Ileus Paralitik - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 4, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Agu 5, 2019 Waktu baca: 4 menit

Apa itu ileus paralitik?

Ileus paralatik adalah suatu keadaan dimana usus mengalami kelumpuhan sehingga gagal melakukan kontraksi peristaltik. Akibatnya, perjalanan makanan dalam saluran cerna menjadi terhenti. Jika tidak ditangani dengan baik maka suplai darah ke usus akan terhenti dan menyebabkan kematian jaringan usus itu sendiri.

Usus kita memiliki panjang sekitar 28 kaki atau 9 meter. Oleh karena itu, makanan yang kita makan akan mengalami perjalanan jauh sebelum dapat dicerna sepenuhnya. Usus akan melakukan tugas mencerna makanan dengan cara bergerak dalam gerakan seperti gelombang, yang dikenal sebagai gerakan peristaltik.

Dalam gerakan ini, otot akan berkontraksi bergerak maju ke makanan yang dicerna. Dengan demikian jika terdapat sesuatu hal yang melambat atau memblokir gerakan ini, maka akan menyebabkan kemacetan besar di dalam usus kita. Ileus paralitik dapat menyebabkan obstruksi usus sehingga tidak ada bahan makanan, gas, atau cairan yang bisa masuk.

Ileus paralitik merupakan masalah serius. Tanpa penanganan yang baik maka ileus dapat membuat usus menjadi berlubang atau robek. Hal ini menyebabkan isi usus (yang memiliki tingkat bakteri yang tinggi) dapat bocor ke area rongga tubuh dan keadaan ini bisa mematikan. Dengan demikian perlu diingat bahwa jika ileus paralitik terjadi, maka penting untuk mendapatkan perawatan secepat mungkin.

Berapa angka kejadian ileus paralitik di Indonesia?

Setiap tahunnya sekitar 1 dari 1000 penduduk di segala usia didiagnosis mengalami ileus. Sekitar 300.000-400.000 penduduk di Amerika diperkirakan menderita ileus setiap tahunnya. 

Di Indonesia sendiri diperkirakan sekitar 7059 kasus ileus paralitik dan obstruktif yang mengalami rawat inap dan 7.024 pasien yang mengalami rawat jalan pada tahun 2004. 

Angka kejadian ileus paralitik mencapai 50% pasca operasi laparotomi, rata-rata selama 1-4 hari setelah operasi.

Ikhtisar Penyakit Ileus Paralitik

Organ terlibat usus
Penyebab gangguan pada saraf dan otot yang merusak gerakan peristaltik usus misalnya karena pengaruh obat - obatan atau karena penyakit lain.
Penularan tidak menular
Gejala distensi perut (tegang), kram perut, rasa begah, mual, muntah, sembelit
Pengobatan tergantung dari penyebab yang mendasarinya.

Tanda dan Gejala

Gejala yang terkait dengan ileus paralitik antara lain kram perut (spasme abdomen), kehilangan nafsu makan, perasaan kenyang, sembelit, tidak bisa kentut, perut terasa bengkak (distensi perut), mual, dan muntah.

Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, terutama setelah operasi, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

Penyebab dan Faktor Risiko

Ileus paralitik disebabkan oleh gangguan pada saraf dan otot di usus yang merusak gerakan pencernaan. Penyebab ileus termasuk ketidakseimbangan elektrolit, gastroenteritis (peradangan atau infeksi lambung atau usus), radang usus buntu, pankreatitis (radang pankreas), komplikasi bedah, dan obstruksi arteri mesenterika yang berperan memasok darah ke perut.

Obat-obatan tertentu, seperti opioid dan obat penenang, juga dapat menyebabkan ileus paralitik dengan memperlambat gerakan peristaltik. Sebuah ileus paralitik umum terjadi setelah operasi karena pasien sering diresepkan obat yang dapat memperlambat gerakan usus.

