Peritonitis - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Jan 30, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 4 menit

Apakah Peritonitis itu?

Peritonitis adalah peradangan lapisan tipis jaringan yang menutupi dinding perut (peritoneum) dan sebagian besar organ dalam perut. Peradangan biasanya disebabkan oleh infeksi jamur atau bakteri akibat cedera perut, kondisi medis lain, atau juga perangkat perawatan yang pernah dipakai di dalam perut, seperti kateter dialisis atau selang makanan. 

Penyakit Peritonitis merupakan kondisi serius yang membutuhkan perhatian dan tindakan medis secepat mungkin. Operasi terkadang diperlukan untuk mengangkat jaringan yang telah terinfeksi. Karena infeksi yang tidak segera diobati dan telah menyebar ke organ lain dapat menimbulkan bahaya.

Jenis Peritonitis 

Ada 2 jenis peritonitis, yaitu:

  • Peritonitis bakteri spontan atau primer (Spontaneous bacterial peritonitis/SBP) disebabkan oleh infeksi cairan pada peritoneum (rongga perut), biasanya berhubungan dengan penyakit hati atau ginjal
  • Peritonitis sekunder terjadi ketika bakteri dari saluran pencernaan menyebar dan memasuki peritoneum (rongga perut). Seringkali hal ini terjadi karena ada kebocoran di saluran pencernaan.

Mengenai Peritonitis

Peritonitis terjadi pada peritoneum yang merupakan rongga perut berisi organ-organ tubuh penting ,seperti usus dan perut. Di dalam peritoneum juga terdapat organ lain, seperti hati dan ginjal. 

Peritoneum tidak hanya melapisi dinding dalam perut tetapi juga membentuk lipatan sesuai dengan lipatan pada dinding perut. Dengan lipatan tersebut, peritoneum bersentuhan langsung dengan organ-organ perut dan menyediakan membran yang melindungi serta menstabilkan organ-organ di perut.

Penyebab Peritonitis

Infeksi merupakan penyebab terbesar terjadinya kasus peritonitis. Dalam kasus yang jarang terjadi, infeksi berasal dari peritoneum itu sendiri, tetapi umumnya terjadi akibat infeksi dari tempat lain di dalam tubuh. 

Ruptur yang merupakan bocornya isi usus ke dalam rongga perut tepatnya pada usus seringkali menjadi sumber infeksi. Ruptur berasal dari usus buntu yang pecah atau lubang yang terbentuk akibat ulkus lambung yang parah. Orang-orang pada jenis dialisis ginjal yang melibatkan pertukaran cairan peritoneum, misalkan CAPD (continuous ambulatory peritoneal dialysis) juga bisa menyebabkan terjadinya infeksi. 

Penyebab lain yang dapat menyebabkan peritonitis, antara lain luka atau cedera perut, usus buntu yang pecah, tukak lambung, usus besar berlubang, divertikulitis, pankreatitis atau radang pankreas, sirosis hati atau penyakit hati lain, infeksi pada kantung empedu, usus, ataupun aliran darah, penyakit radang panggul, hingga penyakit Crohn.

Peritonitis juga dapat terjadi pada orang-orang yang memiliki kelebihan cairan di perut yang disebabkan oleh penyakit kronis, terutama penyakit hati (liver) dan kanker, tetapi hal ini jarang terjadi. Selain itu, Peritonitis juga dapat disebabkan akibat prosedur medis invasif seperti dampak perawatan penyakit gagal ginjal, pembedahan, hingga penggunaan tabung makanan.

Gejala Peritonitis

Gejala utama Peritonitis adalah perut yang bengkak dan rasa nyeri. Gejala Peritonitis yang terjadi biasanya merupakan tanda yang serius dan membutuhkan penanganan medis sesegera mungkin di UGD terdekat. 

Nyeri perut yang mendadak dan parah merupakan tanda yang biasa ditemukan pada penderita Peritonitis, biasanya nyeri perut pada penderita Peritonitis akan memburuk seiring berjalannya waktu. Beberapa komplikasi Peritonitis berat juga termasuk syok dan dehidrasi. Gejala Peritonitis lainnya termasuk:

  • Demam 
  • Mual dan muntah
  • Diare, rasa haus berlebihan
  • Kehilangan selera makan 
  • Denyut jantung cepat
  • Sulit buang air besar dan buang air kecil

Diagnosis Peritonitis

Jika Anda memiliki gejala Peritonitis, segera berkonsultasi dan memeriksakan diri ke dokter karena menunda perawatan dapat membahayakan kesehatan Anda. Dokter akan bertanya tentang riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik lengkap. Pemeriksaan ini termasuk menyentuh atau menekan bagian perut yang mungkin akan menyebabkan ketidaknyamanan.

Beberapa tes lain yang dapat membantu dokter mendiagnosis Peritonitis adalah:

  • Tes darah yang disebut hitung darah lengkap (CBC) digunakan untuk mengukur jumlah sel darah putih. Jumlah sel darah putih yang tinggi biasanya menandakan adanya peradangan atau infeksi. Kultur darah dapat membantu mengidentifikasi bakteri penyebab infeksi atau peradangan
  • Paracentesis (Analisis Cairan Peritoneum), jika Anda memiliki penumpukan cairan di perut maka dokter akan menggunakan jarum untuk mengambilnya dan memeriksanya ke laboratorium untuk analisis cairan. Hal ini bertujuan untuk membantu mengidentifikasi bakteri
  • Tes pencitraan, seperti CT scan dan X-ray juga dapat menunjukkan perforasi atau lubang di peritoneum
  • Jika sedang menjalani dialisis, dokter dapat mendiagnosis Peritonitis berdasarkan tampilan cairan dialisis yang keruh

Pengobatan Peritonitis

Peritonitis dianggap sebagai keadaan darurat dan perawatan biasanya dilakukan di rumah sakit. Pilihan perawatan meliputi:

Antibiotik

Pemberian obat antibiotik dilakukan jika penyebab Peritonitis adalah infeksi jamur. Hal ini bertujuan untk mengobati dan mencegah infeksi menyebar ke bagian lain ataupun ke seluruh tubuh. Obat antibiotik dapat diberikan secara langsung ke dalam pembuluh darah dengan menggunakan injeksi intravena (IV). Diawali dengan menggunakan antibiotik spektrum luas sambil menunggu tes identifikasi bakteri. Jika obat antibiotik yang lebih umum tidak memiliki efek yang diinginkan, dokter dapat memberikan obat yang lebih spesifik nantinya.

Pembedahan

Dokter akan mempertimbangkan tindakan pembedahan atau operasi pada beberapa kasus seperti terdapat lubang di usus atau usus buntu. Operasi juga mungkin diperlukan untuk mengangkat jaringan peritoneum yang telah terinfeksi atau rusak.

Pencegahan Peritonitis

Peritonitis mungkin sulit dicegah dan dapat terjadi pada siapa saja. Namun, pada beberapa kasus Peritonitis dapat dicegah. Menjaga kebersihan diri dan mengetahui kesterilan berbagai hal yang masuk ke dalam tubuh sangat baik untuk mencegah Peritonitis. Hal ini berlaku terutama bagi penderita penyakit ginjal yang melakukan terapi dialisis peritoneal serta dokter atau penyedia layanan yang melakukan tindakan medis terhadap pasien.


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Pietrangelo, A. Healthline (2017). Peritonitis. (https://www.healthline.com/health/peritonitis)
Mayo Clinic (2018). Diseases and Conditions. Peritonitis. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/peritonitis/symptoms-causes/syc-20376247)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app