14 Pertanyaan Seputar Ramadhan dan Kesehatan Beserta Jawabannya

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 5 menit
14 Pertanyaan Seputar Ramadhan dan Kesehatan Beserta Jawabannya

Ramadhan adalah bulan dimana umat Islam yang telah akil baligh melaksanakan kewajiban berpuasa, yaitu menahan diri dari makan dan minum. Terkadang kegiatan puasa yang mengharuskan menahan lapar dan dahaga selama kurang lebih 14 jam ini terkadang menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

Pada beberapa kasus, orang-orang yang memiliki riwayat kesehatan maupun yang sedang dalam proses pengobatan merasa dilema pada saat Bulan Ramadhan. Mereka merasa berdosa jika meninggalkan puasa, namun di sisi lain kesehatan mereka mungkin terganggu jika melaksanakan ibadah puasa.

Oleh karena itu, pada artikel kali ini kami akan mengulas berbagai pertanyaan-pertanyaan kesehatan seputar puasa yang sering ditanyakan selama bulan suci Ramadhan beserta jawabannya. Jawaban-jawaban yang disajikan telah dikaji oleh para ahli medis dan peneliti Islam. Berikut ulasannya:

1. Bolehkah Penderita Diabetes Berpuasa?

Penderita diabetes yang dapat mengendalikan kadar gula darahnya dengan baik diperbolehkan berpuasa jika mereka dalam kondisi fit dan mengonsumsi obat secara teratur. Saat berpuasa jadwal pengobatan harus dikelola dengan baik. Oleh karena itu, penderita diabetes perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mengubah waktu pengobatan mereka. Andapun bisa menyimak artikel berikut: Cara Minum Obat Saat Berpuasa di Bulan Ramadhan

Bagi penderita diabetes yang perlu suntik insulin, untuk menjaga kesehatan mereka tidak diharuskan berpuasa.

2. Bolehkah Penderita Migrain Berpuasa?

Penderita migrain yang tidak terkendali atau selalu kambuh ketika lapar, tidak boleh berpuasa. Namun, jika migrain Anda selama ini dapat dikendalikan dengan rutin mengonsumsi obat yang tepat dan menjaga pola hidup sehat dengan rajin berolahraga dan makan secara teratur, maka Anda diperbolehkan berpuasa. Hubungi dokter untuk saran lebih lanjut tentang pengendalian migrain selama bulan puasa.

3. Bolehkah Penderita Tekanan Darah Tinggi atau Rendah, Berpuasa?

Seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi namun sudah terkendali atau terkontrol, diperbolehkan berpuasa. Anda mungkin memerlukan jadwal minum obat yang tepat selama Bulan Ramadhan agar kesehatan Anda tidak terganggu.

Seseorang yang memiliki tekanan darah rendah, tetapi kondisi tubuhnya secara umum sehat, diperbolehkan berpuasa. Pastikan Anda minum air putih yang cukup dan mengonsumsi makanan yang mengandung garam ketika berbuka dan sahur.

4. Apakah Puasa Berbahaya Bagi Ibu Hamil? Bolehkah Ibu Hamil Berpuasa?

Beberapa bukti medis menunjukkan bahwa puasa pada saat hamil adalah bukan ide yang bagus. Jika ibu hamil merasa kuat dan cukup sehat untuk berpuasa, terutama pada bagian awal kehamilan, maka tidak masalah, dia diizinkan berpuasa.

Namun jika dia tidak merasa cukup sehat untuk berpuasa, hukum Islam memberikan keringanan yang jelas untuk tidak berpuasa, namun harus membayar hutang puasa setelah melahirkan. Jika ibu hamil tidak mampu untuk melaksanakan ibadah puasa, maka ia harus membayar fidyah (seperti memberi makan fakir miskin). Lebih tepat konsultasikan dengan ustadz mengenai mengganti hutang puasa.