Ada beberapa penyebab lain dari ileus paralitik termasuk kanker usus, penyakit Crohn (menyebabkan dinding usus menjadi lebih tebal karena peradangan), autoimun, divertikulitis, hingga penyakit Parkinson (yang mempengaruhi otot dan saraf di usus).

Pemeriksaan dan Diagnosis

Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis (tanya jawab) antara dokter dan pasien terkait deskripsi gejala yang dirasakan pasien, riwayat penyakit pasien, riwayat penyakit dahulu, riwayat pengobatan yang sedang maupun pernah dilakukan, riwayat operasi pasien hingga kebiasaan pasien.

Dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat tanda-tanda pembengkakan atau kram pada perut. Dokter juga akan mendengarkan suara usus pasien melalui pemeriksaan dengan stetoskop.Jika usus tidak bergerak karena ileus paralitik maka dokter tidak akan mendengar apa-apa saat pemeriksaan.

Selain anamnesis dan pemeriksaan fisik, perlu juga dilakukan pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis yakni antara lain:

  • Pemeriksaan foto polos abdomen dengan sinar X untuk melihat tanda-tanda gas yang terperangkap.
  • CT scan untuk membantu dokter mengidentifikasi area potensial di mana ileus paralitik berada.
  • Ultrasonografi. Teknik pencitraan ini lebih umum digunakan untuk mengidentifikasi ileus pada anak-anak.
  • Dalam beberapa kasus, dokter dapat menggunakan prosedur diagnostik yang dikenal sebagai barium enema.

Obat dan Pengobatan

Bagaimana cara mengobati ileus paralitik di rumah?

Tidak ada pengobatan yang bisa dilakukan di rumah. Pasien yang dicurigai mendapatkan ileus paralatik harus segera mendapatkan penanganan di rumah sakit.

Apa saja penanganan dan obat ileus paralitik di layanan kesehatan?

Pengobatan ileus paralitik tergantung dari penyebab yang menjadi pemicunya.

Jika obat-obatan diketahui sebagai penyebabnya, maka dokter dapat meresepkan obat lain yang berfungsi untuk merangsang motilitas (gerakan usus). Contohnya adalah metoclopramide. Selain itu, obat yang menyebabkan ileus paralitik juga harus dihentikan (jika memungkinkan). Namun hal ini harus atas persetujuan dokter.

Pada ileus paralitik tahap awal pengobatan bisa dilakukan tanpa perlu dilakukan pembedahan. Namun pasien tetap perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit untuk mendapatkan cairan infus hingga kondisinya benar-benar teratasi. Terkadang juga perlu dilakukan pemasangan selang hidung-lambung atau nasogastrik tube (NGT) untuk membantu mengosongkan lambung (dekompresi).

Kebanyakan ileus paralitik yang terjadi akibat operasi dapat hilang dalam waktu dua hingga empat hari setelah operasi. Namun, beberapa pasien terkadang membutuhkan pembedahan untuk melakukan perbaikan terhadap kondisi ini.

Komplikasi

Komplikasi ileus paralitik antara lain dapat menyebabkan peritonitis (infeksi pada selaput dinding perut) akibat kebocoran isi usus ke organ lainnya, nekrosis atau kematian jaringan, dehidrasi hingga kematian pasien.

Pencegahan

Ileus paralitik sulit untuk dicegah. Namun jika ada kondisi yang berisiko menyebabkan terjadinya ileus seperti yang telah dijelaskan sebelumnya maka anda perlu waspada. Hal ini merupakan upaya terbaik yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya ileus paralitik yang mengancam jiwa.


8 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Tidy, C. Patient (2014). Intestinal Obstruction and Ileus. (https://patient.info/doctor/intestinal-obstruction-and-ileus)
Nall, R. Healthline (2016). Paralytic Ileus. (https://www.healthline.com/health/ileus)
Cagir, B. Medscape (2016). Postoperative Ileus. (https://emedicine.medscape.com/article/2242141-overview)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app