HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. SCIENTIA INUKIRANA
Ditinjau oleh
DR. SCIENTIA INUKIRANA

Asam Urat - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Jan 24, 2019 Update terakhir: Des 27, 2021 Tinjau pada Apr 17, 2019 Waktu baca: 6 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Penyakit asam urat (hiperurisemia/gout) adalah suatu kondisi ketika kadar asam urat lebih tinggi dari batasan normalnya dalam darah;
  • Penyakit asam urat biasanya terjadi pada persendian lutut, jari tangan, dan pergelangan kaki;
  • Sejumlah faktor penyebab asam urat meliputi konsumsi makanan mengandung tinggi purin, penyakit seperti obesitas hingga diabetes, atau penggunaan obat-obatan tertentu;
  • Gejala asam urat akut ditandai dengan area persendian terlihat memerah, terasa panas, membengkak, dan sangat nyeri walau hanya dengan sentuhan minimal;
  • Cara mencegah asam urat adalah dengan menghindari makanan tinggi purin, rutin berolahraga, menjaga berat badan ideal, dan minum air putih yang cukup;
  • Cara mengobati asam urat secara alami bisa dengan mengonsumsi makanan sumber vitamin C, memilih makanan yang sifatnya basa, atau konsumsi obat asam urat herbal;
  • Klik untuk mendapatkan obat asam urat ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD;
  • Dapatkan paket medical check up (MCU) asam urat dengan promo menarik dan dokter berpengalaman melalui HDmall;
  • Gunakan fitur chat untuk berbicara dengan apoteker kami secara gratis seputar obat dan pemeriksaan kesehatan yang Anda butuhkan.

Berdasarkan catatan sejarah, penyakit asam urat merupakan salah satu penyakit yang paling tua di dunia. Pasalnya, penyakit ini ternyata sudah dikenal sejak 2000 tahun yang lalu. 

Dalam beberapa literatur penyakit ini disebut sebagai ‘penyakit raja-raja’. Hal tersebut karena asam urat sering diasosiasikan dengan makanan-makanan enak dan lezat, yang pada zaman itu hanya dapat dinikmati kaum bangsawan. 

Di Indonesia sendiri, penyakit asam urat pertama kali diteliti oleh dokter Belanda yang bernama Dr. Van Den Horst pada tahun 1935. Beliau menemukan bahwa terdapat 15 pasien yang menderita penyakit asam urat kronis pada golongan masyarakat kurang mampu di pulau Jawa.

Terjadi peningkatan penderita penyakit asam urat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1990, dilaporkan prevalensi penyakit asam urat di Amerika Serikat adalah 2,9/1000 sedangkan pada tahun 1999 prevalensinya naik menjadi 5,2/1000 orang. Prevalensi penyakit asam urat bertambah dengan meningkatnya taraf hidup seseorang serta umumnya terjadi pada orang-orang di atas umur 75 tahun, namun tidak menutup kemungkinan penyakit ini menyerang kaum muda walaupun kemungkinannya kecil.  Sedangkan di Indonesia, prevalensinya diperkirakan 1,6-13,6/100.000 orang, prevalensi tersebut meningkat seiring bertambahnya usia. 

Apa itu asam urat?

Penyakit asam urat (hiperurisemia/gout) merupakan suatu kondisi gangguan metabolisme asam urat di dalam tubuh manusia di mana kadar asam urat lebih tinggi dari batasan normalnya dalam darah. Akibatnya, kondisi ini menyebabkan nyeri, pembengkakan, hingga rasa panas pada persendian tulang. 

Bila kadar asam urat pada jaringan tubuh meningkat, maka kristal asam urat yang menumpuk dapat menyebabkan peradangan (inflamasi) pada area persendian. Walaupun demikian, tak jarang kristal asam urat ini menumpuk dalam ginjal dan salurah kemih, serta menyebabkan terbentuknya batu pada kedua organ tersebut.

Penyakit asam urat biasanya terjadi pada persendian lutut, jari tangan, dan pergelangan kaki. Dibandingkan wanita, pria lebih rentan terkena penyakit ini dan risikonya meningkat seiring pertambahan usia. 

Meskipun bukan penyakit yang berbahaya, asam urat yang terus dibiarkan dalam jangka waktu yang lama tanpa penanganan serius bisa memicu komplikasi. Maka itu, penting untuk mengetahui penyebab dan cara mengatasinya sejak dini agar asam urat bisa diobati dengan baik dan mencegah kekambuhan.

Mengenal asam urat

Penyebab

Asam urat adalah zat sisa yang dihasilkan tubuh saat melakukan metabolisme terhadap purin. Purin itu sendiri merupakan zat yang terdapat pada tubuh manusia, biasanya juga ditemukan pada beberapa jenis makanan seperti daging merah, jeroan, alkohol, dan makanan laut. 

