Kenali Faktor Penyebab Leukemia yang Bisa Terjadi Pada Siapa Saja

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Agu 18, 2021 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 1 menit
Kenali Faktor Penyebab Leukemia yang Bisa Terjadi Pada Siapa Saja

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Penyebab leukemia diduga terjadi akibat adanya mutasi DNA pada sel-sel yang membentuk sel darah putih (leukosit) di sumsum tulang.
  • Orang yang pernah menderita kanker dan menjalani terapi berupa kemoterapi dan terapi radiasi cenderung berisiko mengidap leukemia jenis tertentu.
  • Faktor penyebab leukemia bisa karena kelainan genetik, paparan bahan kimia tertentu, kebiasaan merokok, riwayat keluarga, hingga kondisi imun yang rendah.
  • Dapatkan paket medical check up dengan promo menarik dan dokter berpengalaman melalui HDmall.
  • Gunakan fitur chat untuk berbicara dengan apoteker kami secara gratis seputar obat dan pemeriksaan kesehatan yang Anda butuhkan.

Sama seperti jenis kanker pada umumnya, penyebab kanker darah belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, hal ini diduga karena adanya mutasi DNA pada sel-sel yang membentuk sel darah putih (leukosit) di sumsum tulang. Selain itu, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena leukemia. Apa saja?

Faktor risiko leukemia atau kanker darah

Fakton risiko atau hal-hal yang dapat meningkatkan potensi seseorang mengidap kanker darah, antara lain: 

1. Pengobatan kanker sebelumnya

Orang-orang yang pernah menderita kanker dan menjalani terapi berupa kemoterapi dan terapi radiasi cenderung berisiko mengidap leukemia jenis tertentu. Radiasi yang digunakan untuk membunuh sel-sel kanker ternyata juga dapat memengaruhi sel-sel tubuh yang sehat.

Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat memicu mutasi genetik dan meningkatkan risiko kanker darah.

2. Kelainan genetik

Leukemia atau kanker darah juga dapat dipengaruhi oleh faktor genetik. Kelainan genetik tertentu, seperti pada sindrom Down, diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya leukemia.

3. Paparan bahan kimia tertentu

Paparan bahan kimia tertentu diam-diam termasuk ke dalam daftar risiko penyebab leukemia jenis tertentu. Salah satunya paparan benzena, zat yang sering ditemukan dalam bensin dan digunakan oleh industri kimia.

4. Merokok

Kebiasaan merokok sudah lama diketahui sebagai penyebab kanker paru. Namun, zat-zat racun dalam rokok ternyata diam-diam juga berpotensi merangsang pertumbuhan kanker lainnya, seperti kanker pankreas, kanker serviks, hingga leukemia myelogenous akut (AML).

5. Riwayat keluarga leukemia

Waspadai jika terdapat anggota keluarga Anda yang pernah atau sedang terkena kanker darah. Pasalnya, risiko penyakit leukemia cenderung meningkat jika ada riwayat leukemia dalam garis keluarga.

6. Jenis kelamin 

Laki-laki lebih berisiko untuk mengembangkan kanker darah jenis CML, CLL dan AML daripada wanita.

7. Umur

Seiring bertambahnya usia, setiap orang lebih berisiko mengidap leukemia, kecuali jenis kanker darah ALL.

8. Sistem imun rendah

Orang-orang dengan daya tahan tubuh lemak lebih rentan terserang penyakit, termasuk leukemia. Hal ini sering terjadi pada orang-orang yang sedang minum obat penekan sistem imun saat menjalani transplantasi organ.

Baca juga: Mitos dan Fakta Seputar Leukimia yang Wajib Anda Ketahui


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Medical News Today. Leukemia: Causes, treatment, and early signs. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/142595.php). 28 Agustus 2019.
Healthline. Leukemia: Definition, Risk Factors, Causes, Symptoms, and Treatment. (https://www.healthline.com/health/leukemia). 25 Agustus 2017.
WebMD. Leukemia: Symptoms, Causes, Types, Diagnosis, Treatment. (https://www.webmd.com/cancer/lymphoma/understanding-leukemia-basics). 28 Oktober 2019.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app