HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Overflow Incontinence - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 30, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Seiring bertambahnya usia, sistem saluran kemih mengalami penurunan fungsi. Pada orang lanjut usia, seringkali memiliki masalah saat buang air kecil. Ketika seseorang kesulitan buang air kecil dan aliran berkemih yang putus-putus maka seseorang tersebut mengalami kondisi yang disebut inkontinensia urin.

Ada 4 jenis inkontinensia yang meliputi :

  • Inkontinensia Urge
  • Inkontinensia overflow
  • Inkontinensia functional
  • Inkontinensia transient

Inkontinensia overflow adalah suatu kondisi ketika Anda tidak dapat benar-benar mengosongkan kandung kemih saat Anda buang air kecil. Sisa-sisa urin dari dalam kandung kemih kemudian merembes keluar tanpa Anda sadari.

Inkontinensia urin paling sering terjadi pada lansia. Hampir setengah dari orang Amerika berusia 65 dan lebih tua mengalami kondisi inkontinensia overflow. 

Inkontinensia urin secara umum dua kali lebih sering terjadi pada wanita daripada pria, tetapi pria lebih cenderung mengalami inkontinensia overflow daripada wanita.

Apa yang menyebabkan Inkontinensia Overflow?

Penyebab utama inkontinensia overflow adalah retensi urin kronis, atau kondisi dimana Anda tidak dapat mengosongkan kandung kemih yang sudah terjadi dalam jangka waktu yang lama. 

Anda mungkin perlu sering buang air kecil tetapi mengalami kesulitan untuk memulai buang air kecil dan mengosongkan kandung kemih Anda sepenuhnya.

Retensi urin kronis lebih sering terjadi pada pria daripada pada wanita. Pada pria, kondisi ini sering disebabkan oleh hiperplasia prostat jinak, yang merupakan pembesaran prostat yang tidak bersifat kanker.

Prostat terletak di dasar uretra (saluran yang membawa urin keluar dari tubuh seseorang). Ketika prostat membesar, prostat memberi tekanan pada uretra, membuatnya lebih sulit untuk buang air kecil. 

Kandung kemih juga bisa menjadi terlalu aktif, sehingga membuat seorang pria yang mengalami pembesaran kandung kemih untuk sering buang air kecil.

Seiring waktu, kondisi ini dapat melemahkan otot kandung kemih, membuatnya lebih sulit untuk mengosongkan kandung kemih sepenuhnya. Dengan otot kandung kemih yang lemah dan adanya sisa urin di dalam kandung kemih, maka dapat menyebabkan urin merembes keluar.

Penyebab lain dari Inkontinensia Overflow pada pria dan wanita termasuk:

  • batu atau tumor kandung kemih
  • kondisi yang mempengaruhi saraf, seperti multiple sclerosis (MS), diabetes, atau cedera otak
  • operasi panggul sebelumnya
  • obat-obatan tertentu
  • rahim atau kandung kemih wanita yang mengalami prolaps (melorot dari posisi asal)

Gejala Inkontinensia Overflow

Selain kebocoran urin, Anda mungkin juga mengalami:

  • Kesulitan untuk memulai buang air kecil dan
  • Aliran buang air kecil yang lemah
  • Sering terbangun pada malam hari untuk buang air kecil
  • Sering mengalami infeksi saluran kemih

Bagaimana cara mencegah terjadinya Inkontinensia Overflow?

Inkontinensia adalah kondisi yang terjadi seiring pertambahan usia. Anda mungkin tidak dapat mencegah kondisi ini 100%, tetapi Anda dapat mengurangi risiko terjadinya inkontinensia overflow dengan cara :

  • Pertahankan berat badan normal.
  • Latihan fisik dapat mengurangi risiko inkontinensia urin.
  • Berhenti merokok.
  • Melatih otot dasar panggul.
  • Hindari mengkonsumsi makanan atau minuman yang dapat mengiritasi kandung kemih; misalnya, kopi adalah iritasi kandung kemih' karena memiliki aksi diuretik yang intens.
  • Konsumsi lebih banyak serat nabati untuk mencegah sembelit, yang merupakan faktor risiko terjadinya inkontinensia urin.

Apa penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Inkontinensia Overflow?

Diagnosa Inkontinensia Overflow

Setelah membahas gejala, dokter akan melakukan pemeriksaan diagnostik untuk mengetahui jenis inkontinensia yang Anda miliki, pemeriksaan diagnostik dapat meliputi:

  • Tes batuk (atau tes stres), dokter akan memeriksa melihat apakah ada kebocoran urin saat Anda batuk.
  • Pemeriksaan urin mencari darah atau tanda-tanda infeksi dari dalam urin.
  • Pemeriksaan prostat untuk memeriksa pembesaran prostat pada pria.
  • Tes urodinamik menunjukkan berapa banyak urin yang dapat ditampung oleh kandung kemih Anda dan apakah kandung kemih dapat dikosongkan sepenuhnya.
  • Pengukuran residu pasca kekosongan memeriksa berapa banyak urin yang tersisa di kandung kemih Anda setelah Anda buang air kecil.
  • Dokter Anda juga dapat merekomendasikan pemeriksaan tambahan, seperti USG panggul, cystogram radionuclide, atau cystoscopy.

Perawatan untuk Inkontinensia Overflow

Mengobati inkontinensia overflow bisa sangat sulit, tetapi bagi beberapa pria dengan pembesaran prostat, perawatan dapat dilakukan dengan penggunaan obat yang disebut alpha-adrenergic blocker - termasuk doxazosin (Cardura), alfuzosin (Uroxatal), Minipress, tamulosin (Flomax), silodosin ( Rapaflo), fesoterodine (Toviaz) dan terazosin (Hytrin) - dapat membantu mengendurkan otot di pangkal uretra dan memungkinkan urin keluar dari kandung kemih.

Jika obat tidak meredakan gejala inkontinensia overflow, dokter akan meminta Anda menggunakan kateter untuk mengosongkan kandung kemih. Kateter adalah selang yang sangat tipis yang bisa Anda tempatkan pada saluran kemih melalui alat kelamin. 

Dokter atau perawat Anda dapat mengajari Anda cara melakukan kateterisasi sendiri. Prosesnya sederhana, dan kateter sekali pakai cukup kecil untuk dibawa dalam dompet atau saku Anda dan mudah dibuang setelah digunakan.

Pembedahan mungkin diperlukan jika inkontinensia overflow disebabkan oleh penyumbatan, seperti pembesaran prostat atau tumor.


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app