Kemoterapi: Definisi, Kegunaan, Efek Samping, Biaya

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 9, 2019 Waktu baca: 4 menit
Kemoterapi: Definisi, Kegunaan, Efek Samping, Biaya

"Kemoterapi", mungkin istilah ini sering terdengar oleh kita, baik melalui omongan orang-orang di sekitar kita ataupun dari media elektronik, televisi misalnya. Terlebih ketika ada artis yang menjalani terapi kemo ini, wah pasti banyak yang ingin tahu sebenarnya apa itu kemoterapi (?), Mari temukan jawabannya di sini.

Kemoterapi adalah terapi yang menggunakan obat-obatan untuk mengobati penyakit kanker. Seringkali hanya disebut dengan istilah "Kemo" mungkin untuk memudahkan dalam pelafalan dengan singkat. Ini merupakan salah satu dari banyak jenis pengobatan kanker seperti operasi dan terapi radiasi.

Terapi kanker dengan operasi dan radiasi akan membunuh, atau merusak sel-sel kanker pada daerah tertentu saja pada tubuh, sedangkan kemo dapat mencapai seluruh area tubuh. Kemoterapi dapat membunuh sel-sel kanker yang telah menyebar atau metastase, di mana kanker sudah menyebar jauh dari asal tumornya (tumor primer).

Ada lebih dari 100 jenis obat kemo yang digunakan dalam banyak kombinasi. Obat kemoterapi tunggal dapat digunakan untuk mengobati kanker, tetapi yang sering dilakukan adalah dengan menggunakan beberapa obat dalam urutan tertentu atau dalam kombinasi tertentu (disebut kombinasi kemoterapi). Beberapa obat kemoterapi dengan cara yang berbeda-beda (mekanisme kerja berbeda) dapat bekerja sama untuk membunuh sel-sel kanker dengan lebih hebat. Hal ini juga bertujuan untuk  mengurangi kemungkinan resistensi kanker terhadap obat kemoterapi tunggal.

Dokter akan memilihkan jenis obat yang disesuaikan dengan jenis kanker dan berbagai pertimbangan lain yang tentunya setelah berdiskusi dengan pasien, termasuk mengenai dosis, bagaimana obat akan diberikan, dan seberapa sering dan berapa lama seseorang menjalani kemoterapi.

Apa Tujuan dan Cara Kerja Kemoterapi?

Tergantung pada jenis kanker dan stadiumnya, tujuan kemoterapi adalah untuk:

  • Menyembuhkan kanker secara menyeluruh.
  • Mencegah kanker agar tidak menyebar.
  • Memperlambat pertumbuhan kanker itu sendiri.
  • Membunuh sel kanker yang mungkin telah menyebar ke bagian lainnya.
  • Meredakan atau menguragi gejala yang disebabkan oleh kanker.

Jadi, bukan berarti bahwa ketika menjalani kemoterapi, maka semua tujuan di atas dapat terpenuhi, karena akan sangat bervariasi tergantung jenis dan stadium kanker. Secara spesifik dokter akan menjelaskan hal ini.

Apakah Kanker Cukup dengan Kemoterapi saja?

Terkadang kemoterapi adalah satu-satunya perawatan yang dibutuhkan dan sudah cukup untuk membasmi kanker. Namun yang lebih sering adalah kemoterapi digunakan bersama dengan operasi atau terapi radiasi atau keduanya. Berikut penjelasannya:

  • Kemo dapat digunakan untuk mengecilkan tumor sebelum operasi atau terapi radiasi.
  • Kemo dapat digunakan setelah terapi operasi atau radiasi untuk membantu membunuh sel-sel kanker yang mungkin tersisa.
  • Kemo dapat digunakan dengan perawatan lainnya jika kanker kembali kambuh.

Ketika kemoterapi diberikan setelah operasi untuk membunuh sel-sel kanker yang mungkin masih ada, itu disebut sebagai terapi ajuvan. Sedangkan ketika digunakan untuk mengecilkan tumor sebelum operasi atau terapi radiasi, itu disebut sebagai terapi neoadjuvant.

Apa saja efek samping kemoterapi?

Kemoterapi adalah pengobatan kanker yang sangat efektif yang telah membantu menyelamatkan jutaan nyawa, tetapi dibalik manfaatnya ada juga efek samping yang ditimbulkannya.

Salah satu alasan utama adalah bahwa obat-obatan yang digunakan dalam kemoterapi tidak bisa membedakan sel kanker yang tumbuh cepat dan jenis sel tubuh normal yang juga tumbuh cepat, seperti sel-sel darah, sel-sel kulit dan sel-sel di dalam lambung.

Dengan demikian sebagian obat kemoterapi memiliki efek beracun terhadap sel-sel tubuh sehingga menyebabkan masalah atau efek samping sebagai berikut:

  • Merasa lelah dan lemah
  • Merasa atau menjadi sakit
  • Rambut rontok
  • Mulut kering, sariawan, infeksi
  • Perubahan kuku dan kulit menjadi lebih gelap, kering dan gatal
  • Anemia
  • Perubahan mood, kognitif, memori

Beberapa orang hanya memiliki efek samping yang minimal, tetapi bagi kebanyakan orang mengalami efek samping yang begitu menyiksa. Walaupun begitu dokter juga biasanya akan memberikan pengobatan untuk mengatasi efek samping kemoterapi.

Berapa Biaya Kemoterapi?

Seberapa besar kemoterapi akan sangat tergantung pada jenis kanker, jenis obat, penyedia pelayanan kesahatan. Sebagai gambaran, dalam satu sesi kemo ada yang berbiaya Rp. 1 juta, Rp. 3 juta, tetapi ada juga yang diatas Rp. 10 juta per sesi bahkan puluhan juta rupiah per sesi.

Apa yang harus saya lakukan selama menjalani kemoterapi?

Selama menjalani program kemoterapi, dokter atau perawat akan memberikan tips atau saran-saran yang harus Anda lakukan. Sebagai gambaran, beberapa hal dasar yang harus dilakukan antara lain:

  • Banyak istirahat. Ingatlah bahwa seseorang mungkin merasa lebih lelah dari biasanya selama pengobatan kemo.
  • Makan makanan yang sehat. Penuhi kebutuhan protein dan kalori untuk membangun kembali sel-sel sehat yang ikut terbunuh selama pengobatan.
  • Olah raga ringan dan rileks. Olahraga dapat membantu mengurangi stres dan kelelahan.
  • Konsultasi dengan dokter atau perawat sebelum menggunakan vitamin atau suplemen. Tidak ada jenis diet, herbal, atau zat "magic" yang dapat menyembuhkan kanker. Jika ingin menggunakan vitamin atau suplemen, beritahu dokter apakah itu perlu, boleh, atau tidak.
  • Pelajari lebih lanjut tentang kanker dan pengobatannya, karena semakin banyak tahu, maka akan semakin baik dalam mengatasi setiap masalah yang muncul.

Cukup sekian, beberapa hal tentang kemoterapi yang perlu Anda tahu. Semoga bermanfaat :)

 


8 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app