Naproxen: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 5, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Mar 27, 2019 Waktu baca: 3 menit

Naproxen adalah obat NSAID (nonsteroidal anti-inflammatory drug). Naproxen bekerja dengan menurunkan hormon yang menyebabkan peradangan dan nyeri pada tubuh. 

Naproxen digunakan untuk mengatasi rasa nyeri atau peradangan yang disebabkan karena arthtitis, ankylosing sponfylitis, tenditis, bursitis, asam urat atau kram perut akibat datang bulan. 

Tablet Naproxen lambat lepas adalah bentuk Naproxen yang bekerja secara perlahan, yang digunakan untuk mengobati kondisi kronis seperti arthritis atau ankylosing spondylitis. Naproxen bentuk tablet lepas lambat tidak bekerja dengan cepat untuk mengobati rasa nyeri akut.

Mengenai Naproxen

Golongan:

Obat resep

Kemasan:

Tablet

Kandungan:

Antiinflamasi nonsteroid 

Ketersediaan Naproxen

Naproxen tersedia dalam dua tipe, naproxen biasa dan naproxen sodium, Naproxen biasa berbentuk tablet yang lepas langsung, lepas lambat atau suspensi yang diminum. Naproxen sodium berbentuk tablet lepas langsung dan lepas lambat. Naproxen juga tersedia sebagai obat yang dijual bebas.

Manfaat Naproxen

Pemberian resep naproxen berbentuk tablet minum digunakan untuk mengobati rasa nyeri dan radang pada kondisi yang bervariasi. Naproxen dikonfirmasi dapat mengobati:

  • Rheumatoid arthritis
  • Osteoarthritis
  • Ankylosing spondylitis
  • Juvenile Arthritis
  • Rasa nyeri akibat datang bulan
  • Tendonitis
  • Bursitis
  • Gejala gout

Efek Samping Naproxen

Segera dapatkan bantuan medis jika Anda mengalami tanda reaksi alergi karena menggunakan naproxen seperti: bersin-bersin, hidung yang meler atau mampet, nafas berdecit atau sulit bernafas, bintik-bintik merah pada kulit, bengkak pada wajah, bibir, lidah atau tenggorokan. Segera dapatkan bantuan medis apabila Anda mengalami gejala serangan jantung atau stroke seperti: nyeri di dada yang menyebar ke rahang atau pundak, mati rasa atau lemas pada salah satu bagian tubuh secara mendadak, cadel saat berbicara, merasa nafas pendek.

Hentikan penggunaan naproxen dan hubungi dokter apabila Anda mengalami:

  • Nafas yang pendek;
  • Bengkak atau berat badan meningkat secara cepat;
  • Tanda-tanda awal dari ruam kulit, meskipun ringan;
  • Tanda pendarahan pada perut – feses yang berdarah atau berwarna kehitaman, batuk-batuk darah atau muntah seperti bubuk kopi;
  • Masalah hati – mual-mual, rasa nyeri pada perut bagian atas, gatal-gatal, merasa lelah, gejala seperti flu, kehilangan nafsu makan, urin yang gelap, feses yang berwarna seperti lempung, penyakit kuning (bagian putih mata menjadi kuning);
  • Masalah ginjal – buang air kecil yang sedikit atau tidak sama sekali, rasa nyeri atau kesulitan pada saat buang air kecil, bengkak pada kaki atau pergelangan kaki, merasa lelah atau nafas pendek;
  • Sel darah merah yang rendah (anemia) – kulit yang pucat, merasa tubuh ringan atau nafas oendek, denyut jantung yang cepat, kesulitan berkonsentrasi; atau
  • Reaksi pada kulit yang parah – demam, radang tenggorokan, bengkak pada wajah atau lidah, rasa terbakar pada mata, nyeri pada kulit yang diikuti dengan ruam kulit kemerahan atau kebiruan yang menyebar (terutama pada wajah atau tubuh bagian atas) dan menyebabkan lecet dan mengelupas.

Efek samping naproxen yang umum antara lain:

  • Sembelit, nyeri ulu hati, nyeri perut, mual-mual
  • Sakit kepala, pusing, mengantuk
  • Memar, gatal, ruam
  • Bengkak
  • Telinga yang berdenging

Dosis dan Cara Penggunaan Naproxen

Berikut adalah dosis pemberian obat naproxen tergantung dari kondisi penyakit:

  • Asam urat: Dosis awal adalah 750 mg. Lalu dilanjutkan dengan 250 mg tiap 8 jam, hingga nyeri reda.
  • Nyeri otot dan sendi: Dosis awal adalah 500 mg, dengan dosis maksimal 1250 mg per hari.
  • Rheumatoid arthritis, osteoarthritis, ankylosing spondylitis: 500 mg-1 gram per hari, dibagi menjadi 2 jadwal konsumsi.

Untuk mencegah maag, minum naproxen bersama dengan susu, makanan atau antasida. Pemberian dosis disesuaikan dengan kondisi medis dan respon Anda terhadap pengobatan. 

Untuk mengurangi risiko mengalami pendarahan perut dan efek samping lainnya, gunakan naproxen dengan jumlah dosis yang paling rendah untuk beberapa saat. Jangan meningkatkan dosis atau meminum naproxen melebihi apa yang diarahkan. 

Pada kondisi arthritis yang masih berlangsung, lanjutkan penggunaan naproxen sesuai dengan arahan dari dokter. Untuk kondisi tertentu, seperti arthritis, membutuhkan waktu sekitar dua minggu dengan meminum naproxen secara rutin untuk agar Anda dapat merasakan manfaatnya secara penuh. 

Interaksi Naproxen

Obat naproxen dapat berinteraksi dengan obat-obatan lainnya, termasuk:

  • Bila dikonsumsi dengan aspirine dapat meningkatkan risiko tukan lambung.
  • Meningkatkan efek racun dari obat methotrexate.
  • Bila dikonsumsi dengan warfarin dapat meningkatkan risiko pendarahan pada saluran pencernaan.
  • Obat furosemide dapat menurunkan efek obat diuretik.
  • Meningkatkan konsentrasi lithium dalam darah.
  • Bila dikonsumsi dengan obat maag antasida atau cholestyramine dapat mengganggu penyerapan obat naproxen. 
  • Menganggu efek obat antihipertensi golongan beta-blocker, seperti propranolol.

Perhatian

  • Berhati-hati memberikan obat ini kepada lansia yang berusia di atas 65 tahun.
  • Beritahukan dokter jika memiliki riwayat penyakit asma, ulkus duodenum, tukak lambung, gangguan jantung, liver, radang usus hipertensi, diabetes atau kolesterol tinggi
  • Beritahu dokter jika sedang menggunakan obat-obatan lain. 
  • Beritahu dokter jika memiliki alergi terhadap naproxen atau OAINS lainnya.
  • Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi naproxen, segera konsultasikan diri ke dokter.

13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Stewart, M. Patient (2017). Naproxen Tablets for Pain and Inflammation. (https://patient.info/medicine/naproxen-tablets-for-pain-and-inflammation-naprosyn)
MIMS Indonesia (2018). Naproxen. (https://www.mims.com/Indonesia/drug/info/naproxen/)
Electronic Medicines Compendium (2016). Naproxen Tablets BP 250MG. (https://www.medicines.org.uk/emc/product/530/smpc)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app