Tinea Corporis - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 9, 2019 Update terakhir: Nov 9, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 5 menit

Tinea corporis adalah penyakit kulit karena infeksi oleh jamur dermatofita yang menyerang kulit halus (glaborous skin) seperti di wajah, leher, badan, lengan dan bokong. Dalam bahasa masyarakat kita dikenal dengan istilah "kurap".

Penyakit kulit ini sering sekali terjadi dan mudah menular, namun untungnya tinea corporis bukanlah suatu penyakit yang mengerikan, serius ataupun membahayakan jiwa penderitanya. Tetapi banyak dari penderitanya merasa malu, karena penyakit ini identik dengan kebersihan pribadi yang kurang baik.

Untuk itu, ketahuilah penyebab dan cara penularannya agar Anda mampu mencegahnya. Di samping itu, kenali juga gejalanya sedini mungkin agar mendapatkan pengobatan segera sebelum penyakit kurap ini meluas dan sulit diobati.

Seperti Apa Ciri-ciri dan Gejala Tinea Corporis?

Gejala tinea corporis biasanya muncul sekitar empat hingga 10 hari setelah berkontak dengan jamur penyebab. Tinea corporis muncul dengan gambaran klinis berupa ruam berbentuk sirkular (bulat) dengan tepi yang sedikit lebih meninggi dan berwarna kemerahan dibanding bagian tengahnya.

Kulit di bagian tengah lesi berbentuk cincin ini tampak sehat. Oleh karena itu gambaran ini disebut juga central healing, seolah-olah bagian tengahnya menyembuh. Biasanya ruam disertai dengan rasa gatal. Ruam bisa menyebar jika tidak ditangani dengan baik.

Gejala tinea corporis yang lebih berat meliputi ruam berbentuk cincin yang multipel dan saling bergabung satu dengan lainnya. Penderita juga bisa mengalami luka dan ulkus berisi nanah pada lokasi yang berdekatan dengan ruam berbentuk cincin.

Apa Penyebab Tinea Corporis?

Sekelompok jamur yang dikenal dengan nama dermatofita merupakan penyebab terjadinya tinea corporis. Jamur penyebab tersering adalah Trichophyton rubrum dan Tricophyton mentagrophytes.

Dermatofita memang hidup di substansi yang disebut keratin, yakni jaringan yang ditemukan di banyak bagian tubuh termasuk kuku, kulit dan rambut. Namun, pada tinea corporis, jamur tersebut tumbuh berlebihan dan menginfeksi kulit badan.

Jika ditinjau dari sisi penamaan, infeksi dermatofita pada area tubuh tertentu memiliki nama yang berbeda-beda. Tinea corporis merupakan infeksi jamur dermatofita yang terjadi pada badan. Sedangkan infeksi di daerah lain memiliki nama-nama sebagai berikut:

  • Tinea pedis, jika menyerang kaki. Disebut juga sebagai athlete’s foot atau kutu air.
  • Tinea kruris, jika menyerang tungkai. Disebut juga jock itch, misalnya kasus jamur di selangkangan.
  • Tinea kapitis, jika menyerang kepala. Disebut juga ringworm of the scalp.

Bagaimana Penyebaran dan Penularan Tinea Corporis?

Tinea corporis bisa menyebar secara langsung dan tidak langsung, yakni:

  • Penyebaran dari orang ke orang: kontak langsung dengan kulit orang yang terinfeksi dermatofita.
  • Binatang ke orang: kontak langsung dengan binatang peliharaan yang terinfeksi. Baik kucing maupun anjing bisa menyebarkan infeksi ke manusia. Begitu pula dengan kuda, kelinci, kambing dan juga babi bisa menyebarkan penyakit ini.
  • Barang ke orang: kontak tak langsung dengan objek tertentu seperti rambut dari orang yang terinfeksi, tempat tidur, pakaian, handuk dan lantai.
  • Tanah ke orang: meskipun jarang, tinea corporis bisa menyebar melalui kontak dengan tanah yang di dalamnya terdapat jamur penyebab.

Siapa yang Lebih Berisiko Terkena?

Sebagian besar orang memiliki risiko yang sama untuk terinfeksi dermatofita. Berdasarkan the National Health Service of the United Kingdom, sekitar 10 hingga 20 persen orang bisa terinfeksi jamur pada beberapa titik kehidupannya. Namun anak – anak cenderung lebih mudah terinfeksi tinea corporis dibandingkan orang dewasa.

