HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Gangguan Mood Euforik (Mania) - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mei 5, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Mania adalah kondisi psikologis yang menyebabkan seseorang mengalami euforia yang berlebihan. Euforia atau gangguan mood euforik adalah suasana hati yang sangat intens, hiperaktif, dan delusi.

Mania (atau episode manik) adalah gejala umum dari gangguan bipolar. Mania dapat menjadi kondisi berbahaya karena beberapa alasan. Seseorang yang mengalami gangguan mania mungkin tidak tidur atau tidak makan selama beberapa hari saat mengalami episode euforia. 

Mereka juda dapat melakukan sesuatu yang berisiko dan membahayakan diri mereka sendiri. Penderita mania memiliki risiko lebih besar mengalami halusinasi dan gangguan persepsi lainnya.

Apa penyebab terjadinya Gangguan Mood Euforik?

Gangguan mood euforik dipengaruhi oleh faktor genetik. Seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi ini lebih mungkin mengalami episode mania. Namun, jika Anda memiliki anggota keluarga dengan gangguan mood euforik bukan berarti Anda pasti akan mengalaminya.

Beberapa orang cenderung mengalami gangguan mood euforik akibat penyakit kejiwaan, seperti gangguan bipolar. Seseorang yang mengalami gangguan kejiwaan dapat mengalami gangguan mood euforik jika ada suatu hal yang memicunya.

Pemindaian otak menunjukkan bahwa beberapa pasien dengan gangguan mood euforik memiliki struktur atau aktivitas otak yang sedikit berbeda. Namun dokter tidak dapat menggunakan pemindaian otak untuk mendiagnosis mania atau gangguan bipolar.

Perubahan lingkungan dapat memicu mania. Peristiwa hidup yang penuh tekanan, seperti kematian orang yang dicintai dapat menyebabkan mania. Stres keuangan, hubungan, dan penyakit juga dapat menyebabkan gangguan mood euforik. 

Kondisi seperti hipotiroidisme juga dapat berkontribusi pada episode kondisi ini.

Gejala

Pasien dengan gangguan mood euforik menunjukkan kegembiraan dan euforia ekstrim, serta suasana hati yang intens lainnya. Biasanya pasien dengan gangguan mood euforik akan sangat hiperaktif dan mungkin mengalami halusinasi atau delusi. Beberapa pasien merasa gelisah dan sangat cemas. 

Suasana hati seseorang yang mengalami gangguan mood euforik dapat berubah dari euforik menjadi depresi dengan sangat cepat.

Gejala lain yang dapat muncul pada orang dengan gangguan mood euforik, meliputi :

  • Melakukan semua hal dengan serba cepat, seolah-olah segala sesuatu di dunia bergerak lebih cepat.
  • Memiliki pikiran dan ucapan yang cepat.
  • Mania dapat membuat seseorang tidak tidur atau menyebabkan kinerja yang buruk.
  • Penderita gangguan mood euforik juga bisa mengalami delusi.
  • Mereka mungkin mudah tersinggung atau terganggu, menunjukkan perilaku berisiko.
  • Orang dengan mania dapat memiliki perilaku agresif.
  • Penyalahgunaan narkoba atau alkohol adalah.

Bentuk gangguan mood euforik yang lebih ringan disebut hipomania. Hipomania dikaitkan dengan gejala-gejala sebelumnya, tetapi pada tingkat yang lebih rendah. Episode-episode hipomania juga berlangsung dalam waktu yang lebih singkat daripada episode-episode mania.

Apakah Gangguan Mood Euforik dapat dicegah?

Gangguan mood euforik atau mania tidak sepenuhnya dapat dicegah. Pengobatan menggunakan obat-obatan dapat membantu mencegah munculnya episode manik. Pasien juga dapat memperoleh manfaat dari psikoterapi atau terapi kelompok. 

Terapi dapat membantu pasien mengenali timbulnya episode manik sehingga mereka dapat mencari bantuan.

Bagaimana penanganan yang dapat dilakukan pada orang yang mengalami Gangguan Mood Euforik?

Diagnosa

Seorang dokter atau psikiater dapat mengevaluasi pasien yang menunjukan gejala gangguan mood euforik dengan mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan gejala. Pengamatan langsung dapat menunjukkan bahwa seseorang mengalami episode manik.

Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM), dari American Psychiatric Association, menguraikan kriteria untuk episode manik. Episode harus terjadi selama seminggu, atau kurang dari seminggu jika pasien dirawat di rumah sakit. Selain suasana hati yang terganggu, pasien harus mengalami setidaknya tiga dari gejala berikut:

  • mudah terganggu.
  • terlibat dalam perilaku berisiko atau impulsif. Ini termasuk pengeluaran belanja, investasi bisnis, atau praktik seksual berisiko.
  • memiliki pikiran yang sangat cepat.
  • memiliki waktu tidur yang sangat sedikit.
  • memiliki pikiran obsesif.

Kondisi-kondisi di atas dianggap sebagai gangguan mood euforik atau mania jika gejala yang ditimbulkan bukan merupakan akibat dari pengaruh luar, seperti penyalahgunaan obat-obatan atau alkohol.

Pengobatan mania

Rawat inap dapat diperlukan jika seseorang yang mengalami gangguan mood euforik mengalami gangguan psikosis. Rawat inap dapat mencegah pasien melukai dirinya sendiri.

Penggunaan obat-obatan biasanya merupakan pengobatan lini pertama mania. Obat-obatan dapat diresepkan untuk menyeimbangkan suasana hati pasien dan mengurangi resiko mencederai diri sendiri.

Obat-obatan yang sering digunakan untuk pengobatan mania meliputi :

Selain menggunakan obat-obatan, seseorang yang mengalami gangguan mood euforik dapat menjalani pengobatan psikoterapi. Pengobatan psikoterapi dapat membantu pasien untuk mengelola stress dan mengenali pemicu yang dapat menyebabkan timbulkan episode manik.


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Bipolar I Disorder Symptoms, Treatments, Causes, and More. WebMD. (https://www.webmd.com/bipolar-disorder/guide/bipolar-1-disorder)
Mania | Definition & Patient Education. Healthline. (https://www.healthline.com/health/mania)
Bipolar disorder: Top symptoms of mania. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/324578.php)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app