​Kanker Anus - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Jan 12, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 3 menit

Kanker anus merupakan jenis kanker yang termasuk langka. Apabila ini terjadi, sel kanker dari anus dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Pernahkah Anda bertanya-tanya, apa penyebab kanker anus dan bagaimana cara mengobatinya? Supaya tidak penasaran, mari simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Apa itu kanker anus?

Kanker anus adalah sebuah penyakit keganasan yang terletak di anus, bagian paling akhir dari rektum sebagai jalan keluarnya kotoran. Kanker anus bisa dialami oleh siapapun tanpa pandang bulu, baik pria maupun wanita. Namun, sekitar 80% kasus kanker anus ditemukan pada orang yang usianya lebih dari 60 tahun.

Meski demikian, orang yang usianya di bawah 60 tahun juga mungkin saja terkena kanker anus. Di bawah usia 35 tahun, kanker anus lebih banyak terjadi pada pria. Setelah menginjak usia 50 tahun ke atas, risiko kanker anus lebih banyak terjadi pada wanita.

Mengenai kanker anus

Penyebab

Kanker anus berasal dari pertumbuhan sel-sel abnormal yang tidak terkendali, kemudian membentuk suatu massa yang dikenal dengan tumor. Tumor yang memiliki sifat keganasan dapat berkembang menjadi kanker di bagian anus.

Penyebab kanker anus diduga berasal darigt;infeksi virus HPV (human papillomavirus), yaitu virus yang ditularkan melalui hubungan seksual. Kanker anus dapat juga berasal dari kanker pada bagian tubuh lain yang menyerang anus. Adanya mutasi genetik yang mengubah sel normal pada anus menjadi tidak normal juga bisa memicu kanker anus.

Selain itu, ada beberapa faktor lainnya yang dapat memicu kanker anus, di antaranya:

  • Berusia lebih dari 50 tahun
  • Nyeri pada anus, timbul kemerahan, dan bengkak
  • Gonta-ganti pasangan seksual
  • Melakukan seks anal
  • Merokok
  • Memiliki riwayat kanker vagina
  • Orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh rendah, misalnya pasien HIV atau penerima transplantasi organ

Gejala

Beberapa gejala kanker anus memiliki kesamaan dengan penyakit lain seperti wasir. Hal ini menyebabkan deteksi kanker usus jadi terhambat.

Berikut ini tanda dan gejala kanker anus, yaitu:

  • Perdarahan dari anus atau rektum
  • Nyeri di sekitar anus  
  • Terdapat masa atau gumpalan yang tumbuh di saluran anus
  • Rasa gatal pada anus 
  • Keluarnya cairan tidak normal dari anus 
  • Perubahan pergerakan usus, misalnya menjadi lebih sering buang air kecil, diare, atau sembelit
  • Tinja sedikit dan berlendir 
  • Susah menahan buang air besar
  • Nyeri perut
  • Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas
  • Rasa lelah dan lemas
  • Anemia karena kekurangan zat besi

Segera berkonsultasi dengan dokter apabila mengalami beberapa gejala kanker anus tersebut.

Pencegahan kanker anus

Sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker anus di antaranya:

  • Berhenti merokok.
  • Melakukan vaksinasi HPV, supaya terhindar dari infeksi virus HPV.
  • Melakukan kegiatan seksual dengan aman, misalnya menggunakan kondom saat melakukan seks anal.

Pengobatan kanker anus

Pemilihan terapi atau pengobatan kanker anus ditentukan berdasarkan stadium kanker, usia, letak kanker, dan kondisi kesehatan penderita. Jenis terapi utama untuk mengobati kanker anus adalah kombinasi kemoterapi dan radiasi. Sedangkan tindakan operasi baru akan dilakukan jika terapi tadi tidak membuahkan hasil yang maksimal.

Supaya lebih jelas, berikut ini penjelasan untuk setiap jenis pengobatan kanker anus:

Kemoterapi

Kemoterapi dilakukan dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh darah vena, baik melalui suntikan maupun obat oral. Kemoterapi biasanya dilakukan pada minggu pertama dan minggu kelima perawatan.

Efek samping yang timbul setelah kemoterapi antara lain mual, muntah, dan rambut rontok. Selain itu, kemoterapi juga dapat memengaruhi sel-sel tubuh lain yang masih sehat, misalnya saluran pencernaan. 

Radiasi

Radiasi dilakukan dengan menggunakan sinar X untuk membunuh sel kanker. Pengobatan kanker anus yang satu ini umumnya dilakukan selama 5-6 minggu.

Sama seperti kemoterapi, terapi radiasi juga dapat mempengaruhi sel-sel tubuh yang masih sehat di sekitar jaringan kanker. Hal ini dapat menimbulkan efek samping berupa kulit kemerahan, nyeri di sekitar anus, serta pengerasan dan penyempitan lubang anus. 

Operasi

Pada stadium kanker yang masih dini, pasien biasanya dianjurkan untuk operasi karena jaringan kanker masih berukuran kecil. Jaringan kanker tersebut adpat diambil tanpa merusak otot spinkter anus yang mengatur pergerakan usus.

Setelah operasi selesai, dokter bisa saja menyarankan kemoterapi dan radiasi untuk mempercepat penyembuhan. Namun, hal ini tergantung dari kondisi masing-masing pasien.

Perawatan paliatif

Merupakan perawatan pendukung untuk meringankan rasa nyeri dan gejala-gejala serius lainnya. Perawatan paliatif umumnya dilakukan bersamaan dengan kemoterapi, radiasi, atau operasi. Tujuannya supaya pasien merasa lebih baik dan meningkatkan kualitas hidupnya.

Pada kasus kanker stadium lanjut atau kanker tidak merespon pengobatan, dokter akan melakukan tindakan operasi yang lebih ekstensif. Operasi ini dikenal dengan reseksi abdominoperineal (abdominoperineal infection/AP resection).

Operasi AP dilakukan dengan cara mengangkat lubang anus, rektum, dan beberapa bagian usus yang terkena kanker. Setelah itu, bagian usus besar yang tidak terkena kanker akan disambungkan dengan bukaan di daerah perut (stoma).

Pada lubang di perut tersebut akan dipasangkan kantong kolostomi. Kantong kolostomi ini berfungsi sebagai jalan keluarnya kotoran dari tubuh. Kotoran akan ditampung sementara dalam kantong tersebut dan diganti dengan yang baru setelah terisi penuh.


14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Gregory, P, Healthline (2016). About Immunosuppressant Drugs. (https://www.healthline.com/health/immunosuppressant-drugs)
American Cancer Society (2016). Anal Cancer. (https://www.cancer.org/cancer/anal-cancer.html)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app