Granisetron: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 16, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Tinjau pada Mei 21, 2019 Waktu baca: 4 menit

Kemoterapi adalah jenis pengobatan yang meliputi obat atau kombinasi obat untuk mengobati kanker. Tujuan dari kemoterapi adalah untuk menghentikan atau memperlambat pertumbuhan sel kanker. Kemo dianggap sebagai terapi sistemik. Hal ini berarti dapat mempengaruhi seluruh tubuh Anda.

Obat-obatan kemoterapi menyerang sel-sel kanker yang tumbuh dengan cepat, tetapi juga dapat mempengaruhi sel-sel sehat yang tumbuh dengan cepat. Efek dari obat-obat ini pada sel-sel normal sering menyebabkan beberapa efek samping kemo. Salah satu dari efek samping penggunaan obat kemo yaitu mual dan muntah.

Nah, pada artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai salah satu obat yang dapat digunakan untuk menangani mual dan muntah pada penggunaan obat kemo. Obat tersebut yaitu obat Granisetron. Berikut pembahasan lebih lanjut mengenai kegunaan, dosis dan efek samping obat Granisetron. Selamat membaca.

Mengenai Granisetron

Golongan:

Obat resep

Kemasan:

Solusi IV, solusi oral, tablet 

Kandungan:

Obat kemoterapi 

Kegunaan obat Granisetron

Obat Granisetron digunakan untuk mencegah mual dan muntah yang disebabkan oleh pengobatan kemoterapi, pasca operasi dan terapi radiasi. Obat ini termasuk dalam kelas obat yang disebut antagonis reseptor 5-HT3 yang bekerja dengan cara memblokir serotonin, zat alami dalam tubuh yang dapat menyebabkan mual dan muntah. 

Efek utama dari obat ini yaitu mengurangi aktivitas saraf vagus, yang merupakan saraf yang mengaktifkan pusat muntah di medula oblongata. 

Dosis obat Granisetron

Obat Granisetron merupakan obat yang diberikan berdasarkan resep dari dokter. Obat ini tersedia dalam berbagai macam bentuk seperti oral, intravena dan transdermal. Berikut dosis obat Granisetron yang biasa diberikan:

  • Dosis intravena untuk Pengobatan dan profilaksis mual dan muntah pasca operasi
    • Dewasa: 1 mg lebih dari 30 detik, diberikan sebelum induksi anestesi. Dapat diulang hingga maksimal 3 mg dalam 24 jam
  • Dosis Intravena untuk Mual dan muntah terkait dengan kemoterapi kanker
    • Dewasa: 1-3 mg 5 menit sebelum memulai kemoterapi, dengan infus lebih dari 5 menit atau dengan injeksi bolus setidaknya 30 detik. Dosis lebih lanjut dapat diberikan setidaknya 10 menit terpisah. Maks: 9 mg setiap hari
    • Anak: usia 2-16 tahun 10-40 mcg / kg (maks: 3.000 mcg) dengan infus selama 5 menit untuk diberikan sebelum memulai kemoterapi. Dosis tambahan dapat diberikan dalam 24 jam, setidaknya 10 menit setelah infus pertama
  • Dosis Intravena untuk Profilaksis mual dan muntah yang berhubungan dengan terapi radiasi
    • Dewasa: 1-3 mg 5 menit sebelum memulai radioterapi, dengan infus lebih dari 5 menit atau dengan inj bolus selama setidaknya 30 detik. Dosis lebih lanjut dapat diberikan setidaknya 10 menit terpisah. Maks: 9 mg setiap hari
  • Dosis oral untuk Mual dan muntah terkait dengan kemoterapi kanker
    • Dewasa: 1-2 mg dg dalam 1 jam sebelum memulai kemoterapi, kemudian 2 mg setiap hari sebagai dosis tunggal atau dalam 2 dosis terbagi hingga 1 minggu setelah kemoterapi. Maks: 9 mg setiap hari
  • Dosis oral untuk Profilaksis mual dan muntah yang berhubungan dengan terapi radiasi
    • Dewasa: 2 mg sekali sehari setiap hari dalam 1 jam iradiasi
  • Dosis Transdermal untuk Mual dan muntah terkait dengan kemoterapi kanker
    • Dewasa: Sebagai pelepasan patch 3,1 mg / 24 jam: Oleskan 1 patch pada lengan atas 24-48 jam sebelum kemoterapi; lepaskan setidaknya 24 jam setelah akhir kemoterapi. Dapat dipakai hingga 7 hari tergantung pada durasi rejimen kemoterapi. 