5. Apakah Ramadhan Saat yang Tepat untuk Berhenti Merokok?

Merokok buruk bagi kesehatan Anda dan Ramadhan adalah kesempatan besar untuk mengubah kebiasaan yang tidak sehat, termasuk merokok. Dengan berpuasa, seseorang diwajibkan menahan hawa nafsu termasuk keinginan untuk merokok. Selama Bulan Ramadhan, kita dilarang merokok dan harus menahannya sehari penuh.

Dengan demikian, pola hidup sehat tanpa menghisap rokok secara tidak sadar telah diamalkan oleh perokok selama Bulan Ramadhan. Oleh karena itu, cobalah bulatkan niat untuk berhenti merokok di bulan suci ini dan lanjutkan kebiasaan baik ini sekalipun Ramadhan sudah berakhir.

Tahukah Anda bahaya merokok? simak: 16 Penyakit Paling Berbahaya Akibat Merokok

6. Dari Usia Berapa Anak-Anak Diperbolehkan Berpuasa?

Anak-anak diwajibkan untuk berpuasa setelah mencapai masa pubertas atau remaja (Baligh). Berpuasa tidak berbahaya bagi remaja. Namun, hukum puasa sebelum usia baligh ditoleransi berbeda. Karena belum wajib hukumnya, puasa untuk anak-anak di bawah usia tujuh tahun tidak dianjurkan.

Namun, berpuasa adalah ide yang baik untuk membuat anak-anak menyadari kewajiban puasa dan berlatih puasa selama beberapa jam pada suatu waktu. Para orang tua biasanya mengizinkan anaknya yang masih di bawah umur untuk berpuasa hingga Adzan Dzuhur untuk melatih anak agar terbiasa berpuasa.

7. Bolehkahkah Menggunakan Inhaler Asma Selama Ramadhan?

Ahli Muslim memiliki pendapat yang berbeda-beda tentang masalah ini. Beberapa orang mengatakan bahwa menggunakan inhaler asma adalah tidak sama dengan makan atau minum, oleh karena itu diperbolehkan selama puasa. Dalam pandangan mereka, orang-orang dengan asma dapat berpuasa dan menggunakan inhaler mereka setiap kali mereka membutuhkan.

Namun, ulama lain mengatakan bahwa inhaler memasukkan sejumlah kecil obat dalam bentuk cair ke dalam paru-paru, sehingga dapat membatalkan puasa. Mereka mengatakan bahwa orang-orang dengan asma yang tak terkendali tidak boleh berpuasa sampai dapat mengendalikan asma dengan baik. Beberapa penderita asma dapat memilih menggunakan inhaler pereda asma reaksi lambat sehingga mereka bisa berpuasa. Hubungi dokter untuk saran lebih lanjut.

8. Bolehkah Berenang Selama Puasa?

Jawabannya boleh, tetapi tidak boleh sampai terminum airnya. Mandi atau berenang tidak berpengaruh pada aktivitas berpuasa asalkan tidak ada air yang tertelan dalam setiap kegiatan ini, sehingga dapat membatalkan ibadah puasa.

9. Bolehkah Seseorang Berpuasa jika Mereka Melakukan Transfusi Darah di Rumah Sakit?

Jawabannya tidak boleh. Seseorang yang menerima transfusi darah disarankan untuk tidak berpuasa dengan alasan medis. Mereka boleh berpuasa pada hari-hari ketika tidak ada transfusi yang diperlukan.

10. Bolehkah Berpuasa jika Sedang Mengonsumsi Obat Secara Rutin?

Jika Anda sakit saat sedang melaksanakan puasa, dan harus mengonsumsi obat untuk tindakan pemulihan atau penyembuhan, maka Anda diperbolekan tidak berpuasa. Anda dapat membayar hutang puasa dengan berpuasa pada hari-hari lain ketika Anda sehat.

Jika Anda melakukan pengobatan jangka panjang, hubungi dokter tentang apakah Anda bisa mengubah jadwal minum obat Anda, sehingga Anda dapat mengonsumsi obat di luar waktu puasa (berbuka-sahur).

