Diverticulitis - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 10, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Apr 24, 2019 Waktu baca: 5 menit

Kenali Divertikulitis

Menjalani pola hidup sehat memang sangat penting dilakukan oleh semua orang. Makan makanan berserat, olahraga teratur dan beristirahat secara cukup adalah kunci dari mencegah berbagai macam penyakit. Seringkali pola makan yang salah seperti mengkonsumsi terlalu banyak makanan berlemak dapat menyebabkan gangguan sistem pencernaan, salah satunya adalah diverticulitis.

Divertikulitis terjadi karena adanya pembentukan suatu kantung di sepanjang saluran pencernaan, terutama yang terbentuk pada usus (diverticula) dan mengalami infeksi. Divertikulitis dapat terjadi pada bagian usus mana saja, tetapi divertikulitis paling sering terjadi pada usus besar yang posisinya dekat dengan anus (descending colon) Divertikulisis umum terjadi pada orang yang jarang makan makanan berserat dan sering terjadi pada orang berusia diatas 40-50 tahun.

Penyebab Divertikulitis

Walaupun divertikulitis terjadi pada orang dengan pola makan yang buruk dan usia, tetapi ada beberapa faktor yang ikut berperan dalam menyebabkan divertikulitis. 

Penelitian terbaru menunjukan beberapa faktor risiko seperti:

  • Diet rendah serat: Kurangnya serat makanan telah lama diduga sebagai faktor risiko, tetapi belum ada penelitian yang membuktikan teori ini. Namun demikian, diet rendah serat masih dianggap sebagai faktor utama terkait dengan timbulnya divertikulitis.
  • Keturunan: Divertikulitis tampaknya memiliki kaitan dengan faktor keturunan. Sebuah studi tentang saudara kandung dan saudara kembar membuktikan bahwa lebih dari 50% divertikulitis berhubungan dengan genetik.
  • Obesitas: Kegemukan merupakan faktor risiko yang jelas terjadinya diverticulitis. Penelitian telah menunjukkan bahwa obesitas meningkatkan risiko diverticulitis dan perdarahan, tetapi sama halnya dengan diet rendah serat, penelitian belum bisa membuktikan kebenaran teori ini.
  • Kurangnya berolahraga: Penelitian menunjukkan bahwa olahraga mengurangi risiko terjadinya penyakit divertikulitis. Orang yang berolahraga kurang dari 30 menit sehari tampaknya memiliki peningkatan risiko terkena divertikulitis.
  • Merokok: Penelitian menunjukkan bahwa merokok meningkatkan risiko terjadinya penyakit divertikulitis.
  • Obat-obatan tertentu: Penggunaan aspirin dalam jangka panjang dan obat anti-inflamasi nonsteroid lainnya (NSAID) dapat meningkatkan risiko terjadinya diverticulitis. Penggunaan opiat dan steroid tampaknya meningkatkan risiko perforasi (pecahnya divertikulitis) sehingga menimbulkan komplikasi yang serius pada kasus divertikulitis.
  • Kekurangan vitamin D: Satu studi menemukan bahwa orang dengan divertikulitis yang rumit mungkin memiliki tingkat vitamin D yang lebih rendah dalam tubuh mereka daripada orang dengan divertikulosis tanpa komplikasi. Studi ini menunjukkan bahwa kadar vitamin D tampaknya terkait dengan komplikasi penyakit, meskipun belum dapat dibuktikan secara ilmiah.
  • Jenis kelamin: Pada orang yang berusia 50 dan lebih muda, divertikulitis tampaknya sedikit lebih umum pada pria daripada wanita. Pada orang yang lebih tua dari 50, tampaknya sedikit lebih umum pada wanita.

Tanda dan Gejala Diverticulitis

Diverticulitis sering menyebabkan gejala yang berkisar dari ringan hingga berat. Gejala-gejala ini dapat muncul tiba-tiba, atau terjadi perlahan-lahan selama beberapa hari.

Gejala umum

Nyeri di perut adalah gejala yang paling umum. Biasanya terjadi di sisi kiri bawah perut. Kondisi paling sering mempengaruhi bagian usus besar di daerah itu Gejala-gejala yang sering terjadi adalah :

  • Sakit perut, terutama setelah makan dan saat bergerak
  • Demam
  • Mual
  • Muntah
  • Buang air kecil lebih sering dari biasanya, atau timbul rasa panas saat buang air kecil
  • Sembelit
  • Diare
  • Darah dalam tinja, serta perdarahan dari rektum,17% orang dengan perdarahan adalah orang yang menderita diverticulitis kronis.
  • Adanya lendir pada tinja

Pada kondisi kronis, divertikulitis juga dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti bocornya usus sehingga menyebabkan peradangan pada rongga perut, penyumbatan usus bahkan dapat menyebabkan abses, yaitu kantong yang terisi oleh nanah.

