Mengenal Cara Kerja Kemoterapi dalam Pengobatan Kanker

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Jun 8, 2021 Waktu baca: 3 menit
Mengenal Cara Kerja Kemoterapi dalam Pengobatan Kanker

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Kemoterapi bekerja dengan berfokus pada sel kanker yang tumbuh di seluruh tubuh.
  • Tujuan kemoterapi ada 3, yaitu menyembuhkan dengan menghancurkan sel kanker, mengendalikan pertumbuhan kanker, dan meringankan gejala.
  • Perawatan kemoterapi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dengan suntikan, intra-arterial (IA), intraperitoneal (IP), intravena (IV), topikal, dan obat oral.
  • Kemoterapi dapat dilakukan sebagai pengobatan tunggal maupun dikombinasikan dengan operasi, terapi radiasi, dan terapi biologis.
  • Efek samping kemoterapi adalah mual muntah, diare, rambut rontok, kehilangan nafsu makan, demam, hingga rasa nyeri dan memar.
  • Klik untuk mendapatkan obat jenis onkologi ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.

Kemoterapi atau yang biasa dikenal dengan istilah kemo adalah salah satu cara pengobatan kanker dengan menggunakan obat-obatan yang mengandung bahan kimia untuk membunuh sel-sel kanker pada tubuh. Pengobatan dengan kemoterapi akan tergantung pada jenis kanker dan tingkat keparahannya.

Cara kerja kemoterapi

Kemoterapi bekerja dengan berfokus pada sel yang tumbuh dan membelah dengan cepat, yakni sel kanker. Tidak seperti radiasi ataupun operasi yang menargetkan area tubuh secara spesifik, kemoterapi bekerja untuk membunuh sel kanker yang ada di seluruh tubuh. Karena cara kerja inilah, efek kemoterapi juga dapat mempengaruhi beberapa sel lain yang sehat, seperti sel-sel kulit, rambut, usus, maupun sumsum tulang belakang.

Dalam beberapa kasus, perawatan kemoterapi bertujuan untuk:

  • Menyembuhkan. Beberapa tahapan perawatan kemoterapi dapat menghancurkan sel-sel kanker hingga tidak ada lagi sel kanker yang ditemukan dalam tubuh.
  • Mengendalikan. Kemoterapi dapat membantu memperlambat pertumbuhan tumor kanker sehingga mencegah penyebaran kanker meluas ke bagian tubuh lainnya.
  • Meringankan gejala. Beberapa kondisi penyakit kanker yang sudah parah mungkin tidak dapat disembuhkan atau dikendalikan penyebarannya. Namun, kemoterapi setidaknya dapat membantu memperkecil tumor pemicu rasa sakit atau tekanan di bagian tubuh tertentu.

Baca selengkapnya: Saat Terkena Kanker, Kapan Waktu yang Tepat untuk Kemoterapi?

Apa yang harus dipersiapkan sebelum kemoterapi?

Sebelum menjalani perawatan kemoterapi, ada baiknya untuk mempersiapkan diri baik fisik maupun mental sehingga hasil pengobatan ini dapat membantu meringankan gejala dan menyembuhkan penyakit Anda. Berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter dan keluarga untuk mendapatkan informasi lengkap seputar kemoterapi dan persiapan yang diperlukan selama perawatan.

Beberapa persiapan medis sebelum menjalani kemoterapi pun mungkin diperlukan untuk memastikan tubuh Anda siap menjalani kemoterapi, di antaranya melakukan tes darah untuk memeriksa fungsi ginjal dan hati serta tes jantung untuk memeriksa kondisi kesehatan jantung. 

Selain itu, pemeriksaan gigi juga diperlukan untuk memeriksa apakah ada tanda-tanda infeksi pada gigi. Hal ini bermanfaat untuk mengurangi risiko komplikasi selama perawatan.

Ada 2 siklus yang terjadi pada saat kemoterapi, yaitu masa perawatan dan masa istirahat. Hal ini untuk memungkinkan tubuh membuat sel-sel baru yang sehat. Perawatan kemoterapi tidak boleh terlewatkan karena dapat merusak siklus penyembuhan, kecuali timbul beberapa efek samping yang serius.

