Mengenal Gejala Leukemia (Kanker Darah Putih) Sesuai Jenisnya

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit
Mengenal Gejala Leukemia (Kanker Darah Putih) Sesuai Jenisnya

Kurangnya pengetahuan akan ciri-ciri atau gejala leukemia seringkali menempatkan seseorang pada kenyataan pahit, dimana harapan hidup semakin menipis lantaran leukemia yang dideritanya telah berada pada stadium lanjut.

Leukemia adalah suatu keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang dan ditandai oleh proliferasi abnormal dari sel-sel darah putih sehingga mendesak dan mengganggu fungsi sel darah lain, termasuk sel darah putih itu sendiri, sel darah merah dan trombosit. Akibatnya kadar leukosit dalam darah menjadi sangat tinggi (leukositosis), sedangkan sel darah merah dan trombosit berangsur menurun.

Penyebab leukimia sendiri hingga saat ini belum dapat diketahui. Namun, faktor genetik dan lingkungan berupa pajanan terhadap radiasi tingkat tinggi atau zat-zat kimia tertentu di duga kuat menjadi pemicunya.

Gejala leukemia bervariasi, bergantung pada jenisnya. Secara garis besar, ada 4 jenis utama leukemia yang dikelompokkan berdasarkan onset atau kecepatan perkembangannya (akut dan kronis), yakni leukemia limfositik akut, leukemia mielogen akut, leukemia limfositik kronis dan leukemia mielogen kronis.

Berikut berbagai gejala leukemia yang dapat dikenali berdasarkan jenisnya:

1. Gejala Leukemia Limfositik Akut (Acute Lymphocytic Leukemia, ALL)

Jenis leukemia yang paling sering menyerang anak-anak di bawah 15 tahun, dengan puncak insidens kelompok umur 3-4 tahun. Tingkat kelangsungan hidup (survival rate) 5 tahun penderitanya sebesar 68,2%. Gejala umum yang dapat dikenali meliputi kelelahan, pusing, sesak napas, demam, nyeri tulang/sendi, mudah memar dan infeksi serius yang sulit disembuhkan.

Jika sel-sel leukemia ini menumpuk di hati dan limpa, maka akan nampak pembengkakan di perut dan penderitanya akan merasa mudah sekali kenyang meski hanya makan sedikit. Pembesaran kelenjar getah bening dapat terjadi bila saja sel-sel kanker menyebar ke kelenjar getah bening.

Beberapa gejala lainnya seperti sakit kepala, kelelahan, kejang, muntah, mati rasa pada wajah, penglihatan kabur dan masalah keseimbangan menunjukkan bahwa sel leukemia telah menyebar ke otak atau sumsum tulang belakang. Baca juga: 7 Gejala Utama Leukemia pada Anak

Subtipe leukemia limfositik akut juga dapat memengaruhi timus, organ kecil yang terletak tepat di dalam rongga dada atas. Dengan gejala berupa batuk-batuk dan kesulitan bernapas. Terkadang dapat menjalar hingga ke vena cava superior yang ditandai dengan adanya pembengkakan di wajah, leher, lengan juga dada disertai oleh perubahan kesadaran.

2. Gejala Leukemia Mielogen Akut (Acute Myelogenous Leukemia, AML)

Jenis leukemia yang paling umum dan dapat terjadi baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Tingkat kelangsungan hidup (survival rate) 5 tahun penderitanya sebesar 26,9%. Gejala utama leukemia mielogen akut ditandai dengan adanya sitopenia (anemia, leukopenia dan trombositopenia) akibat akumulasi blast (sel-sel muda) di sumsum tulang yang pada gilirannya dapat berujung pada sindrom kegagalan sumsum tulang.

Anemia ditandai dengan adanya gejala mudah lelah, pusing dan sesak napas. Trombositopenia ditandai dengan perdarahan dalam bentuk purpura atau petekie (memar/lebam) ataupun berupa epistaksis alias mimisan serta perdarahan gusi dan retina. Sedangkan leukopenia menyebabkan penderitanya begitu rentan terhadap infeksi dan paling sering terjadi ditenggorokan, paru-paru, kulit dan daerah perirektal.

