Sindrom Kuku Kuning, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Sindrom kuku kuning apabila terjadi pada penderita limfedema akan memiliki gejala berupa bengkak yang terjadi pada wajah, tangan ataupun alat kelamin. Keadaan ini pada umumnya terjadi beberapa saat setelah warna kuku mengalami perubahan.
Dipublish tanggal: Sep 4, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit

Kuku kuning atau yang biasa dikenal dengan sindrom kuku kuning dapat menyerang siapa saja tanpa memandang pria atau wanita. Sebenarnya ini termasuk sebuah kondisi langka yang berpengaruh ke kuku kaki dan tangan. 

Penyakit lain yang biasanya menyertai adalah gangguan pernafasan dan pembengkakan getah bening yang terletak di tungkai bagian bawah. 

Selain itu kondisi ini mempuyai kaitan erat dengan efusi pleura (terdapat cairan yang menumpuk pada paru paru), limfoedema (kondisi tangan membengkak), infeksi sinus atau bronkitis kronis

Penyebab munculnya sindrom kuku kuning ini belum dapat diketahui dengan pasti. 

Dalam beberapa kasus genetik atau faktor keturunan adalah penyebab yang paling banyak terjadi, dimana masalahnya memiliki keterkaitan dengan aliran getah bening atau limfatik dan lymphedema distichiasis juga dapat mengakibatkan timbulnya sindrom kuku kuning.

Kondisi kondisi tertentu seperti rheumatoid arthritis yang merupakan penyakit autoimun dan imunodefisiensi dapat membuat sindrom kuku kuning berkembang, selain itu sindrom kuku kuning bisa tumbuh dan berkembang sendiri pada kuku kaki ataupun tangan.

Selain itu, beberapa kondisi lain juga dapat menyebabkan kuku kuning, yaitu:

  • Diabetes.
  • Penyakit yang menyerang paru-paru seperti tuberkulosis dan bronkiektasis.
  • Penyakit hati, yang mengakibatkan kulit berubah menjadi kuning. (jaundice).
  • Beberapa obat seperti tetracycline, karotin, dan mepacrine.
  • Psoriasis, penyakit yang menyebabkan bintik-bintik di kulit.
  • Penggunaan cat kuku yang terlalu sering.
  • Gangguan pada tiroid.

Gejala 

Gejala sindrom kuku kuning yang paling utama adalah kuku akan menebal dan berubah warna menjadi kuning. Selain itu gejala lainnya adalah :

  • Kuku mulai mengalami kehilangan kutikula yang merupakan penutup kuku yang berfungsi sebagai pelindung.
  • Kuku akan mulai melengkung
  • Pertumbuhan kuku sangat lambat atau benar-benar berhenti.
  • Kuku akan lepas hingga akhirnya mengakibatkan hilangnya kuku.
  • Risiko infeksi yang terjadi di sekitar kuku menjadi sangat tinggi.

Sindrom kuku kuning apabila terjadi pada penderita limfedema akan memiliki gejala berupa bengkak yang terjadi pada wajah, tangan ataupun alat kelamin. Keadaan ini pada umumnya terjadi beberapa saat setelah warna kuku mengalami perubahan.

Sementara itu, apabila sindrom kuku kuning dialami oleh penderita efusi pleura, setelah warna kuku mengalami perubahan biasanya akan mengalami sesak nafas, batuk kronis dan nyeri dada yang cukup mengganggu.

Perawatan dan perawatan

Pada kasus sindrom kuku kuning tidak membutuhkan penanganan medis secara khusus, namu dokter akan menangani secara medis faktor faktor yang menjadi penyebab kuku kuning seperti bronkiektasi, efusi pleura dan lymphoedema.

Efusi pleura dapat ditangani dengan penggunaakn obat diuretik yang cukup efektif untuk mengeluarkan cairan berlebih pada paru paru dan juga tube thoracostomy yang merupakan sebuah prosedur medis yang berfungsi mengurangi kelebihan cairan pada paru paru.

Sedangkan lymphedema distichiasis, akan ditangani dengan memberikan rekomendasi perawatan untuk mengeringkan getah bening. Pada prosedur perawatan ini dokter akan menggunakan teknik pijat khusus untuk meningkatkan mengurangi pembengkakan dan sirkulasi.

Untuk sindrom kuku kuning yang diakibatkan oleh radang sendi, kanker ataupun AIDS, akan diobati dan dilakukan perawatan sesuai dengan penyakit yang mendasarinya.

Perubahan warna dan perubahan bentuk kuku yang terjadi pada sindrom kuku kuning biasanya permanen, tetapi dalam beberapa kasus tertentu warna dan bentuk pada kuku bisa kembali normal seperti semula. Perawatan yang biasanya dilakukan untuk mengatasinya adalah 


7 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
How to Get Rid of Yellow Nails. Byrdie. (Accessed via: https://www.byrdie.com/how-to-get-rid-of-yellow-nails-4795836)
Why Are My Nails Yellow?. Women's Health. (Accessed via: https://www.womenshealthmag.com/beauty/a19974266/yellow-nails/)
Yellow Nail syndrome. NORD (National Organization for Rare Disorders). (Accessed via: https://rarediseases.org/rare-diseases/yellow-nail-syndrome/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app