Imunisasi Dpt: Informasi Manfaat dan Cara Kerja

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit

Imunisasi DPT merupakan salah satu dari lima imunisasi wajib yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia. Lebih lanjut, artikel ini akan menjelaskan mengenai tujuan dan manfaat, kapan jadwal pemberiannya, cara pemberian, dan efek samping imunisasi DPT yang mungkin ditimbulkan.

Sebagai orang tua, kita tentu menginginkan anak yang kita sayangi dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal yaitu menjadi anak yang sehat, kuat, cerdas, kreatif, dan berperilaku baik. Untuk mencapai hal tersebut bayi harus diberi ASI Ekslusif (ASI saja tanpa tambahan lain) sampai umur 6 bulan, setelah itu dapat diberikan makanan pendamping ASI yang bergizi sesuai umur, dan juga harus mendapat imunisasi dasar lengkap sebelum mencapai umur 1 tahun. Imunisasi DPT merupakan salah satu dari lima imunisasi dasar lengkap yang harus diberikan kepada bayi kita.

Baca Imunisasi Wajib Lainnya:

Pengertian

Imunisasi DPT adalah singkatan dari imunisasi Difteri, Petusis, dan Tetanus, merupakan upaya untuk menimbulkan / meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus dengan cara memasukkan vaksin DPT ke dalam tubuh sehingga tubuh dapat menghasilkan zat anti terhadap ketiga kuman tersebut, dan apabila suatu saat nanti terpajan dengan ketiga penyakit tersebut anak tidak akan menjadi sakit atau hanya mengalami sakit ringan.

Tujuan dan Manfaat Imunisasi DPT

Tujuan imunisasi DPT adalah untuk merangsang pembentukan kekebalan terhadap penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Manfaat imunisasi DPT adalah memberikan perlindungan terhadap penyakti difteri, pertusis dan tetanus pada saat yang bersamaan. Pemberian imunisasi DPT sesuai jadwal akan merangsang pembentukan kekebalan pada tubuh bayi secara bertahap, sehingga tubuhnya akan terlindungi terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus.

Vaksin DPT

Vaksin DPT merupakan vaksin yang berisi komponen kuman difteri, pertusis, tetanus yang telah dilemahkan dan dimatikan. Vaksin DPT generik disediakan di Puskesmas dan diberikan secara gratis. Namun vaksin ini terkadang menyebabkan bayi demam sekitar 3 hari sehingga pemberian vaksin ini disertai dengan pemberian obat penurun panas.

Selain vaksin DPT generik, tersedia juga kombinasi vaksin DPT dan Hepatitis B yang biasa dikenal sebagai imunisasi DPT Combo. Saat ini program pemerintah terbaru terkait pemberian imunisasi DPT adalah penggunaan vaksin kombinasi yang dikenal sebagai vaksin Pentavalent yang merupakan gabungan vaksin DPT-Hepatitis B ditambah vaksin Haemophillus Influenza type b (Hib), yang memberikan perlindungan terhadap lima penyakit sekaligus.

Akan tetapi, kuuta sebagai orang tua tidak perlu khawatir, karena sekarang sudah ada Imunisasi DPT tidak panas, yang tidak menyebabkan demam atau jika demam pun hanya ringan sekali. Imunisasi DPT tanpa demam ini mengandung bakteri pertusis yang aselular, oleh karena itu singkatannya menjadi DP(a)T, sayangnya harga vaksin DP(a)T ini lebih mahal dibanding harga vaksin DPT biasa.

Jadwal Imunisasi DPT

Setelah pemberian imunisasi DPT yang pertama, tubuh belum memiliki kadar antibodi protektif terhadap difteri, pertusis, dan tetanus. Tubuh baru akan memiliki kadar antibodi protektif setelah mendapatkan imunisasi sebanyak tiga kali.

Oleh karena itu jadwal imunisasi  DPT dasar diberikan tiga kali, yaitu :

  • Imunisasi DPT 1 pada saat anak berumur 2 bulan
  • Imunisasi DPT 2 pada saat anak berumur 3 bulan
  • Imunisasi DPT 3 pada saat anak berumur 4 bulan

Dan jadwal Imunisasi DPT ulangan diberikan sebanyak dua kali, yaitu

  • Imunisasi DPT ulangan 1 pada satu tahun setelah  imunisasi DPT 3
  • Imunisasi DPT ulangan 2 pada saat anak usia prasekolah (5 tahun).

Cara Pemberian dan Dosis

Cara pemberian vaksin DPT adalah dengan menyuntikkannya secara intramuskular (ke dalam otot). Penyuntikan sebaiknya dilakukan pada paha atas bagian depan dengan dosis pemberian vaksin DPT untuk satu anak adalah 0,5 mL. Penyuntikan pada bagian bokong tidak dianjurkan karena berisiko untuk melukai saraf di daerah bokong, dan suntikan tidak boleh diberikan ke dalam kulit karena dapat meningkatkan reaksi lokal pada kulit.

Efek Samping

Efek samping pemberian imunisasi DPT amat bervariasi, dari reaksi lokal yang ringan sampai dengan reaksi sitemik yang berat, dan telah dilaporkan bahwa kemungkinan untuk timbulnya efek samping pada pemberian vaksin DP(a)T lebih rendah dibandingkan pada pemberian vaksin DPT biasa.

Efek samping yang dapat timbul antara lain:

  • Reaksi lokal di tempat penyuntikan, berupa kemerahan, bengkak, serta nyeri
  • Demam tinggi lebih dari 38,5 derajat Celsius
  • Rewel dan menangis dengan nada tinggi
  • Kejang demam pernah dilaporkan yaitu sebanyak 0,008 %
  • Reaksi alergi sistemik (menyeluruh)

Kontra Indikasi

Terdapat beberapa kontra indikasi terhadap imunisasi DPT 1 yaitu kejang, gejala kelainan otak, atau gejala kelainan saraf serius lainnya pada bayi baru lahir, dimana keadaan tersebut merupakan kontraindikasi terhadap komponen pertusis, sehingga vaksin DT harus diberikan sebagai pengganti DPT. Anak yang mengalami reaksi alergi terhadap komponen vaksin, atau mengalami efek samping berat terhadap dosis vaksin kombinasi DPT pada saat imunisasi DPT 1 merupakan kontraindikasi absolut terhadap imunisasi DPT berikutnya.

Jika bayi mengalami demam setelah imunisasi, kita tidak perlu panik karena demam akan turun dalam waktu yang tidak lama. Jika terjadi demam pakaikan pakaian yang tipis, beri obat penurun panas dan kompres dengan air hangat. Jika demam memberat dan menetap, atau jika orang tua merasa khawatir, segera bawa bayi ke dokter atau petugas kesehatan.


27 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Mayo Clinic (2017). Drugs and Supplements. Typhoid Vaccine, Live (Oral Route). (https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/typhoid-vaccine-live-oral-route/description/drg-20066578)
Mayo Clinic (2017). Drugs and Supplements. Poliovirus Vaccine, Inactivated (Injection Route). (https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/poliovirus-vaccine-inactivated-injection-route/description/drg-20069860)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app