Tipes Pada Bayi

Dipublish tanggal: Mar 7, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Agu 8, 2019 Waktu baca: 3 menit
Tipes Pada Bayi

Penyakit Tipes Pada Bayi

Bayi yang jatuh sakit tentu perlu dikhawatirkan. Daya tahan tubuh anak masih belum maksimal untuk melawan infeksi dari luar tubuh. Penyakit tipes tidak hanya menyerang anak-anak dan orang dewasa, bayi juga rentan terkena infeksti tipes yang sangat sulit ditentukan gejalanya. 

Gejala tipes disebabkan infeksi kuman bernama Salmonella typhi yang tertular dari makanan yang tercemar infeksi atau dari paparan orang dewasa yang pernah terjangkit infeksi tipes namun belum terobati secara maksimal.

Kuman penyembuhan tipes pada bayi membutuhkan waktu yang lama karena infeksi secara awal berkembang cepat dengan menyerang saluran pencernaan sehingga menganggu imunitas bayi yang menyebabkan bayi terlihat lemas dan rewel. 

Gejala Tipes Pada Bayi

Masa intubasi kuman Salmonella adalah antara 10 hingga 20 hari. Pada waktu tersebut akan muncul gejala minimal yaitu badan lemas, dan suhu tubuh mulai meningkat.

Pada pasien dewasa, gejala yang ditimbulkan adalah sakit perut, demam, sakit otot, lemas, batuk, hilang nafsu makan, diare, dan muncul bintik-bintik. 

Demam akan semakin tinggi pada minggu kedua yang disertai gangguan pencernaan. Tetapi berbeda dengan gejala tipes pada bayi, usia bayi masih sulit untuk mengungkapkan perasaan yang dialami, bayi cenderung menangis dan rewel. 

Pada pemeriksaan fisik tubuh bayi terasa panas hingga 40 derajat lalu naik turun selama beberapa minggu, bayi sering muntah dan diare setelah makan. Konstipasi dan pembesaran hati dan limpa juga sering terjadi pada beberapa bayi yang menyebabkan perut terlihat buncit. 

Pada pemeriksaan mulut lidah terlihat kotor dan napas yang berbau tidak sedap. Demam pada bayi yang tidak ditatalaksana segera dapat menyebabkan gejala syok , hipotermi, hingga koma.

Pemeriksaan Tipes Pada Bayi

Bayi dengan gejala demam tipes perlu dilakukan pemeriksaan darah jika demam tidak menurun hingga minggu kedua. Diagnosis melalui pemeriksaan darah dilakukan karena pada minggu kedua, infeksi tipes mulai memasuki peradaran darah dengan cepat. 

Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah dengan spesimen urin dan tinja, tetapi hasil yang ditemukan tidak semaksimal keberhasilan dengan pemeriksaan darah. Tes widal juga ditujukan pada seseorang dengan gejala demam tifoid

Hasil titer widal akan menunjukkan peningkatan yang menandakan bahwa penyakit tersebut dapat didiagnosa sebagai tipes.

Kunci utama dalam diagnosis tipes pada bayi adalah dengan mengikuti gejala yang diderita seperti adanya demam naik turun, gejala saluran pencernaan dan pembesaran organ, juga adanya resiko gangguan saraf yang menimbulkan penurunan kesadaran

Pada pemeriksaan laboratorium darah ditemukan kuman tipes ditambah hasi tes widal yang meningkat hingga mencapai titer 1/320.

Penanganan tipes pada bayi

Penanganan utama pada kasus tipes pada bayi adlah dengan melengkapi cairan tubuh serta istirahat yang cukup. Pengobatan dengan antibiotik digunakan untuk membunuh infeksi kuman penyebab penyakit. 

Standar obat antibiotik yang digunakan sesuai WHO adalah fluorokuinolon. Golongan fluokoruinolon terdiri dari siprofloksasin dan ofloksasin yang diminum selama 7 hingga 10 hari. 

Tetapi standar yang diberikan Ikatan Dokter Anak Indonesia untuk penanganan tipes pada bayi dan anak-anak adalah dengan menggunakan kloramfenikol. Dosis kloramfenikol diberikan selama 10 hingga 14 hari hingga demam turun.

Selain kloramfenikol obat ampisilin juga dapat diberikan dengan rentang waktu yang sama. Sayangnya demam tidak menurun dengan cepat dengan ampisilin. Antibiotik lain seperti TMP-SMZ ( Trimetropin sulfamerokzasol) juga menjadi pilihan walaupun tidak sebagus kloramfenikol. 

Pemberian obat-obatan juga diikuti perbaikan kondisi bayi, pemberikan infus cairan laktat dan parasetamol dapat membantu melengkapi cairan tubuh dan mengurangi demam.

Kebersihan lingkungan harus diperhatikan. Kontak kuman dari lingkungan luar dapat menular ke bayi dengan cepat sehingga menimbulkan gejala yang beresiko tinggi terjadi penyakit. 

Selalu lindungi bayi dari paparan lingkungan luar seperti menyentuh benda-benda kotor, memasukkan tangan kedalam mulut, dan interkasi dengan orang sakit. 

Beri asupan ASI yang cukup terutama pada bayi berusia kurang dari 6 bulan dan perlu tambahan MPASI pada bayi diatas 6 bulan. Jangan lupa untuk melakukan imuniasi secara berkala sehingga terhindar dari penyakit lain. JIka timbul gejala, segeralah bawa anak ke dokter untuk diberikan penanganan dini. 


15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Ryan ET, et al. Treatment and prevention of enteric (typhoid and paratyphoid) fever. https://www.uptodate.com/contents/search.
Anwar E, et al. Vaccines for preventing typhoid fever. Cochrane Database of Systematic Reviews. http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/14651858.CD001261.pub3/abstract.
Hohmann EL. Treatment and prevention of typhoid fever. http://www.uptodate.com/home.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app