Ciri-ciri dan gejala gondongan yang mudah kita amati

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit
Ciri-ciri dan gejala gondongan yang mudah kita amati

Saat timbul pembengkakan di area pipi, banyak yang menduga bahwa penyebabnya adalah gondongan. Terlebih saat orang-orang di sekitar mengalaminya. Namun, tidak hanya penyakit gondongan yang dapat menyebabkannya. Lantas seperti apa tanda dan gejala gondongan yang menjadi ciri khasnya? ketahui jawabannya pada artikel berikut.

Mumps atau gondongan adalah infeksi virus pada kelenjar air liur parotis yang biasa terjadi pada anak-anak, meskipun dapat terjadi pada orang dewasa. Penderitanya mengalami rasa sakit dan pembengkakan di area pipi bagian belakang (dekat telinga) di mana kelenjar parotis berada. Bengkaknya bisa kanan-kiri atau hanya satu sisi.

Ketika pembengkakan terjadi di kedua area pipi bawah telinga, maka penampakannya seperti wajah hamster. Dan ini menjadi ciri khas gejala gondongan, ditambah lagi dengan gejala-gejala lain yang akan dijelaskan di bawah ini.

Gejala gondongan -  pembengkakan di pipi belakang, bawah telinga

Pembengkakan kelenjar parotis adalah gejala gondongan yang paling khas. Di tubuh kita terdapat sepasang kelenjar parotis yang bertanggung jawab untuk memproduksi air liur. Keduanya terletak di kedua sisi wajah, tepat di bawah telinga.

Pada umumnya pembengkakan terjadi pada kedua kelenjar, meskipun kadang-kadang hanya satu kelenjar yang terpengaruh. Pembengkakan dapat menyebabkan rasa sakit, nyeri tekan dan kesulitan menelan. Rasa sakit saat mengunyah juga dapat terjadi, karena letaknya yang berdekatan dengan rahang.

Selain pembengkakan daerah pipi belekang, ada sejumlah gejala gondongan lainnya yang bahkan sering berkembang beberapa hari sebelum kelenjar parotis membengkak, yaitu:

Meski demikian, pada sedikit kasus, gondongan tidak menyebabkan gejala yang nyata.

Haruskah ke dokter?

Jika Anda mencurigai kehadiran penyakit ini, maka memang penting untuk menghubungi dokter. Tujuannya untuk memastikan bahwa yang terjadi memang benar gondongan, dan bukan penyakit lain. Pasalnya banyak penyakit yang memiliki gejala serupa, bahkan jenis infeksi yang lebih serius, seperti demam kelenjar dan tonsilitis.

Dokter akan dapat menegakkan diagnosis setelah melihat dan meraba pembengkakan, melihat posisi amandel di mulut dan memeriksa suhu tubuh. Selanjutnya tentu saja penanganan akan menyesuaikan.

Satu hal yang harus juga diperhatikan ketika seseorang mengalami gejala gondongan yaitu mencegah agar penyakit tidak menular atau menyebar ke orang lain. Mengingat penyakit ini sangat mudah menular dan sering terjadi di kalangan anak-anak.

Bagaimana proses penularan gondongan?

Penyakit gondongan memiliki cara penularan yang sama seperti pilek dan flu, yakni melalui tetesan air liur penderita yang dapat dihirup atau sampai ke mulut dan hidung orang lain secara tidak langsung, misalnya melalui makanan, benda-benda terkontaminasi, dan tangan yang tercemar.

Celakanya, virus penyebab gondongan dapat ditularkan oleh penderita bahkan beberapa hari sebelum gejala muncul dan beberapa hari setelahnya. Oleh sebab mengetahui gejala gondongan sejak dini sangatlah penting.

Gejala-gejala gondongan biasanya berkembang 14 sampai 25 hari setelah virus gondong masuk ke dalam tubuh seseorang. Jeda waktu ini dikenal sebagai masa inkubasi, rata-rata sekitar 17 hari.

Cegah penularan gondong dengan cara berikut ini:

  • teratur mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, atau sebelum menyentuh hidung dan mulut.
  • menggunakan dan membuang tisu pada tempatnya setelah bersin
  • hindari sekolah atau bekerja setidaknya 5 hari setelah gejala gondongan pertama kali muncul.

Cara paling ampuh dalam mencegah gondongan yaitu dengan vaksinasi menggunakan vaksin MMR (gabungan kekebalan untuk gondongan, campak dan rubella).Vaksin MMR adalah bagian dari jadwal imunisasi rutin yang dianjurkan pemerintah. Anak-anak sebaiknya diberi 1 dosis ketika mereka berusia sekitar 12-13 bulan dan dosis booster kedua pada 3 tahun dan 4 bulan. Setelah kedua dosis tersebut diberikan, vaksin memberikan perlindungan 95% terhadap mumps.

Selengkapnya: Penyebab Gondongan, Cara Penularan, dan Pencegahan

Bagaimana mengobati gondongan?

Saat ini tidak ada obat khusus untuk gondongan, akan tetapi penyakit ini akan sembuh sendiri dalam 1 atau 2 minggu. Adapun pengobatan yang diberikan, bertujuan untuk meredakan gejalanya.

Inilah beberapa perawatan untuk mempercepat penyembuhan gondongan:

  • banyak istirahat.
  • banyak mendapatkan asupan cairan, baik dari minuman ataupun makanan kaya air.
  • menggunakan obat penghilang rasa sakit, seperti ibuprofen dan parasetamol  - aspirin tidak boleh diberikan pada anak di bawah 16 tahun.
  • kompres hangat atau dingin ke kelenjar parotis yang bengkak untuk membantu menghilangkan rasa sakit.
  • Makan makanan yang lembut seperti sup, yogurt, dan makanan lain yang tidak sulit dikunyah (mengunyah dapat menyakitkan ketika kelenjar parotis bengkak).
  • Hindari makanan dan minuman asam yang dapat menyebabkan lebih banyak rasa sakit di kelenjar ludah.

Baca:

  • 5 Jenis Makanan Pantangan Bagi Pengidap Gondongan
  • 5 Cara Mudah Menyembuhkan Gondongan Tanpa Perlu Ke Dokter

Gejala gondongan biasanya lewat begitu saja tanpa menyebabkan kerusakan serius pada seseorang. Namun, meskipun jarang, viral meningitis dapat terjadi apabila virus berpindah ke lapisan luar otak. Komplikasi lain termasuk pembengkakan testikel atau ovarium (khusus di atas usia pubertas).


7 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Harvard Health Publishing. Mumps. Harvard Health. April 2019. (https://www.health.harvard.edu/a_to_z/mumps-a-to-z)
Cohen BE, Durstenfeld A, Roehm PC. Viral causes of hearing loss: a review for hearing health professionals. Trends Hear. 2014;18 doi:10.1177/2331216514541361 (https://doi.org/10.1177%2F2331216514541361)
Mumps | For Healthcare Providers | CDC. Centers for Disease Control and Prevention. Mar 15, 2019. (https://www.cdc.gov/mumps/hcp.html)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app