Jika penyakit Anda tidak stabil, atau kurang terkontrol, Anda tidak boleh berpuasa. Mereka yang tidak mampu melaksanakan puasa karena penggunaan obat jangka panjang, harus membayar fidyah.

11. Apakah Ibu Menyusui Boleh Berpuasa?

Hukum Islam mengatakan bahwa ibu yang menyusui diberi keringanan untuk tidak berpuasa. Hutang puasa dapat dibayar dengan berpuasa di kemudian hari, atau membayar fidyah, setelah masa menyusui telah usai.

12. Bolehkah Pasien Minum Obat Tablet, Disuntik atau Menggunakan Koyo Saat Puasa?

Minum obat tablet dapat membatalkan puasa. Namun, suntikan, koyo, obat tetes telinga dan obat tetes mata tidak membatalkan puasa karena mereka tidak dianggap sebagai makanan dan minuman (meskipun ada perbedaan pendapat di kalangan ulama Muslim pada masalah ini). Hukum Islam mengatakan orang sakit diberi keringanan untuk tidak berpuasa.

13. Bolehkah Berpuasa jika Mengalami Dehidrasi yang Cukup Parah?

Anda dapat mengalami dehidrasi jika Anda tidak minum cukup air sebelum berpuasa. Dehidrasi dapat diperburuk oleh kondisi cuaca, dan kegiatan sehari-hari seperti berjalan untuk bekerja atau pekerjaan rumah tangga.

Jika Anda menghasilkan sangat sedikit urin, merasa pusing, atau pingsan karena dehidrasi Anda boleh membatalkan puasa dan minum air atau cairan lainnya. Islam tidak mengajarkan untuk merugikan diri sendiri dalam memenuhi kewajiban berpuasa. Jika masih sakit, puasa dapat diganti di kemudian hari.

14. Bolehkah Berpuasa Ketika Harus Rutin Cuci Darah?

Orang-orang yang rutin melakukan proses cuci darah tidak boleh berpuasa dan harus melakukan fidyah. Hemodialisis dilakukan sekitar tiga kali seminggu dan menyebabkan pergeseran yang signifikan dari cairan dan garam dalam tubuh. Pasien tersebut boleh tidak berpuasa dan harus membayarnya dengan fidyah, yakni memberi makan fakir miskin sebagaimana yang dijelaskan oleh ustadz yang ahli dibidang fiqih.

Nah, itulah tadi ulasan pertanyaan berikut jawabannya yang sering ditanyakan ketika memasuki Bulan Ramadhan. Semoga dengan membaca artikel ini, pembaca dapat tetap sehat meskipun dalam keadaan berpuasa. Simak pula artikel-artikel sehat selama bulan puasa:

  • Tips Sehat Berpuasa, Agar Anda Tetap Sehat dan Khusyu'
  • 12 Manfaat Puasa Ramadhan Bagi Kesehatan Fisik dan Mental
  • Panduan Sehat Menu Buka Puasa dan Sahur

18 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Diabetic Muslims Can Fast Safely During Ramadan. HealthHub. (https://www.healthhub.sg/live-healthy/1342/diabetic-muslims-can-fast-safely-during-ramadan)
Psycho-Social Behaviour and Health Benefits of Islamic Fasting During the Month of Ramadan. Open Access Journals. (https://www.omicsonline.org/psycho-social-behaviour-and-health-benefits-of-islamic-fasting-during-the-month-of-ramadan-2161-0711.1000178.php?aid=9594)
Health Capital and the Prenatal Environment: The Effect of Ramadan Observance During Pregnancy Douglas Almond and Bhashkar Mazumder. American Economic Journal: Applied Economics Vol. 3, No. 4 (October 2011), pp. 56-85. JSTOR. (https://www.jstor.org/stable/41288651?seq=1)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app