Setelah menjalani prosedur kemoterapi, Anda mungkin akan merasakan sakit dan sangat lelah sehingga dibutuhkan istirahat yang cukup selama dan setelah kemo. Anda pun mungkin membutuhkan bantuan dari orang lain untuk membantu mempersiapkan berbagai kebutuhan Anda, termasuk soal nutrisi dan makanan yang Anda konsumsi. Soal biaya kemoterapi akan tergantung pada jenis kemoterapi yang dijalani dan seberapa banyak tahapan kemoterapi yang dibutuhkan. 

Jenis pengobatan melalui kemoterapi

Perawatan kemoterapi dalam menangani sel-sel kanker terbagi menjadi beberapa cara, yaitu;

  • Suntikan: Obat akan diberikan melalui suntikan langsung ke otot pinggul, paha, lengan, kaki, ataupun perut yang tepat di bawah kulit.
  • Intra-arterial (IA): Obat dimasukan langsung ke arteri darah, baik melalui jarum maupun kateter.
  • Intraperitoneal (IP). Obat dikirim ke rongga peritoneal pada organ hati, usus, lambung, maupun ovarium.
  • Intravenous (IV): Obat dimasukkan ke dalam pembuluh darah melalu infus.
  • Topikal: Obat dalam bentuk krim yang dioleskan langsung pada kulit
  • Oral: Obat berupa pil atau cairan yang dikonsumsi lewat mulut.

Kombinasi kemoterapi dengan perawatan kanker lain

Kemoterapi menjadi cara pengobatan utama yang digunakan dalam mengatasi perkembangan sel kanker. Namun, pengobatan ini juga dapat dikombinasikan dengan perawatan kanker lainnya, seperti:

  • Pembedahan atau operasi: Tumor atau jaringan kanker akan diangkat, termasuk organ tubuh lain yang mungkin telah terkontaminasi oleh sel kanker.
  • Terapi radiasi: Penggunaan partikel radioaktif yang tidak terlihat, baik di dalam maupun di luar tubuh untuk membunuh sel kanker.
  • Terapi biologis: Bahan hidup dalam bentuk bakteri, vaksin, maupun antibodi yang biasa digunakan untuk membunuh sel kanker.

Selain untuk mengobati kanker, kemoterapi juga dapat digunakan untuk mengobati beberapa kondisi lain. Contohnya penyakit sumsum tulang dengan mempersiapkan proses transplantasi sumsum tulang (sel induk) atau gangguan sistem kekebalan tubuh dengan pemberian dosis rendah yang dapat membantu mengendalikan sistem kekebalan tubuh.

Efek samping kemoterapi

Kemoterapi sendiri juga dapat menimbulkan efek samping pada kondisi fisik Anda. Akan tetapi, efek pada setiap orang bisa berbeda.

Beberapa efek samping kemoterapi yang umum terjadi antara lain:

  • Mual dan muntah
  • Diare
  • Rambut rontok
  • Kehilangan nafsu makan
  • Kelelahan
  • Demam
  • Luka pada mulut
  • Rasa nyeri
  • Sembelit
  • Mudah memar

Sebagian efek samping kemoterapi biasanya akan menghilang setelah proses perawatan berakhir. Tetapi ada pula risiko efek samping kemoterapi lainnya yang cukup berat dan berlangsung hingga waktu yang cukup lama, di antaranya masalah jantung, kerusakan jaringan paru-paru, infertilitas, masalah ginjal, hingga kerusakan saraf (neuropati perifer). 

Baca selengkapnya: Efek Samping Kemoterapi


19 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Brower V. Tracking chemotherapy's effects on secondary cancers. J Natl Cancer Inst. 2013;105(19):1421-2. doi:10.1093/jnci/djt273 (https://doi.org/10.1093/jnci/djt273)
Apisarnthanarax N, Duvic MM. Photosensitivity Reactions. In: Kufe DW, Pollock RE, Weichselbaum RR, et al, editors. Holland-Frei Cancer Medicine. 6th Edition. Hamilton (ON): BC Decker; 2003. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK12438/)
Chaveli-lópez B. Oral toxicity produced by chemotherapy: A systematic review. J Clin Exp Dent. 2014;6(1):e81-90. doi:10.4317/jced.51337 (https://doi.org/10.4317/jced.51337)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app