Leukemia jenis ini paling sering menyebabkan leukostasis, yakni keadaan emergensi yang mengakibatkan tersumbatnya pembuluh darah. Gejalanya bervariasi, tergantung lokasi sumbatannya. Namun yang paling umum dijumpai, yakni gangguan kesadaran, bicara tidak jelas, sesak napas, nyeri dada, kelemahan di satu sisi tubuh, penglihatan kabur dan priapismus atau ereksi penis berkepanjangan meski tanpa rangsangan.

3. Gejala Leukemia Limfositik Kronis (Chronic Lymphocytic Leukemia, CLL)

Jenis leukemia yang paling sering menyerang dewasa lebih tua, yakni di atas 55 tahun. Tingkat kelangsungan hidup (survival rate) 5 tahun penderitanya sebesar 83,2%. Karena bersifat kronis, gejalanya pun berkembang secara bertahap. Hingga tak jarang membuat sebagian besar dari penderitanya luput dari kondisi serius yang dialaminya.

Pembesaran kelenjar getah bening tanpa rasa sakit menjadi gejala yang paling umum dijumpai. Penderitanya pun seiring waktu kerap merasakan kelelahan, sering berkeringat di malam hari, kehilangan nafsu makan atau mudah kenyang akibat membesarnya limpa.

Perdarahan mukokutan seperti memar hebat atau epistaksis dan infeksi berulang seperti pneumonia, herpes simpleks labialis dan herpes zoster dapat menjadi pertanda bahwa leukemia yang dialami telah mencapai stadium lanjut.

4. Gejala Leukemia Mielogen Kronis (Chronic Myelogenous Leukemia, CML)

Jenis leukemia yang lebih banyak terjadi pada orang dewasa usia pertengahan. Tingkat kelangsungan hidup (survival rate) 5 tahun penderitanya sebesar 66,9%. Tanda atau gejala leukemia mielogen kronis terbagi dalam 3 fase, yakni fase kronis, fase akselerasi dan fase blastik.

Fase kronis merupakan tahap paling awal dan paling mudah diobati. Tanda paling umum pada fase ini adalah dengan ditemukannya peningkatan jumlah sel darah putih yang abnormal pada tes darah atau membesarnya limpa pada pemeriksaan fisik abdomen.

Gejalanya tidak spesifik namun terkait erat dengan keadaan hipermetabolik, seperti kelelahan, penurunan berat badan, demam ringan, keringat berlebih, hilangnya energi dan penurunan toleransi latihan yang dapat berlangsung cukup lama setelah onset penyakit.

Pada fase akselerasi, jumlah sel darah yang tak berfungsi semakin meningkat. Gejalanya termasuk kelelahan yang sangat, memar-memar pada kulit, demam, sering berkeringat di malam hari, penurunan berat badan yang cukup drastis, napas pendek (dyspnea) dan pembengkakan disertai rasa sakit di sisi kiri perut.

Gejala lain yang mungkin dapat terjadi pada fase akselerasi diantaranya seperti stroke, perubahan pada penglihatan dan pendengaran, merasa linglung dan priapismus atau ereksi berkepanjangan.

Pada fase blastik, sel-sel leukemia semakin bertambah banyak dimana gejala-gejala pada fase sebelumnya juga menjadi bertambah parah. Disertai pula dengan infeksi berulang, perdarahan, timbulnya benjolan atau tumor pada bagian tubuh, pembengkakan kelenjar getah bening dan nyeri tulang.

Segera periksakan diri ke dokter spesialis hematologi dan onkologi bila saja mengalami satu atau beberapa gejala yang tak biasa. Pengobatan akan sangat tergantung pada jenis dan stadium leukemia itu sendiri. Semakin cepat diketahui dan diobati, semakin tinggi pula peluang untuk dapat terbebas dari risiko yang lebih buruk.


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Riggin ER. Allscripts EPSi. Mayo Clinic, Rochester, Minn. July 5, 2017.
Taking time: Support for people with cancer. National Cancer Institute. http://www.cancer.gov/publications/patient-education/taking-time.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app