6 Penyebab Berat Badan Naik Saat Puasa

Dipublish tanggal: Mei 6, 2019 Update terakhir: Okt 27, 2020 Waktu baca: 4 menit
6 Penyebab Berat Badan Naik Saat Puasa

Bulan Ramadhan sering kali dimanfaatkan oleh banyak orang untuk menurunkan berat badan. Sebab selama puasa, Anda tentu akan lebih mudah menahan rasa lapar dan haus, sehingga nafsu makan yang semua meningkat akan lebih mudah dikendalikan. 

Jika sebagian orang merasakan manfaat puasa dalam menurunkan berat badan, tapi ada juga yang malah mengalami hal sebaliknya. Bagi sebagian orang, puasa justru membuat jarum timbangan terus bergerak ke kanan. Kira-kira, apa saja penyebab berat badan naik saat puasa? Mari simak ulasannya berikut ini.

Iklan dari HonestDocs
Meso Slimming Treatment di Reface Clinic

Meso Slimming merupakan teknik non-bedah kosmetik dimana mikroskopis kecil dari obat-obatan kelas medis, vitamin, mineral dan asam amino disuntikkan ke dalam lapisan kulit. Penyuntikan dilakukan pada bagian atas dan tengah untuk mengatasi berbagai jenis masalah penumpukan lemak. Suntikan akan diberikan ke dalam mesoderm, yaitu lapisan lemak dan jaringan di bawah kulit. Befungsi untuk menghilangkan lemak tubuh yang tidak diinginkan dan selulit.

Penyebab berat badan naik saat puasa

Berikut berbagai penyebab berat badan naik saat puasa, di antaranya:

1. Kalap makan saat berbuka

Setelah seharian berpuasa, Anda mungkin sudah mulai ngidam dan membuat daftar makanan yang harus disantap saat berbuka. Ini tentu saja dilakukan demi memenuhi rasa lapar yang tertahan seharian. 

Selezat apa pun hidangan di meja makan, jangan sampai Anda kalap makan alias makan terlalu banyak saat berbuka. Alih-alih memenuhi rasa lapar, makan terlalu banyak justru bisa menyebabkan berat badan naik saat puasa. Hal ini dapat diperparah bila Anda langsung berbuka dengan makanan berat, tinggi lemak, dan kolesterol.

Ada baiknya, berbukalah dengan makanan yang ringan seperti 3 butir kurma dan air putih. Berikan kesempatan bagi sistem pencernaan Anda untuk kembali beradaptasi dengan makanan setelah seharian kosong.

Setelah 30-60 menit, barulah Anda boleh menyantap makanan utama berupa nasi dan lauk pauknya. Perbanyaklah makan sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan supaya berat badan Anda tetap normal selama berpuasa.

2. Kurang tidur

Berkurangnya durasi tidur di bulan Ramadhan ternyata tidak hanya menyebabkan ngantuk saat puasa, tapi juga meningkatkan berat badan. Anda mungkin jadi bertanya-tanya, kenapa kurang tidur malah menyebabkan berat badan naik saat puasa?

Iklan dari HonestDocs
Meso Slimming Treatment di Reface Clinic

Meso Slimming merupakan teknik non-bedah kosmetik dimana mikroskopis kecil dari obat-obatan kelas medis, vitamin, mineral dan asam amino disuntikkan ke dalam lapisan kulit. Penyuntikan dilakukan pada bagian atas dan tengah untuk mengatasi berbagai jenis masalah penumpukan lemak. Suntikan akan diberikan ke dalam mesoderm, yaitu lapisan lemak dan jaringan di bawah kulit. Befungsi untuk menghilangkan lemak tubuh yang tidak diinginkan dan selulit.

Selain perubahan pola makan, pola tidur Anda juga mengalami perubahan saat puasa. Jika biasanya Anda bisa bangun lebih siang, kini Anda harus bangun lebih pagi untuk makan sahur supaya nantinya kuat berpuasa seharian.

Tanpa disadari, berkurangnya jam tidur selama puasa menyebabkan metabolisme tubuh Anda ikut berubah. Akibatnya, tubuh akan memproduksi lebih banyak hormon leptin dan ghrelin, dua jenis hormon yang berperan penting terhadap rasa lapar dan nafsu makan.

Hormon leptin berfungsi untuk menekan rasa lapar, sementara hormon ghrelin berperan dalam merangsang nafsu makan. Semakin Anda kurang tidur, kedua hormon tersebut akan membuat Anda lebih mudah kelaparan dan nafsu makan. Maka tak heran jika Anda jadi kalap makan saat berbuka puasa.

Oleh karena itu, hindari kebiasaan begadang atau tidur larut malam selama di bulan Ramadhan. Cobalah tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari guna memperbaiki pola tidur Anda.