Asam urat umumnya akan larut dalam darah, lalu disalurkan ke ginjal untuk dibuang melalui urin. Saat tubuh tidak dapat membuang asam urat tersebut, maka ia akan menumpuk dalam tubuh dan kadarnya di dalam tubuh melebihi batas normal hingga terjadi kondisi hiperurisemia. 

Jika telah terjadi hiperurisemia, asam urat akan mengkristal dan menumpuk di sekitar persendian dalam bentuk kristal Monosodium Urat (MSU). Apabila dibiarkan terus-menerus, penumpukan kristal ini akan membentuk gumpalan keras bernama tofi, yang menyebabkan peradangan pada sendi dan jaringan di sekitarnya sehingga menimbulkan rasa sakit terutama saat digerakkan. Kondisi peradangan sendi inilah yang disebut penyakit asam urat (gout arthritis).

Faktor penyebab

Penyakit asam urat biasanya disebabkan oleh 2 hal. Pertama, kelebihan produksi asam urat di dalam tubuh akibat asupan sumber-sumber purin yang tinggi dari makanan. Kedua, laju pembuangan melalui ginjal yang tidak berjalan normal. 

Selain itu, ada beberapa faktor penyebab kemunculan penyakit asam urat, antara lain:

  • Gaya hidup. Asupan makanan yang mengandung banyak purin seperti daging, makanan laut, makanan dan minuman yang mengandung pemanis (fruktosa) serta konsumsi alkohol.
  • Kondisi tubuh pasien. Obesitas (kelebihan berat badan), penderita penyakit-penyakit seperti hipertensi, diabetes, sindrom metabolik, penyakit jantung dan ginjal.
  • Penggunaan obat tertentu. Pengguna obat-obatan seperti diuretic tiazid, niacin, aspirin dosis rendah, obat imunosupresif siklosporin dan tacrolimus.
  • Faktor genetika. Adanya riwayat keluarga yang pernah menderita penyakit asam urat dapat meningkatkan risiko seseorang menderita penyakit ini.
  • Faktor risiko lain, seperti usia dan jenis kelamin. Umumnya penyakit ini lebih sering menyerang pria daripada wanita, namun saat memasuki usia menopause risiko terserang penyakit ini meningkat pada wanita.

Gejala

Tanda dan gejala yang dapat muncul dari penyakit asam urat biasanya tergantung dari seberapa tinggi kadar asam urat dalam darah, seberapa parah penumpukan asam urat pada jaringan, serta pola hidup masing-masing pasien. 

Kadar normal asam urat dalam darah sekitar 2,4-6 mg/dl (pada wanita) dan 3,4-7 mg/dl (pada pria). Angka ini bisa bervariasi tergantung dari nilai baku masing-masing laboratorium.

Berbagai tanda dan gejala asam urat akut adalah:

  • Gejala seperti nyeri akan muncul pada area sendi jempol kaki, pergelangan kaki, dan area lutut kaki;
  • Area persendian terlihat memerah, terasa panas, membengkak, dan sangat nyeri walau hanya dengan sentuhan minimal;
  • Gejala dapat berlangsung selama 2-10 hari.

Sedangkan tanda dan gejala asam urat kronis meliputi:

  • Nyeri akan timbul berulang kali dan gerakan sendi menjadi tidak normal;
  • Kondisi kronis bisa menyebabkan rusaknya area sendi yang sifatnya permanen dan menyerang seluruh area persendian tubuh.

Pencegahan asam urat

Cara mencegah terkena penyakit asam urat antara lain:

  • Hindari makanan ataupun minuman dengan kandungan purin yang tinggi >150mg/100 gram. Syarat diet rendah purin yaitu 1-1,2 gram/ kg BB atau 10-15% kebutuhan energi total. Lemak tidak boleh lebih dari 30% dengan 10%-nya berasal dari protein hewani;
  • Hindari jeroan, daging merah (daging sapi, babi dan kambing), dan makanan laut (tuna, udang, kerang dan lobster). Biasanya dibatasi maksimal 113-170 gr/hari;
  • Hindari sayuran seperti daun singkong, bayam, kangkung dan melinjo karena kandungan purin pada sayuran ini cukup tinggi;
  • Hindari kacang-kacangan, karena mengandung purin yang tinggi;
  • Hindari makanan berlemak dan berminyak;
  • Hindari makanan dengan kandungan ragi seperti roti tawar putih;
  • Hindari makanan dengan kandungan fruktosa yang tinggi;
  • Hindari santan dan alkohol;
  • Makan makanan dengan kandungan karbohidrat kompleks;
  • Konsumsi susu rendah lemak;
  • Menjaga berat badan yang ideal dan rajin berolahraga;
  • Penuhi kebutuhan cairan tubuh dengan minum 2–3 L per harinya.

