Recolfar: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 26, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Recolfar adalah obat yang mengandung colchicine untuk mencegah dan mengatasi serangan asam urat, terutama yang muncul mendadak dan menyebabkan nyeri intens.
  • Dosis Recolfar untuk asam urat akut adalah 1 mg diikuti 0,5 mg setelah 1 jam. Sedangkan untuk mencegah asam urat akut 2 x sehari 0,5 mg.
  • Gunakanlah obat ini setelah atau sebelum makan dan dianjurkan untuk banyak minum air putih setelahnya.
  • Hindari penggunaan Recolfar pada pasien yang hipersensitif terhadap kandungan obat, pasien dengan gangguan hati parah, atau pasien hemodialisis.
  • Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter sebelum menggunakan Recolfar pada ibu hamil atau menyusui.
  • Klik untuk mendapatkan Recolfar atau obat asam urat lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.

Recolfar adalah obat yang mengandung colchicine untuk mencegah dan mengatasi serangan gout (gejala asam urat). Terutama untuk gejala gout yang muncul mendadak dan menyebabkan rasa sakit yang intens, biasanya hanya melibatkan satu atau beberapa sendi jari kaki, lutut, atau pergelangan kaki.

Gout muncul karena terjadi kelebihan asam urat di tubuh. Asam urat ini akan membentuk kristal asam urat yang menyebabkan rasa sakit di persendian.

Meskipun Recolfar digunakan untuk mengatasi rasa sakit yang muncul dari serangan asam urat, obat ini bukanlah obat pereda rasa sakit sehingga tidak dapat digunakan untuk meringankan rasa sakit dari kondisi lainnya. Bahkan dapat meningkatkan risiko pendarahan usus jika digunakan bersamaan dengan obat NSAIDs (pereda nyeri).

Mengenai Recolfar

Jenis obatObat gout & hiperurisemia (asam urat)
KandunganColchicine
KategoriObat resep
KegunaanMencegah dan mengatasi serangan gout (radang sendi asam urat)
KonsumenDewasa
KehamilanKategori C untuk obat oral, Kategori D untuk obat parenteral
SediaanTablet, Recolfar 0,5 mg

Mekanisme Kerja Recolfar

Cara kerja Colchicine sebenarnya belum diketahui secara past. Namun, para peneliti menganggap bahwa senyawa ini dapat mengganggu siklus kristal monosodium urate pada jaringan sendi serta menghambat proses peradangan yang jadi penyebab serangan akut gout.

Colchicine juga bekerja menghambat laju pembentukan sel darah putih disekitar area yang meradang sehingga memutus siklus radang serta menghambat deposisi kristal asam urat.

Manfaat Recolfar

Recolfar digunakan untuk mengatasi kondisi kelebihan asam urat yang menyebabkan kondisi arthritis gout akut.

Kontraindikasi

Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini. Penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan Recolfar:

  • Memiliki riwayat hipersensitif atau alergi terhadap kandungan obat
  • Mengalami masalah pada organ hati yang parah
  • Pasien hemodialisis

Dosis Recolfar

Dosis yang tepat adalah yang diresepkan oleh dokter Anda setelah memeriksa kondisi penyakit dan kesehatan Anda. Adapun dosis Recolfar yang lazim digunakan adalah sebagai berikut:

Asam urat akut

  • Dosis dewasa: 1 mg diikuti 0,5 mg setelah 1 jam. Pemberian obat dapat dilanjutkan setelah 12 jam jika dibutuhkan, dengan dosis maksimum 0,5 mg setiap 8 jam sekali hingga gejala mereda. Pengobatan dapat diulangi paling tidak 3 hari setelahnya.

Pencegahan asam urat akut

  • Dosis dewasa: 2 x sehari 0,5 mg 

Petunjuk penggunaan:

  • Gunakanlah obat ini setelah atau sebelum makan dan dianjurkan untuk banyak minum air putih setelahnya.
  • Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
  • Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan 2 kali sehari berarti per 12 jam, 3 kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
  • Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Recolfar pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.

