Lindungi Diri dari 7 Peenyakit Infeksi Vagina Selama Menstruasi

Pada saat menstruasi, tingkat keasaman pada vagina akan cenderung meningkat. Hal ini tentu dapat menyebabkan tumbuhnya jamur di area vagina semakin meningkat. Ada beberapa gejala yang dapat terjadi akibat infeksi di sekitar area vagina dan biasanya akan muncul sepekan sebelum haid.
Dipublish tanggal: Sep 9, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit

Menstruasi menjadi hal rutin terjadi pada wanita yang sudah mengalami masa pubertas. Saat masa menstruasi daerah kewanitaan harus dalam posisi yang bersih agar terhindar dari infeksi. 

Mengapa demikian? hal ini karena saat menstruasi terjadi, risiko infeksi vagina akan meningkat ketika kebersihan area vagina tidak terjaga. Untuk menghindari infeksi vagina, perlu dilakukan beberapa upaya untuk merawat area vagina supaya tetap bersih.

Perlu diketahui kondisi tingkat keasaman (pH) pada vagina secara normal berkisar antara 3, 8 sampai 4, 5. Pada saat menstruasi, tingkat keasaman pada vagina akan cenderung meningkat. Hal ini tentu dapat menyebabkan tumbuhnya jamur di area vagina semakin meningkat. 

Ada beberapa gejala yang dapat terjadi akibat infeksi di sekitar area vagina dan biasanya akan muncul sepekan sebelum haid. 

Akibat infeksi vagina, wanita dihadapkan kepada risiko serangan penyakit ini

Akibat kurang menjaga kebersihan pada area vagina jenis infeksi yang dapat terjadi adalah:

1. Klamidia (chlamydia)

Klamidia merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Penularan penyakit ini melalui hubungan seksual dengan pasangan yang tertular bakteri penyebab klamidia. Klamidia pada wanita mengakibatkan infeksi anus, leher rahim, ataupun tenggorokan. 

Untuk mencegah penyakit ini Anda dapat melakukan hubungan seksual yang sehat dengan satu pasangan.

2. Infeksi jamur atau candidiasis

Infeksi jamur dapat terjadi ketika kebersihan area vagina saat menstruasi tidak terjaga. Infeksi ini disebabkan oleh jamur Candida dan gejalanya sering menimbulkan gatal, iritasi hingga bengkak pada area vagina. 

3. Gonore

Gonore merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae

4. Vaginosis bakteri

Vaginosis bakteri merupakan infeksi pada vagina yang disebabkan oleh bakteri. Kondisi ini dapat terjadi ketika adanya ketidakseimbangan antara bakteri baik dan bakteri buruk pada vagina.

5. Vaginitis viral

Vaginitis viral merupakan penyakit kelamin yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit ini disebabkan oleh virus, salah satunya adalah herpes simplex virus atau HSV. 

6. Trikomoniasis

Trikomoniasis merupakan penyakit menular seksual yang sering menyerang wanita dan disebabkan oleh adanya organisme trikomonas vaginalis

7. Vaginitis non-infeksi/alergi

Reaksi alergi pada area vagina yang diakibatkan oleh bahan pencetus alergi.

Wanita memang lebih rentan terkena infeksi vagina baik ketika menstruasi maupun berhubungan seksual. 

Oleh karena itu ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperkecil risiko infeksi vagina yaitu rajin mengganti pembalut dengan teratur, membersihkan vagina dari darah dan cairan, menjaga area vagina agar tetap kering, membersihkan kemaluan dari depan ke belakang dan menggunakan kondom saat berhubungan seksual.

Cara menggunakan pembersih kewanitaan saat menstruasi

Bagi yang menggunakan cairan pembersih vagina terkadang mengalami ketakutan akan dampak negatif penggunaannya seperti vaginosis bakterial, radang panggul hingga kanker serviks

Hal ini disebabkan oleh cairan pembersih kewanitaan yang berperan menghilangkan kuman baik pada vagina sehingga memicu tumbuhnya kuman penyebab penyakit.

Efek negatif pada penggunaan pembersih kewanitaan di atas bisa disebabkan karena tata cara penggunaannya yang salah. Cairan pembersih kewanitaan tidak seharusnya disemprotkan atau dimasukkan ke dalam vagina melainkan cukup digunakan di area luar vagina (vulva). 

Penggunaan di daerah vulva cenderung lebih aman bahkan juga lebih bermanfaat.

Untuk menjaga kebersihan area vagina, Anda bisa memilih pembersih kewanitaan yang mengandung antiseptik, bisabolol, dan ekstrak lidah buaya. Kandungan antiseptik akan mengurangi jumlah bakteri di sekitar vagina. 

Bisabolol adalah ekstrak chamomile yang berperan mencegah peradangan dan menenangkan kulit. Kemudian ekstrak lidah buaya dapat membantu untuk mencegah virus masuk ke vagina, mencegah nyeri, mengatasi gatal, dan mencegah peradangan.

Perlu diketahui, selain manfaat di atas, lidah buaya juga mampu mempercepat penyembuhan luka episiotomi yaitu sayatan yang dibuat pada perineum agar memudahkan jalan bayi untuk keluar. Kondisi ini terjadi ketika ibu mengalami proses persalinan normal

Sehingga tidak heran bila ibu yang baru saja melahirkan dianjurkan untuk menggunakan pembersih kewanitaan yang mengandung bisabolol dan ekstrak lidah buaya.

Pembersih kewanitaan dikatakan sesuai aturan jika memiliki pH minimal 3, 8 dan maksimal 4, 5. Alangkah lebih baik penggunaan pembersih kewanitaan dikonsultasikan dengan dokter bagi yang dalam keadaan menyusui, ibu hamil, memiliki alergi atau sedang mengonsumsi obat tertentu. 

Selain itu jangan lupa untuk selalu membaca dan mengikuti aturan pakai dalam kemasan pembersih kewanitaan. 


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Shaaban OM, et al. (2015). Does vaginal douching affect the type of candidal vulvovaginal infection? DOI: (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26129887)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app