Kalium Diklofena: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit

Kalium diklofenak adalah obat antinyeri golongan OAINS (obat anti-inflamasi non steroid) yang biasa diresepkan dokter untuk mengobati nyeri ringan sampai sedang. Obat ini hanya digunakan jangka pendek untuk meringankan nyeri akibat radang sendi, pengapuran tulang, sakit gigi, kram menstruasi, dan sebagainya.

Mengenal Obat Kalium Diklofenak

Kalium diklofenak merupakan zat kombinasi antara diklofenak dan garam kalium. Diklofenak sendiri merupakan agen antiinflamasi nonsteroid yang memiliki dua bentuk; natrium diklofenak dan kalium diklofenak. Kedua obat ini memiliki zat aktif yang sama (diklofenak) hanya berbeda pada kandungan ionnya; sodium (Na) atau potasium (K).

Kalium Diklofenak memiliki efek analgesik dan antiinflamasi untuk meringankan nyeri ringan sampai sedang. Bahkan ada sumber yang mengatakan bisa mengatasi nyeri berat. Efek ini diperantarai oleh penghambatan biosintesa prostaglandin yang merupakan zat penyebab munculnya respon peradangan dan rasa sakit pada tubuh.

Obat ini umumnya tersedia dalam bentuk tablet salut enterik dengan nama generik kalium diklofenak 25 mg dan kalium diklofenak 50 mg. Tersedia banyak merek dagang, salah satu contoh Cataflam yang terkenal sebagai obat sakit gigi.

Indikasi

Kalium diklofenak obat apa? Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa obat ini efektif meredakan rasa sakit ringan hingga sedang terutama pada kasus-kasus berikut ini:

  • Rasa sakit yang timbul akibat cedera atau trauma, seperti terbentur, terkilir, terpukul, memar, patah tulang, dan sebagainya.
  • Peradangan pada tulang dan sendi, seperti osteoartritis (pengapuran tulang), reumathoid arthritis (rematik), radang sendi asam urat (gout), dan sebagainya.
  • Manajemen nyeri pasca operasi, misalnya pada operasi tulang atau gigi.
  • Mengobati sakit gigi, sakit kepala, dan migrain.
  • Sebagai pelengkap untuk nyeri hebat akibat infeksi telinga, hidung atau tenggorokan.
Diklofenak hanya digunakan jangka pendek, tidak mengobati kondisi dasar sehingga perlu kombinasi terpai kausatif (sesuai penyebab).

Kontraindikasi

Tidak semua orang boleh menggunakan kalium diklofenak, seseorang yang memiliki kondisi-kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:

  • Memiliki riwayat alergi terhadap kalium diklofenak, aspirin atau OAINS (obat anti-inflamasi non-steroid) lainnya.
  • Memiliki penyakit gangguan lambung, seperti ulkus peptikum.
  • Memiliki penyakit jantung dan pembuluh darah seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif (CHF), gangguan pembuluh darah di otak dan pembuluh darah perifer.
  • Memiliki riwayat serangan asma, urtikaria atau rhinitis akut yang timbul akibat penggunaan asam asetilsalisilat atau obat-obat lain penghambat prostaglandin.

Dosis Kalium Diklofenak dan Cara Penggunaan

Perlu difahami bahwa dosis kalium diklofenak yang tereta di sini merupakan dosis umum. Artinya bahwa bisa berbeda antar satu orang dengan orang lainnya sesuai petunjuk dokter atas berbagai pertimbangan.

Efek yang tidak diinginkan dapat diminimalisir dengan menggunakan dosis efektif terendah untuk durasi terpendek yang diperlukan untuk mengontrol gejala.

Dosis Dewasa

  • Dosis harian yang direkomendasikan adalah 100-150 mg terbagi dalam dua atau tiga dosis. Satu tablet kalium diklofenak 50 mg 2 - 3 kali sehari.
  • Pada kasus ringan, 75-100 mg sehari yang terbagi dalam dua atau tiga dosis.
  • Pada kasus di mana tidak ada efek selama 2 jam setelah dosis pertama, maka dosis lebih dari 50 mg dapat diambil. Jika diperlukan, dosis lebih dari 50 mg dapat diambil pada interval 4 - 6 jam, tidak melebihi dosis total 200 mg per hari.

