HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Ovarian Torsion - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 27, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Ovarium atau indung telur adalah organ yang terletak di kiri dan kanan rahim. Ovarium berfungsi untuk menghasilkan sel telur dan berperan dalam proses menstruasi. Untuk dapat berada di posisinya, ovarium disanggah oleh ligamen pada bagian atas dan bagian sampingnya.

Torsi ovarium adalah suatu kondisi yang terjadi ketika ligamen yang berada di sekitar ovarium terpuntir. Pelintiran ini dapat memotong aliran darah ke ovarium dan tuba fallopi (saluran yang menghubungkan indung telur dengan rahim).

Torsi ovarium dapat menyebabkan nyeri hebat dan gejala lain karena puntiran akibat torsi ovarium menghambat aliran darah pada ovarium. Jika penyumbatan darah berlanjut terlalu lama, maka dapat menyebabkan kematian jaringan.

Torsi ovarium biasanya hanya mempengaruhi satu ovarium. Dokter juga dapat menyebut kondisi ini torsi adneksa

Apa yang menyebabkan terjadinya Torsi Ovarium?

Torsi dapat terjadi jika ovarium tidak stabil. Misalnya, akibat pengaruh adanya kista atau massa ovarium sehingga dapat menyebabkan posisi ovarium menjadi miring, dan membuatnya tidak stabil.

Anda juga memiliki resiko mengalami torsi ovarium jika Anda:

  • memiliki sindrom ovarium polikistik
  • memiliki ligamentum ovarium yang panjang
  • pasca operasi ligasi tuba
  • sedang hamil
  • sedang menjalani perawatan hormonal, biasanya untuk infertilitas, yang dapat merangsang ovarium.

Meskipun kondisi ini dapat terjadi pada wanita dan anak perempuan pada usia berapapun, kondisi ini paling sering ditemukan pada wanita usia produktif.

Gejala Torsi Ovarium

Torsi ovarium dapat menyebabkan:

  • nyeri parah pada perut bagian bawah
  • kram
  • mual
  • muntah

Gejala-gejala ini biasanya muncul tiba-tiba dan tanpa peringatan. Dalam beberapa kasus, rasa sakit, kram, dan nyeri di perut bagian bawah mungkin datang dan pergi selama beberapa minggu. Hal ini dapat terjadi karena ovarium berusaha memutar kembali ke posisi yang benar.

Kondisi ini tidak pernah terjadi tanpa rasa sakit. Jadi jika Anda mengalami mual atau muntah tanpa rasa sakit, Anda memiliki kondisi mendasar yang berbeda. Jika hal ini terjadi, segera periksakan diri Anda ke dokter.

Bagaimana cara mencegah terjadinya Torsi Ovarium?

Torsi ovarium tidak sepenuhnya dapat dicegah. Namun ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko terjadinya torsi ovarium dengan cara :

  • tetap berolahraga tetapi menghindari latihan yang melibatkan melompat.
  • Pemberian pil KB dan bentuk kontrasepsi hormonal lainnya dapat membantu mencegah kista pada indung telur Anda, sehingga dapat mengurangi risiko mengalami torsi ovarium. Namun sebelum Anda mulai menjalani terapi hormonal seperti penggunaan pil KB, diskusikan dengan dokter Anda terlebih dahulu.

Bagaimana penanganan Torsi Ovarium?

Diagnosa

Jika Anda mengalami gejala torsi ovarium, segera periksakan diri Anda ke dokter atau rumah sakit terdekat. Semakin lama kondisinya tidak diobati, semakin besar kemungkinan Anda mengalami komplikasi.

Setelah menilai gejala dan meninjau riwayat medis Anda, dokter akan melakukan pemeriksaan panggul untuk menentukan apakah nyeri perut bagian bawah disebabkan oleh ovarium yang mengalami torsi. 

Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan USG transvaginal untuk melihat indung telur, saluran tuba, dan aliran darah.

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan darah dan urin untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis lain yang memiliki gejala yang serupa, seperti:

Walaupun dokter Anda dapat membuat diagnosis awal torsi ovarium berdasarkan temuan-temuan pada pemeriksaan di atas, diagnosis pasti biasanya dapat ditegakan selama operasi korektif.

Pengobatan Torsi Ovarium

Operasi

Penanganan utama torsi ovarium dilakukan melalui operasi. Dokter akan menggunakan salah satu dari dua prosedur operasi untuk mengoreksi posisi indung telur yang mengalami torsi, yang meliputi:

  • Laparoskopi: Prosedur operasi ini adalah prosedur minimal invasif yang dilakukan dengan sayatan yang sangat kecil dan peralatan yang lebih canggih. Dokter Anda dapat merekomendasikan operasi ini jika Anda sedang hamil.
  • Laparotomi: Prosedur ini dilakukan dengan pembedahan perut bagian bawah yang kemudian dokter akan mengoreksi posisi indung telur secara manual.

Pada keadaan tertentu yang menyebabkan pasien kehilangan darah dan telah menyebabkan kematian jaringan di sekitarnya- dokter dapat melakukan operasi pengangkatan yang dapat dilakukan dengan beberapa metode yang meliputi:

  • Ooforektomi: Prosedur operasi yang dilakukan untuk mengangkat salah satu ovarium yang mengalami torsi.
  • Salpingo-Ooforektomi: Prosedur operasi yang dilakukan untuk mengangkat ovarium dan saluran tuba yang mengalami torsi. Dokter juga dapat merekomendasikan prosedur ini untuk mencegah kekambuhan pada wanita yang mengalami pascamenopause.

Seperti halnya operasi, risiko prosedur ini mungkin termasuk pembekuan darah, infeksi, dan komplikasi dari penggunaan obat bius.

Penggunaan obat-obatan

Dokter dapat merekomendasikan obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas untuk membantu meringankan gejala selama pemulihan:

Jika rasa sakit sangat parah, dokter Anda mungkin akan meresepkan opioid seperti:

Dokter Anda mungkin akan meresepkan pil KB dosis tinggi atau bentuk KB lainnya untuk mengurangi risiko kekambuhan.


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Holly Ernst, P.A., Ovarian Torsion (https://www.medicalnewstoday.com/articles/322666.php), 2 August 2018.
Deborah Weatherspoon, PhD, RN, CRNA, Ovarian Torsion (https://www.healthline.com/health/womens-health/ovarian-torsion), 10 November 2017.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app