Hipotiroidisme: Jenis, Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Selain untuk mengatur metabolisme, enzim tiroid juga berfungsi untuk mengatur kecepatan pembakaran kalori dan detak jantung. Penderita hipotiroidisme biasanya akan mengalami masalah metabolisme, sehingga energi yang dihasilkan tubuh akan berkurang.
Dipublish tanggal: Jul 7, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Okt 28, 2019 Waktu baca: 3 menit
Hipotiroidisme: Jenis, Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Hipotiroidisme merupakan kelainan yang menyebabkan kelenjar tiroid tidak dapat menghasilkan hormon tiroid yang cukup untuk mengatur metabolisme tubuh. Selain untuk mengatur metabolisme, enzim tiroid juga berfungsi untuk mengatur kecepatan pembakaran kalori dan detak jantung. 

Penderita hipotiroidisme biasanya akan mengalami masalah metabolisme, sehingga energi yang dihasilkan tubuh akan berkurang.

Jenis hipotiroidisme

Berdasarkan penyebabnya, hipotiroidisme dibagi menjadi dua yaitu hipotiroidisme primer dan sekunder. Hipotiroidisme primer dipicu oleh kelainan kelenjar tiroid, sehingga tidak mampu menghasilkan cukup enzim tiroid. 

Sedangkan hipotiroidisme sekunder disebabkan karena tubuh tidak menerima hormon pemicu tiroid (TSH) yang cukup, sehingga tidak dapa memproduksi enzim tiroid dalam jumlah yang banyak.

Gejala hipotiroidisme

  • Gejala hipotiroidisme pada stadium awal sering tidak terlihat. Namun, semakin lama gejalanya akan muncul. Jika tidak ditangani dengan baik, hipotiroidisme juga dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti obesitas, kemandulan, bahkan penyakit jantung.
  • Gejala hipotiroidisme berbeda-beda pada setiap orang. Namun, secara umum gejala hipotiroidisme antara lain tenggorokan kering, wajah bengkak, kulit kering, berat badan bertambah, serta mudah merasa lelah. 
  • Selain itu penderita hipotiroidisme juga mengalami gangguan ingatan, depresi, nyeri dan pembengkakan pada sendi, serta lemah otot. Penglihatan dan pendengaran yang mulai berkurang juga merupakan gejala hipotiroidisme.
  • Hipotiroidisme sering terjadi pada usia lanjut. Namun, hipotiroidisme juga dapat terjadi pada bayi dan anak-anak. Gejala hipotiroidisme pada bayi biasanya ditandai dengan kekuningan, sering tersedak, lidah membesar dan menonjol, serta wajah membengkak. 
  • Hipotiroidisme pada bayi perlu segera ditangani, karena dapat menyebabkan gangguan pola makan, bahkan berisiko perkembangan mental bayi.
  • Gejala hipotiroidisme pada anak-anak dan remaja, umumnya sama seperti gejala hipotiroidisme kebanyakan. Namun, jika tidak segera ditangani, hipotiroidisme dapat menyebabkan pertumbuhan melambat, penundaan masa puber, serta perkembangan mental akan terganggu.

Penyebab hipotiroidisme

Penyebab hipertiroidisme bermacam-macam. Berikut beberapa hal yang dapat menyebabkan hipotiroidisme:

1. Efek samping obat hipertiroidisme

Hipertiroidisme merupakan kondisi dimana hormon tiroid diproduksi dalam jumlah yang berlebihan. Pengobatan hipertiroidisme biasanya menggunakan iodin radioaktif dan obat antitiroid yang dapat menyebabkan hipotiroidisme.

2. Pembedahan tiroid

Pembedahan tiroid dapat menyebabkan Anda kehilangan sebagian kelenjar tiroid, sehingga produksi enzim tiroid akan berkurang. Hal inilah yang memicu terjadinya hipotiroidisme.

3. Radioterapi

Penggunaan radioterapi terutama yang diarahkan ke leher, dapat mengganggu kinerja kelenjar tiroid, sehingga berisiko terkena hipotiroidisme.

4. Penyakit autoimun

Penyakit autoimun menyebabkan sistem imun menyerang kelenjar tiroid. Hal ini akan menyebabkan risiko terkena hipotiroidisme.

Pengobatan hipotiroidisme

Pengobatan hipotiroidisme biasanya dilakukan dengan memberikan levotiroksin dalam bentuk oral, sehingga kadar hormon tiroid dapat kembali normal. Selain untuk meredakan gejala hipertiroid, levotiroksin juga bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol serta menurunkan berat badan. 

Pengobatan menggunakan levotiroksin ini akan dilakukan seumur hidup, tetapi dosisnya akan disesuaikan.

Selama pengobatan menggunakan levotiroksin, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:

Pemberian dosis levotiroksin yang tepat

Dosis levotiroksin yang diberikan pada penderita hipotiroidisme harus tepat. Kelebihan pemberian dosis dapat menyebabkan nafsu makan meningkat, insomnia, serta mempercepat detak jantung. 

Selain itu, pemberian dosis levotiroksin pada penderita jantung koroner dan hipotiroidisme berat harus dilakukan secara bertahap, sehingga jantung dapat menyesuaikan kinerjanya.

Jangan berhenti mengonsumsi levotiroksin

Meskipun gejala hipotiroidisme sudah membaik, sebaiknya jangan berhenti mengonsumsi levotiroksin. Hal ini karena hipotiroidisme dapat kambuh kembali setelah berhenti minum obat.

Mengonsumsi suplemen

Saat mengonsumsi levotiroksin, penderita hipotiroidisme disarankan untuk mengkonsumsi suplemen dan multivitamin yang mengandung zat besi, suplemen kalsium, serta obat sakit maag dan hiperkolesterolemia.


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Ferri FF. Hypothyroidism. In: Ferri's Clinical Advisor 2019. Philadelphia, Pa.: Elsevier; 2019. https://www.clinicalkey.com.
Jameson JL, et al., eds. Hypothyroidism. In: Harrison's Principles of Internal Medicine. 20th ed. New York, N.Y.: The McGraw-Hill Companies; 2018. https://accessmedicine.mhmedical.com.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app