Hubungi dokter Anda jika Anda mengalami nyeri perut ringan yang tidak hilang setelah 24 jam. Segera dapatkan pertolongan medis jika sakit perut Anda memburuk atau jika Anda mengalami sakit perut bersama dengan perdarahan atau gejala yang lebih parah seperti demam, mual, muntah, atau diare.

Diagnosis Divertikulitis

Untuk mendiagnosis divertikulitis, dokter akan menanyakan rincian penyakit medis dan gejala-gejala yang dialami. Pemeriksaan fisik juga akan dilakukan untuk untuk mendeteksi letak peradangan atau infeksi di dalam rongga perut. Umumnya, lokasi peradangan dapat terdeteksi dengan rasa nyeri ketika perut ditekan. 

Serangkaian tes lainnya juga perlu dilakukan untuk memastikan hasil diagnosis, termasuk:

  • Pemeriksaan colok dubur, untuk mendeteksi apabila terdapat pendarahan.
  • Pemeriksaan urine, untuk mendeteksi apabila ada infeksi saluran kemih.
  • Pemeriksaan darah, untuk memeriksa apabila terdapat infeksi atau perdarahan di usus besar serta pemeriksaan fungsi hati untuk mendeteksi apakah nyeri perut disebabkan oleh gangguan hati.
  • Tes darah samar pada tinja, untuk memastikan apabila terdapat darah di dalam tinja.
  • CT scan, untuk memastikan diagnosis dan melihat keparahan kondisi.

Pengobatan pada Divertikulitis

Pengobatan dilakukan tergantung pada seberapa parah kondisi Anda. Sekitar 75% kasus divertikulitis bukan merupakan kondisi parah yang membutuhkan perawatan di rumah sakit. Untuk kasus ringan Anda hanya perlu mendapatkan pengobatan antibiotik, istirahat total dan mengatur pola makan Anda agar usus Anda memiliki waktu untuk sembuh.

  • Obat
    Untuk mengobati infeksi apa pun, dokter Anda mungkin akan meresepkan antibiotik, seperti metronidazole (Flagyl, Flagyl ER) atau amoxicillin. Penelitian baru menunjukkan bahwa antibiotik tidak selalu diperlukan atau membantu pada kasus divertikulitis tanpa komplikasi. Dokter Anda akan memutuskan apakah mereka pilihan pengobatan yang baik untuk Anda. Dokter Anda mungkin juga memeberikan obat-obat pereda nyeri, seperti acetaminophen (Tylenol), untuk meredakan nyeri Anda.
  • Minum air putih
    Untuk sementara dokter Anda mungkin menyarankan bahwa Anda hanya boleh minum air putih selama beberapa hari. Diet ini dapat membuat sistem pencernaan Anda beristirahat saat Anda pulih.
  • Diet rendah serat
    Walaupun diet rendah serat dipercaya menjadi penyebab terjadinya gejala ini, tetapi diet tinggi serat akan memberikan masalah jika Anda mengkonsumsinya jika Anda sedang menderita diverticulitis, karena diet tinggi serat relatif lebih sulit untuk di ceran. Diet rendah serat diberikan untuk sementara waktu, bertujuan untuk mengistirahatkan usus Anda.
  • Tindak lanjut perawatan
    Dokter Anda mungkin menyarankan agar Anda menjalani kolonoskopi enam hingga delapan minggu setelah episode pertama diverticulitis. Tes ini dilakukan dengan memasukan selang kamera melalui anus dan dapat membantu memastikan bahwa gejala divertikulitis yang Anda miliki tersebut tidak terkait dengan masalah lain. Namun, ketika komplikasi terjadi, komplikasi bisa sangat serius dan memerlukan perawatan medis segera, termasuk operasi.

Jika Anda mengalami diverticulitis atau khawatir tentang risiko penyakit tersebut, hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah berkonsultasi dengan dokter Anda. Mereka dapat melakukan pemeriksaan agar mengetahui kondisi Anda secara total dan memilih pengobatan yang terbaik untuk Anda.

Pencegahan Divertikulitis

Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan:

  • Mengkonsumsi makanan berserat tinggi
  • Olahraga secara rutin
  • Perbanyak minum air putih
  • Hindari kebiasaan merokok dan minuman beralkohol

22 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Tidy, C. Patient (2017). Diverticula. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5701805/)
Marcin, J. Healthline (2017). Diverticulitis 101: Symptoms, Causes, and Treatment. (https://www.healthline.com/health/diverticulitis)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app