Dosis Remaja

  • Kalium diklofenak tidak dianjurkan untuk anak-anak yang berusia dibawah 14 tahun.
  • Untuk anak di atas usia 14 tahun, dosis harian yang direkomendasikan adalah 75-100 mg dalam dua atau tiga dosis terbagi.

Dosis pada Orang Tua

Orang tua berada pada peningkatan risiko konsekuensi serius dari efek samping. Jika OAINS dianggap perlu, dosis efektif terendah harus digunakan dan untuk durasi sesingkat mungkin. Pasien harus dimonitor secara teratur untuk perdarahan saluran cerna selama terapi OAINS.

Cara Aman Menggunakan Obat:

  • Sebaiknya dikonsumsi bersama dengan makanan atau segera setelah makan.
  • Tablet harus ditelan utuh dengan cairan.
  • Gunakan jadwal minum dengan interval yang sama, konsumsilah pada jam yang sama setiap harinya.
  • Jika ada dosis yang terlewat, maka segeralah minum ketika ingat. Namun apabila sudah dekat dengan jadwal berikutnya maka gunakanlah jadwal berikutnya saja. Tidak boleh menggandakan obat.
  • Ketika gejala sudah menghilang penggunaan obat ini dapat dihentikan. Tidak perlu menghabiskan obat.

Efek Samping Kalium Diklofenak

Seperti halnya obat-obatan lain, penggunaan obat ini juga berpotensi menimbulkan efek samping. Adapun Efek samping kalium diklofenak yang umum antara lain:

Berhenti menggunakan kalium diklofenak dan hubungi dokter jika Anda mengalami:

  • Curiga adanya reaksi alergi seperti ruam kulit, pembengkakan, ataupun sesak nafas.
  • Tanda-tanda perdarahan lambung - muntah berdarah atau feses berwarna hitam;
  • Gangguan hati - mual, nyeri perut bagian atas, gatal, perasaan lelah, gejala seperti flu, kehilangan nafsu makan, urin gelap, tinja berwarna tanah liat, sakit kuning (menguningnya kulit atau mata);
  • Gangguan ginjal - sedikit atau tidak buang air kecil sama sekali, nyeri atau sulit buang air kecil, bengkak pada kaki atau pergelangan kaki, merasa lelah atau sesak napas;
  • Sel darah rendah merah (anemia) - kulit pucat, merasa pusing atau sesak napas, denyut jantung cepat, kesulitan berkonsentrasi.

Informasi Keamanan

Bebepa hal berikut ini perlu diperhatikan sebelum dan selama penggunaan obat.

  • Diklofenak dapat meningkatkan risiko serangan jantung fatal atau stroke, terutama jika Anda menggunakannya jangka panjang atau mengambil dosis tinggi, atau jika Anda memiliki penyakit jantung.
  • Jangan gunakan obat ini sebelum atau setelah operasi bypass jantung (coronary artery bypass graft, atau CABG).
  • Kalium Diklofenak juga dapat menyebabkan pendarahan perut atau usus, yang bisa berakibat fatal. Kondisi ini dapat terjadi tanpa peringatan saat Anda menggunakan obat ini, terutama pada orang dewasa yang lebih tua.
  • Obat ini tidak direkomendasikan untuk ibu hamil terutama pada trimester ketiga.
  • Seperti NSAID lainnya, kalium diklofenak masuk ke dalam ASI dalam jumlah kecil. Oleh karena itu Diklofenak tidak boleh diberikan selama menyusui untuk menghindari efek yang tidak diinginkan pada bayi.
  • Efek yang tidak diinginkan seperti pusing, mengantuk, kelelahan dan gangguan visual mungkin bisa muncul setelah menggunakan kalium diklofenak. Oleh sebab itu, sebaiknya jangan mengemudi atau mengoperasikan mesin setelah minum obat ini.

6 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Diclofenac Use During Pregnancy - Drugs.com (https://www.drugs.com/pregnancy/diclofenac.html)
Diclofenac Sodium 50mg Gastro-Resistant Tablets - Patient Information Leaflet (PIL) - (emc) (https://www.medicines.org.uk/emc/product/2660/pil)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app