Lodem Tablet: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Waktu baca: 5 menit

Lodem adalah obat yang digunakan sebagai anti diabetes mellitus tipe 2 atau penyakit kencing manis. Lodem mengandung Gliquidone, obat anti diabetes oral yang termasuk ke dalam golongan sulfonilurea. Berikut ini adalah informasi lengkap Lodem yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.

pabrik

Dexa Medica

golongan

Harus dengan resep dokter

kemasan

Lodem dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :

  • Dos 10 x 10 tablet 30 mg

kandungan

Tiap kemasan Lodem mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :

  • Gliquidone 30 mg / tablet

Sekilas tentang zat aktif (nama generik)

Gliquidone adalah obat anti diabetes mellitus tipe 2 yang termasuk ke dalam golongan sulfonilurea. Seperti sulfonilurea lainnya, Gliquidone menurunkan kadar gula darah dengan cara merangsang pelepasan insulin dari pankreas β-sel dan mengurangi output glukosa dari hati. Pada pemberian jangka panjang, obat ini juga mempunyai efek ekstra pankreas yang bisa meningkatkan sensitivitas insulin pada situs target perifer.

Indikasi

Kegunaan Lodem (Gliquidone) adalah untuk pengobatan diabetes mellitus tipe 2 jika kadar gula darah tidak cukup dikendalikan dengan diet, latihan fisik dan penurunan berat badan saja. Obat anti diabetes oral golongan sulfonilurea digunakan untuk pasien yang tidak memiliki kelebihan berat badan, atau yang tidak dapat menggunakan metformin.

Kontra indikasi

  • Jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang mempunyai riwayat hipersensitif (alergi) terhadap Gliquidone atau obat-obat yang termasuk golongan sulfonilurea dan sulfonamide lainnya.
  • Penderita diabetes mellitus tipe 1, prekoma dan koma diabetes atau pasien yang dalam urinenya terdapat senyawa keton (ketoasidosis) dilarang menggunakan obat ini.
  • kontraindikasi untuk wanita hamil, ibu menyusui, penderita gangguan ginjal berat atau gangguan hati berat dan porfiria.
  • Tidak boleh digunakan pada penderita diabetes yang mengalami infeksi berat, trauma, dan kondisi parah lainnya di mana penggunaan obat yang mengandung gliquidone tidak memungkinkan.

Efek Samping Lodem

Obat ini bisa ditoleransi dengan baik. Efek samping yang terjadi umumnya ringan dan jarang terjadi. Berikut adalah beberapa efek samping Lodem (Gliquidone) yang umum terjadi :

  • Efek samping Lodem (Gliquidone) pada saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare, sembelit dan nyeri pada ulu hati.
  • Obat ini juga mempunyai efek samping seperti sakit kepala, demam, kenaikan berat badan, dan reaksi alergi pada kulit terutama pada orang-orang yang peka.
  • Hati-hati dengan resiko terjadinya hipoglikemia (kadar gula darah yang terlalu rendah), terutama jika digunakan untuk jangka waktu lama dan dengan dosis yang lebih tinggi. Gejala terjadinya hipoglikemia misalnya : kelaparan, berkeringant, gemetar, bingung dan mengantuk. Jika hipoglikemia terjadi dapat diatasi dengan mengkonsumsi karbohidrat. Jika pemberian karbohidrat secara oral dirasa tidak memungkinkan, dapat diberikan dextrose secara intravena atau glukagon 1 mg secara subkutan.

Perhatian

Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien jika menggunakan Lodem (Gliquidone) adalah sebagai berikut :