Bacalah petunjuk penggunaan obat sesuai yang tertera pada kemasan obat atau resep dokter. Simpan dan letakkan obat pada tempat yang sejuk atau pada suhu ruangan. Hindari paparan langsung sinar matahari serta jauhkan dari jangkauan anak-anak dan binatang peliharaan. Periksa dan perhatikan selalu tanggal pemakaian sebelum menggunakan obat.

Efek samping obat Granisetron

Seiring dengan efek obat yang digunakan, setiap obat-obatan dapat menyebabkan beberapa efek yang tidak diinginkan, yang kadang-kadang menimbulkan efek yang serius. Namun, setiap orang umumnya dapat menimbulkan reaksi yang berbeda-beda terhadap dosis obat yang sama.

Seperti halnya dalam penggunaan obat Granisetron yang juga memiliki beberapa efek samping, sebagai berikut:

Jika setelah menggunakan obat Granisetron terdapat tanda dan gejala seperti yang telah disebutkan diatas atau terdapat tanda dan gejala lain yang menetap dan memburuk, segera datangi dokter atau layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.

Perhatian dan peringatan penggunaan Granisetron

Hindari penggunaan obat ini untuk penderita yang memiliki riwayat alergi terhadap obat Graniseteron atau obat-obatan penghambat serotonin anti-mual lainnya (mis., dolasetron, ondansetron) atau jika Anda memiliki alergi lain.

Sebelum menggunakan obat ini sebaiknya Anda memberi tahu dokter mengenai obat-obatan yang sedang Anda konsumsi baik itu vitamin, herbal, obat dari resep dokter atau tanpa resep dokter. Karena beberapa obat dapat menimbulkan efek samping jika dikombinasikan dengan obat Granisetron.

Sebelum menggunakan obat ini, beri tahu dokter atau apoteker mengenai riwayat kesehatan Anda, terutama dari masalah perut atau usus (mis., Operasi terbaru, ileus, pembengkakan). Selama kehamilan, obat ini harus digunakan hanya ketika jelas dibutuhkan. Diskusikan risiko dan manfaatnya dengan dokter.

Masih tidak diketahui apakah obat ini masuk ke ASI. Sebaiknya konsultasikan kembali dengan dokter sebelum menyusui. Obat ini dapat menyebabkan efek samping sakit kepala. Oleh karena itu hindari kegiatan seperti mengemudi atau aktivitas berat lainnya saat menggunakan obat ini.

Obat Granisetron dapat menyebabkan masalah jantung yang serius, terutama jika Anda menggunakan obat-obatan tertentu pada saat yang bersamaan, termasuk obat antibiotik, antidepresan, obat jantung, obat-obatan antipsikotik, dan obat-obatan untuk mengobati kanker, malaria, HIV atau AIDS.

Jangan menambah, mengurangi dan menghentikan penggunaan dosis obat tanpa ada saran dan anjuran dari dokter. Karena hal tersebut mungkin akan meimbulkan efek samping yang tidak diharapkan.

Jika setelah menggunakan obat ini tidak terjadi perbaikan atau terjadi perburukan terhadap kondisi kesehatan Anda. Segera konsultasikan kembali ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang lebih baik. Semoga bermanfaat.


20 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
TOPAL, A. & Kaya, Mustafa & GÜL, N.. (2005). Ondansetron and Granisetron in Prophylaxis of Nausea and Emesis Inducedby Cisplatin in Dogs. Acta Veterinaria Brno. 74. 10.2754/avb200574010111. (https://www.researchgate.net/publication/242242202_Ondansetron_and_Granisetron_in_Prophylaxis_of_Nausea_and_Emesis_Inducedby_Cisplatin_in_Dogs)
Adams, V. R., & Valley, A. W. (1995). Granisetron: The Second Serotonin-Receptor Antagonist. Annals of Pharmacotherapy, 29(12), 1240–1251. https://doi.org/10.1177/106002809502901211. SAGE Journals. (https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/106002809502901211)
COMPARISON OF THE ANTIEMETIC EFFECTIVENESS BETWEEN GRANISETRON AND DEXAMETHASONE WITH ONDANSETRON AND DEXAMETHASONE IN ACUTE-PHASE CHEMOTHERAPY PATIENTS. Journal of Universitas Airlangga. (https://e-journal.unair.ac.id/FMI/article/view/5450)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app