Baca Juga: 5 Cara Jitu Meningkatkan Kualitas Tidur Saat Puasa

3. Langsung tidur setelah sahur

Setelah kenyang makan sahur, kebanyakan orang merasa ngantuk dan memilih tidur kembali. Biasanya, hal ini dilakukan untuk mencegah ngantuk saat puasa di siang hari.

Iklan dari HonestDocs
Meso Slimming Treatment di Reface Clinic

Meso Slimming merupakan teknik non-bedah kosmetik dimana mikroskopis kecil dari obat-obatan kelas medis, vitamin, mineral dan asam amino disuntikkan ke dalam lapisan kulit. Penyuntikan dilakukan pada bagian atas dan tengah untuk mengatasi berbagai jenis masalah penumpukan lemak. Suntikan akan diberikan ke dalam mesoderm, yaitu lapisan lemak dan jaringan di bawah kulit. Befungsi untuk menghilangkan lemak tubuh yang tidak diinginkan dan selulit.

Namun, sekuat apa pun rasa ngantuk itu menyerang, usahakan jangan langsung tidur setelah sahur. Kebiasaan tersebut bisa jadi salah satu penyebab berat badan naik saat puasa, lho!

Langsung tidur setelah sahur dapat menghambat proses pencernaan makanan. Kalori dari makanan yang seharusnya dibakar, justru akan dibiarkan menumpuk di dalam tubuh. Akibatnya, perut jadi terasa begah, membuncit, dan menyebabkan berat badan naik saat puasa Ramadhan.

Baca Selengkapnya: Tidur Setelah Sahur, Apakah Boleh?

4. Jarang olahraga

Selain puasa makan dan minum, banyak orang yang juga ikut 'puasa' olahraga selama di bulan Ramadhan. Anda mungkin takut olahraga akan membuat badan cepat lelah dan haus, sehingga pada akhirnya Anda memilih tidur dan bermalas-malasan di rumah.

Malas gerak alias mager di bulan Ramadhan bisa menjadi penyebab berat badan naik saat puasa. Ini karena jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh tidak sebanding dengan jumlah kalori yang dibakar. Tanpa dibarengi dengan olahraga atau aktivitas fisik, maka akan semakin banyak kalori yang menumpuk dalam tubuh dan menyebabkan berat badan naik saat puasa.

Oleh sebab itu, usahakan untuk tetap rutin olahraga meskipun Anda sedang berpuasa. Pilihlah jenis olahraga yang ringan seperti jalan santai, bersepeda, atau sekadar naik tangga. Lakukan olahraga tersebut sembari ngabuburit atau mencari takjil supaya tidak terasa berat.

5. Obat-obatan tertentu

Coba ingat-ingat lagi, apakah Anda sedang mengonsumsi pil KB, obat diabetes, atau obat hipertensi? Jika iya, bisa jadi inilah penyebab berat badan naik saat puasa.

Ada beberapa jenis obat yang memiliki efek samping terhadap berat badan. Jenis obat-obatan tersebut meliputi:

Guna mencegah berat badan naik saat puasa, segera konsultasikan ke dokter. Dokter mungkin akan mengurangi dosis atau mengganti jenis obat supaya berat badan Anda lebih terkendali.

6. Berhenti merokok

Berat badan naik adalah keluhan paling umum yang dirasakan oleh para mantan perokok. Namun, bukan berarti Anda lantas boleh kembali merokok supaya berat badan kembali ideal, ya!

Secara umum, mantan perokok mengalami kenaikan berat badan sekitar 5 kilogram (kg) setelah berhenti merokok. Ada 3 penyebab utamanya, yaitu:

  • Mengganti kebiasaan merokok dengan ngemil 
  • Nikotin mempercepat metabolisme tubuh. Ketika Anda berhenti merokok saat puasa, efek nikotin dalam tubuh jadi menurun. Akibatnya, proses metabolisme jadi kembali normal dan bisa menyebabkan berat badan naik saat puasa.
  • Nafsu makan kembali normal setelah berhenti merokok

Tidak masalah jika Anda melampiaskan hasrat merokok dengan ngemil. Akan tetapi, hindari ngemil makanan manis seperti kue, permen, atau jus buah karena justru bisa membuat berat badan Anda kian melonjak.

Sebagai gantinya, pilihlah camilan yang lebih sehat seperti buah-buahan, popcorn, atau kacang. Cara ini sedikit banyak bisa membantu meredam gejala kecanduan nikotin sekaligus mencegah berat badan naik saat puasa.

Baca Selengkapnya: 4 Tips Ampuh Berhenti Merokok Saat Puasa

4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Intermittent fasting: Surprising update. Harvard Health. (https://www.health.harvard.edu/blog/intermittent-fasting-surprising-update-2018062914156)
Diet Myth or Truth: Fasting Is Effective for Weight Loss. WebMD. (https://www.webmd.com/diet/features/diet-myth-truth-fasting-effective-weight-loss#1)
11 Myths About Fasting and Meal Frequency. Healthline. (https://www.healthline.com/nutrition/11-myths-fasting-and-meal-frequency)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app