  • Obat ini digunakan bersama makanan. Jika digunakan dosis kecil dapat diambil hingga 30 menit sebelum sarapan.
  • Obat ini tidak boleh digunakan jika anda akan menjalani operasi, memiliki infeksi berat, penderita gangguan fungsi hati, gangguan ginjal terutama gagal ginjal, gangguan kelenjar adrenal atau kelenjar pituitari dan pasien lanjut usia (di atas 70 tahun).
  • Jangan menggunakan obat ini tanpa resep dokter atau menggunakannya melebihi dosis yang dianjurkan karena beresiko menyebabkan penurunan kadar gula darah secara drastis (hipoglikemia) yang bisa berakibat fatal.
  • Obat-obat golongan sulfonilurea bisa menyebabkan hemolisis akut. Oleh karena itu, penggunaan Lodem (Gliquidone) untuk orang-orang dengan defisiensi G6PD (enzim yang melindungi sel darah merah), harus mendapatkan perhatian serius. Pemakaian obat alternatif non-sulfonylurea perlu dipertimbangkan.
  • Karena resiko terjadinya hipoglikemia yang ditandai dengan tubuh yang lemah dan pusing, sebaiknya anda tidak menyalakan mesin atau mengemudi selama menggunakan anti diabetes oral seperti Lodem (Gliquidone).
  • Gliquidone diekskresikan melalui ASI. Ibu menyusui sebaiknya memilih anti diabetes yang lain.
  • Pengobatan disaat stres sebaiknya menggunakan terapi suntikan insulin.
  • Pengaturan pola makan dan aktivitas olahraga mungkin akan membantu proses pengendalian gula darah anda.
  • Jika anda mengalami efek samping yang berat misalnya terjadi reaksi alergi atau anda lemas karena penurunan gula darah yang drastis segera hubungi pihak medis.
  • Konsumsi alkohol dan paparan sinar matahari harus dibatasi karena dapat memperburuk efek samping Lodem (Gliquidone).

Penggunaan Lodem untuk wanita hamil

FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan Gliquidone kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :

Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.

Hasil studi pada hewan tidak selalu bisa dijadikan ukuran keamanan penggunaan obat pada manusia. Oleh karena penelitian secara klinis yang terkendali dengan baik belum dilakukan, dan mempertimbangkan efek buruk yang mungkin terjadi pada janin, wanita hamil sebaiknya tidak menggunakan obat-obat yang mengandung Gliquidone seperti Lodem.

Interaksi obat

Di bawah ini adalah interaksi dengan obat-obat lain jika digunakan secara bersamaan :

  • Efek hipoglikemik Lodem (Gliquidone) meningkat jika diberikan bersamaan dengan obat golongan ACE inhibitor (misal captopril), alkohol, allopurinol, beberapa analgesik, antijamur azole (miconazole, fluconazole), cimetidine, clofibrate dan senyawa terkait, antikoagulan coumarin, halofenate, heparin, octreotide, ranitidine, sulfinpyrazone, sulfonamid, antidepresan trisiklik, hormon tiroid, dan obat-obat MAOIs.
  • Antibiotik golongan chloramphenicol dan tetracycline (misalnya merk super tetra) juga meningkatkan efek Lodem (Gliquidone).
  • Obat golongan β-blocker meningkatkan efek hipoglikemia dan dapat menutupi tanda-tanda peringatan terjadinya efek samping.
  • Efek hipoglikemik berkurang jika digunakan bersamaan dengan adrenalin, aminoglutethimide, diazoxide, rifampin, chlorpromazine, obat kortikosteroid (misalnya dexamethasone), kontrasepsi oral, hormon, dan diuretik thiazide.

Dosis Lodem

Lodem (Gliquidone) diberikan dengan dosis berikut :

  • Dosis dewasa, dosis awal : 15 mg/hari sebelum makan pagi. Jika respon yang diharapkan belum memuaskan, maka dosis dapat ditingkatkan secara perlahan-lahan dengan setiap kenaikan sebesar 15 mg sampai mencapai dosis 45-60 mg/hari yang dapat dibagi dalam 2-3 x pemberian, dosis yang terbesar diberikan sebelum makan pagi.
  • Dosis maksimal : 60 mg/dosis atau 120 mg/hari.
  • Dosis dan frekuensi pemberian disesuaikan dengan kondisi individual tiap pasien, termasuk pengaturan diet yang dijalaninya.
  • Selama masa pengobatan, tes kadar glukosa darah dan glukosa urin perlu dilakukan untuk menentukan perlu tidaknya penyesuaian dosis.

Terkait


7 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Tian, H., Yang, J., Xie, Z., & Liu, J. (2018). Gliquidone Alleviates Diabetic Nephropathy by Inhibiting Notch/Snail Signaling Pathway. Cellular Physiology And Biochemistry, 51(5), 2085-2097. https://doi.org/10.1159/000495827. Karger Publishers. (https://www.karger.com/Article/Fulltext/495827)
Gliquidone - an overview. ScienceDirect. (https://www.sciencedirect.com/topics/neuroscience/gliquidone)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app