Pemeriksaan asam urat

Segera konsultasikan diri ke dokter jika muncul gejala asam urat yang mengganggu. Berikut adalah pemeriksaan yang mungkin dilakukan dokter untuk memeriksa penyakit asam urat:

  • Pemeriksaan fisik, dilakukan dengan memeriksa tanda–tanda vital, termasuk pemeriksaan fisik dan pemeriksaan status lokalis area yang dicurigai mengalami kondisi ini;
  • Pemeriksaan darah, untuk mengetahui kadar asam urat dalam darah;
  • Tes urine, bertujuan untuk dapat memeriksa kadar asam urat yang terkandung dalam urine selama 24 jam;
  • Foto rontgen, membantu mengetahui sumber penyebab terjadinya suatu peradangan area sendi;
  • Dual Energy Computerized Tomography (CT) scan, membantu dokter  mencari sumber penyebab masalah kesehatan dengan melihat dan menilai gambaran dari area persendian, walaupun tanpa disertai tanda dan gejala nyata yang mengarah pada peradangan sendi;
  • Ultrasonography (USG), membantu mendeteksi adanya penumpukan asam urat pada area sendi;
  • Biopsi sinovial, adalah pengambilan sampel dari cairan sendi untuk diteliti lebih lanjut di bawah mikroskop untuk memastikan sumber penyebab masalah kesehatan

Pengobatan asam urat

Pada dasarnya, penyakit asam urat tidak dapat disembuhkan. Pengobatan asam urat hanya bertujuan untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan serta mengontrol kadar asam urat di dalam darah untuk mencegah terjadinya komplikasi. 

Apabila masih tergolong ringan, Anda dapat mengobati asam urat secara alami untuk membantu mengatasi gejala. Namun apabila sudah parah, sebaiknya segara periksakan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.

Cara mengobati asam urat secara alami

Pengobatan asam urat secara alami bisa dilakukan dengan mengonsumsi atau menggunakan beberapa bahan alami dan aman. Beberapa cara alami mengobati asam urat yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:

  • Banyak minum air putih;
  • Pilih makanan yang bersifat basa;
  • Perbanyak konsumsi vitamin C;
  • Konsumsi cuka madu, jus lemon, atau buah ceri;
  • Konsumsi obat herbal asam urat. Obat herbal asam urat biasanya mengandung ekstrak sambiloto (Andrografis paniculata), temulawak (Curcuma xanthorriza), tempuyung (Sunchus arvensis), lada (Piper nigrum), dan rumput teki (Cyperus rotundus).

Pengobatan asam urat secara medis

Beri tahukan dokter mengenai gejala asam urat yang Anda alami, termasuk letak persendian yang terasa nyeri, waktu awal muncul gejala, dan seberapa sering Anda mengalami nyeri. Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk memastikan apakah Anda benar-benar menderita penyakit asam urat atau tidak.

Apabila Anda dipastikan menderita penyakit asam urat, dokter akan memberikan penanganan yang diperlukan. Beberapa obat asam urat yang mungkin diresepkan dokter antara lain:

  • Untuk membantu menghilangkan gejala: Obat-obat penghilang rasa sakit (analgetic) dan antiradang (anti inflamasi) berupa NSAID (ibuprofen, naproxen, celecoxib, piroxicam, diclofenac), asam mefenamat), kortikosteroid, dan colchicine. Salah satu merek obat yang mengandung asam mefenamat misalnya mefinal.
  • Untuk membantu menurunkan kadar asam urat dalam darah: Allopurinol atau Probenecid.

Jangan ragu untuk menemui dokter atau memeriksakan diri ke rumah sakit terdekat apabila asam urat Anda tak kunjung membaik atau menyebabkan ketidaknyamanan.


8 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Wiederkehr MR, Moe OW. Uric acid nephrolithiasis: a systemic metabolic disorder. Clin Rev Bone Miner Metab. 2011;9(3-4):207–217. doi:10.1007/s12018-011-9106-6 (https://doi.org/10.1007/s12018-011-9106-6)
Coburn BW, Bendlin KA, Sayles H, et al. Target serum urate: Do gout patients know their goal? Arthritis Care Res (Hoboken). 2016;68(7):1028-35. doi:10.1002/acr.22785 (https://doi.org/10.1002/acr.22785)
Khanna D, Fitzgerald JD, Khanna PP, et al. 2012 American College of Rheumatology guidelines for management of gout. Part 1: systematic nonpharmacologic and pharmacologic therapeutic approaches to hyperuricemia. Arthritis Care Res (Hoboken). 2012;64:1431–46. doi: 10.1002/acr.21772 (https://doi.org/10.1002/acr.21772)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app