Faktor – faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya tinea corporis meliputi:

  • Tinggal di daerah yang lembab atau kotor.
  • Keringat berlebih.
  • Ikut serta dalam olahraga dengan banyak kontak.
  • Penggunaan pakaian ketat.
  • Memiliki sistem imun yang rendah.
  • Berbagi pakaian, tempat tidur atau handuk dengan lainnya.

Bagaimana Memastikan Diagnosisnya?

Jika dokter menduga bahwa anda mengalami tinea corporis, maka dokter akan melakukan pemeriksaan kulit dan mungkin melakukan beberapa pemeriksaan untuk menyingkirkan kondisi kulit lainnya yang bukan disebabkan oleh jamur seperti dermatitis atopik, atau psoriasis.

Biasanya pemeriksaan kulit secara langsung sudah dapat menentukan diagnosis. Namun apabila dokter masih belum yakin, maka biasanya diperlukan pemeriksaan penunjang, misalnya kerokan kulit dengan mengambil lapisan tipis permukaan kulit Anda yang dicurigai.

Selanjutnya, Dokter akan mengobservasi hasil kerokan kulit yang diperoleh dari area yang terinfeksi dengan menggunakan mikroskop untuk melihat adanya jamur. Sampel pemeriksaan juga bisa dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan kultur (dibudidaya) guna melihat pertumbuhan jamur.

Pengobatan Tinea Corporis

Obat antifungi topikal over-the-counter (OTC) atau obat anti jamur topikal yang dapat dibeli bebas biasanya cukup untuk mengobati tinea corporis. Topikal maksudnya obat-obatan yang digunakan di luar, bisa dalam bentuk bedak, salep, atau krim. Obat antijamur tersebut diaplikasikan langsung pada area yang terinfeksi.

Perhatikan komposisinya, beberapa obat bebas untuk mengobati infeksi jamur di apotek biasanya mengandung bahan aktif sebagai berikut:

Jika infeksi jamur menyebar, memberat atau tidak memberikan respon dengan pengobatan di atas maka dokter perlu meresepkan obat topikal yang lebih kuat atau bisa juga dengan pemberian obat anti jamur oral (obat minum). Griseofulvin merupakan salah satu obat yang sering diresepkan sebagai pengobatan oral infeksi jamur. Baca juga: Obat Kurap Tinea Corporis Paling Ampuh

Komplikasi atau Penyulit

Infeksi tinea corporis bukanlah penyakit serius dan kejadian komplikasi sangat jarang terjadi. Jika hal itu terjadi, maka bisa diperkirakan bahwa jamur telah menyebar ke bagian bawah kulit yang lebih dalam. Orang – orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah seperti pasien HIV atau AIDS bisa mengalami perburukan gejala dan mengalami komplikasi.

Di samping itu, penyakit kurap juga dapat disertai dengan adanya infeksi sekunder oleh bakteri. Hal ini terjadi ketika rasa gatal yang digaruk terus menerus dapat menyebabkan iritasi dan atau luka pada kulit sehingga terjadilah infeksi oleh bakteri. Infeksi sekunder ditandai dengan adanya nanah, rasa nyeri, atau demam. Jika hal ini terjadi, maka diperlukan pengobatan dengan antibiotik.

Pencegahan Tinea Corporis

Tinea corporis bisa dicegah dengan cara menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi, meliputi kontak langsung maupun kontak tak langsung dengan penderita. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencegah tinea corporis yakni:

  • Hindari penggunaan handuk, topi, sikat rambut dan pakaian secara bergantian terutama dengan orang yang terinfeksi.
  • Bawa binatang peliharaan anda ke dokter hewan jika dicurigai terinfeksi jamur.
  • Jika anda terinfeksi tinea corporis maka perhatikan higienitas personal anda. Usahakan untuk selalu menjaga kebersihan diri misalnya dengan mandi dua kali sehari, selalu mengganti pakaian terutama jika lembab, hindari penggunaan pakaian yang terlalu ketat dan tak menyerap keringat.
  • Hindari garukan pada area yang terinfeksi.
  • Setelah mandi, keringkan kulit dengan baik terutama pada kulit di sela jari, dan pada kulit yang saling bersentuhan (lipatan) seperti di lipat paha, bawah payudara, dan ketiak.

14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Stöppler, M. MedicineNet (2017). Ringworm. (https://www.medicinenet.com/ringworm/article.htm)
Cafasso, J. Healthline (2017). Ringworm of the Body (Tinea Corporis). (https://www.healthline.com/health/tinea-corporis)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app