Efek samping Recolfar

Seperti halnya obat-obatan lainnya, colchicin memiliki beberapa efek samping Recolfar yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut:

Efek overdosis Recolfar

Penggunaan dengan dosis berlebihan dapat menimbulkan efek overdosis. Gejalanya umumnya akan timbul setelah beberapa jam kemudian diikuti mual, muntah, hingga diare berdarah karena pendarahan di pencernaan. Kemudian akan diikuti sensasi terbakar pada kerongkongan, perut dan kulit bahkan hingga kerusakan ginjal.

Jika hal itu, terjadi segeralah hubungi dokter untuk mendapat pertolongan segera.

Interaksi Recolfar

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Recolfar adalah:

  • Dapat menghambat penyerapan vitamin B12.
  • Meningkatkan risiko miopati dan rabdomiolisis jika digunakan dengan statins, fibrates, ciclosporin dan digoxin.
  • Meningkatkan konsentrasinya di darah jika digunakan dengan cimetidine dan tolbutamide.
  • Dapat menurunkan efektifitas terapi profilaksis gout jika digunakan dengan cytolytic antineoplastik.
  • Penggunaan dengan Phenilbutazone dapat meningkatkan risiko penyakit leukopenia dan trombocitopenia.
  • Penggunaan bersamaan dengan obat NSIDs dapat meningkatkan risiko luka dan pendarahan di saluran cerna.
  • Dapat berakibat fatal jika dikonsumsi bersama obat penghambat p-glikoprotein (contoh: ciclosporin), Ca channel blocker (contoh: diltiazemverapamil) dan penghambat HIV-protease.

Perhatian

Sebelum dan selama menggunakan obat Recolfar, harap perhatikan hal-hal di bawah ini:

  • Sampaikan pada dokter Anda jika pernah mengalami alergi terhadap kandungan obat ini.
  • Sampaikan juga jika Anda pernah menderita penyakit hati atau ginjal.
  • Hindari konsumsi alkohol karena dapat mengurangi efektifitas obat ini.
  • Obat ini dapat menghambat penyerapan beberapa nutrisi makanan di saluran pencernaan, seperti vitamin B12. Cukupi kebutuhan vitamin ini agar tidak kekurangan.
  • Obat ini dapat menurunkan produksi sperma, sehingga dapat menurunkan kemampuan pria dalam membuahi.
  • Dapat menyebabkan hasil positif palsu pada tes urin untuk mengetahui kadar eritrosit dan Hb.

Kehamilan dan Menyusui

Bolehkah Recolfar untuk ibu hamil dan menyusui?

  • Menurut FDA di Amerika Serikat (setara BPOM di Indonesia), Recolfar masuk dalam kategori C untuk obat oral dan kategori D untuk obat parenteral untuk ibu hamil. Hal ini berarti:
    • Obat oral: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan binatang percobaan tidak dapat dilakukan.
    • Obat parenteral: Terbukti menimbulkan risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh jika digunakan pada wanita hamil dapat dipertimbangkan (misalnya jika obat diperlukan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius dimana obat yang lebih aman tidak efektif atau tidak dapat diberikan).
  • Recolfar diketahui dapat terekstraksi ke dalam ASI ibu menyusui. Oleh karena itu, untuk keamaan bayi sebaiknya penggunaan obat ini oleh ibu menyusui hanya jika benar-benar sangat dibutuhkan saja.

Artikel terkait:


29 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Zhang Y, et al. (2012). Cherry consumption and the risk of recurrent gout attacks. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3510330/)
Questions and answers about gout. (2012). (http://www.niams.nih.gov/Health_Info/Gout/)
Ragab G, et al. (2017). Gout: An old disease in new perspective - a review. (http://doi.org/10.1016/j.jare.2017.04.008)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app