke tempat yang lebih hangat.

  • Bayi dan anak-anak

Hal ini dikarenakan pada bayi dan anak-anak memiliki luas permukaan tubuh per berat badan yang lebih besar dibandingkan orang dewasa, sehingga kemungkinan untuk kehilangan panas lebih besar. Pada bayi, kemampuan tubuh untuk melakukan mekanisme pengaturan suhu tubuh masi belum sempurna. Sedangkan pada anak-anak, biasanya senang cuaca dingin sehingga tidak menyadari jika sedang mengalami hipotermia.

Orang yang mengalami gangguan mental sering mengalami hipotermi karena seringkali tidak mengenakan pakaian dan tidak menyadari cuaca dingin.

  • Kecanduan obat-obatan terlarang dan alkohol

Pada orang yang kecanduan alkohol, kemampuan tubuhnya untuk menggigil berkurang dan juga terjadi pelebaran pembuluh darah di dalam tubuh sehingga walaupun merasa hangat tetapi terjadi pengeluran panas yang lebih besar. Pada orang yang sedang kecanduan alcohol dan obat-obatan terlarang, maka kemampuan berpikirnya juga akan menurun.

Penggunaan obat-obatan seperti obat anti-depresi, anti-psikotik, dan sedatif dapat mengganggu fungsi tubuh mengatur suhu.

  • Kondisi medis tertentu

Pada beberapa penyakit atau gangguan medis lainnya dapat menyebabkan kemampuan tubuh untuk mengatur suhu terganggu. Sebagai contoh hipotiroid, kurang nutrisi, stroke, trauma medulla spinalis, luka bakar, dehidrasi, dan sebagainya.

Bagaimana Mengobati Hioptermia?

Prinsip utama penanganan hipotermia adalah untuk megembalikan suhu tubuh ke normal. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk membantu orang yang mengalami hipotermia antara lain :

  • Penolong harus tenang dan jangan panik
  • Pasien yang hipotermia tidak boleh dipijat-pijat atau terlalu banyak digerakan karena beresiko menimbulkan henti jantung mendadak
  • Pindahkan pasien dari tempat yang dingin ke tempat yang kering dan hangat
  • Lepaskan pakaian yang basah, apabila pasien tenggelam
  • Selimuti dengan selimut hangat dan kering
  • Pantau laju pernafasan dan denyut nadi, jika laju pernafasan dan denyut jantung berhenti segera lakukan pertolongan pertama resusitasi jantung paru.
  • Jika pasien masih sadar, berikan makanan dan minuman hangat yang manis, tidak mengandung alkohol dan tidak mengandung kafein.
  • Kompres hangat di daerah leher, dada, dan lipat paha.
  • Jangan memberikan panas secara langsung ke pasien, seperti air panas atau lampu penghangat karena dapat merusak kulit dan mengganggu irama jantung sehingga beresiko terjadi henti jantung.

Apabila dengan pertolongan pertama tersebut, kondisi pasien masih belum mengalami perbaikan, maka pasien harus segera dibawa ke dokter.


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
DerSarkissian, C. WebMD (2017). What is Hypothermia? (https://www.webmd.com/a-to-z-guides/what-is-hypothermia)
Brouhard, R. Verywell Health (2018). An Overview of Hypothermia. (https://www.verywellhealth.com/hypothermia-overview-4161047)
Krucik, G. Healthline (2016). What Causes Hypothermia? (https://www.healthline.com/health/hypothermia)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app