Hiperaktif Pada Anak - Penyebab, Gejala, & Tips Menghadapinya

Dipublish tanggal: Mar 8, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Agu 14, 2019 Waktu baca: 3 menit
Hiperaktif Pada Anak - Penyebab, Gejala, & Tips Menghadapinya

Anak memiliki saat-saat ketika mereka punya banyak energi sehingga geraknya sangat aktif. Namun seberapa sering Anda harus memberi tahu si kecil untuk mengurangi lari-larian atau bahkan berhenti bicara? Meski memang wajar kalau usia anak-anak itu sedang aktif-aktifnya, namun jika berlebihan bisa menjadi gejala hiperaktif.

Hiperaktif adalah tanda klasik dari Attention-Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Akan tetapi, perlu diingat bahwa hiperaktif juga bisa terjadi karena kondisi lainnya. Lantas, apa penyebab anak hiperaktif dan bagaimana cara membantu mengoptimalkan  perkembangan anak yang terlalu aktif? Berikut informasi lengkapnya.

Apa penyebab hiperaktif pada anak?

ADHD sering menyebabkan hiperaktif pada anak-anak, tapi ini juga bukanlah satu-satunya penyebab ADHD. Ada banyak kondisi lain yang dapat memicu hiperaktif pada anak.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat memicu sifat hiperaktif pada anak:

1. ADHD

Kondisi yang terjadi karena adanya kelainan pada sistem saraf otak, sehingga menyebabkan anak bergerak dan berbicara tanpa henti. Sistem saraf otak anak ADHD bekerja sedikit lebih lambat daripada anak normal.

2. Gangguan kecemasan

Rasa cemas bisa membuat anak mudah gelisah dan tidak bisa fokus. Gejala tersebut terkadang salah diartikan dengan gejala ADHD, karena memang gejalanya sangat mirip. 

3. Hipertiroid

Masalah pada kelenjar tiroid, salah satunya hipertiroid, dapat menyebabkan anak merasa gelisah dan kurang fokus. Hal ini juga dapat memengaruhi kesehatan mata, seperti memicu iritasi mata atau mata melotot.

4. Gangguan telinga bagian dalam

Anak-anak dengan masalah telinga bagian dalam seringkali hiperaktif. Kebutuhan anak-anak untuk terus bergerak mungkin disebabkan oleh adanya gangguan pendengaran dan keseimbangan mereka.

5. Masalah pemrosesan sensoris

Anak-anak dengan masalah pemrosesan sensorik dapat menjadi hiperaktif saat mereka mengalami overstimulasi atau kurang stimulasi.

Gejala ADHD bisa berbeda-beda, tergantung dari usia anak. Misalnya saja, anak prasekolah lebih sering terjatuh, sedangkan siswa usia sekolah dasar mungkin tidak bisa duduk lama untuk menyelesaikan pekerjaannya.  

Gejala dan ciri-ciri anak hiperaktif

Ciri-ciri anak hiperaktif sangat jelas dan mudah untuk diamati, bahkan perilakunya sering mengganggu orang-orang di sekitarnya. Hal inilah yang membuat orangtua merasa kesal dan gampang marah karena menganggap anak Anda terlalu nakal dan suka mencari perhatian.

Meski sama-sama aktif, tanda nakal atau hiperaktif pada anak sebetulnya bisa diperhatikan dari perilakunya. Pada anak hiperaktif, sifat anak yang tidak bisa diam disebabkan oleh gangguan kinerja otak, artinya bukan sengaja dilakukan oleh anak. Sedangkan anak nakal cenderung mencari perhatian dengan sengaja berlari-larian atau membuat benda-beda di sekitarnya berantakan.

Supaya lebih mudah, berikut ciri-ciri anak hiperaktif:

  1. Berbicara terus-menerus dan sering menyela orang lain
  2. Bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain dengan cepat
  3. Terus bergerak bahkan saat duduk
  4. Suka menabrak hal-hal disekitarnya
  5. Mengambil semua mainan, bahkan milik anak lain
  6. Tidak bisa duduk dengan tenang saat makan atau beraktivitas lainnya

Baca Selengkapnya: 7 Tanda Orang Dewasa Pengidap ADHD

Sebagai orangtua, harus bagaimana menghadapi anak hiperaktif?

Jika anak menunjukkan gejala hiperaktif yang disebabkan oleh ADHD, segera bawa si kecil ke psikolog atau psikiater anak. Mereka akan membantu memastikan penyebab hiperaktif pada anak Anda.

Selain itu, sebetulnya ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan sendiri di rumah untuk melatih dan mengurangi gejala hiperaktif pada anak. Di antaranya:

1. Bantu si kecil menyalurkan energinya

Anak hiperaktif butuh berlarian dan banyak bermain untuk melampiaskan energinya. Ketimbang mengekang keinginan anak, coba tenangkan pikirannya dengan memberikan kegiatan positif. Contohnya bermain drum, olahraga sepak bola, hingga membuat daftar tugas. 

Jangan lupa berikan penghargaan pada anak jika ia berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik dan tenang.

2. Anak anak berbicara dengan cara yang sederhana

Berkomunikasi bisa menjadi salah satu cara mengatasi gejala hiperaktif pada anak. Meskipun cukup sulit untuk menyeimbangkan kecepatan bicaranya, tetap berikan perhatian penuh dan cukup dengarkan saja.

Biarkan anak mengungkapkan perasaan cemas atau penasaran terhadap suatu hal. Yang terpenting, dukung minat sang anak selama minatnya positif.

3. Bantu anak mengatasi perasaan cemasnya

Anak hiperaktif cenderung sulit mengatasi rasa marah, sedih, cemas, dan khawatir. Bantu si kecil mengatasi perasaan negatif tersebut dan katakan pada mereka mana yang baik dan buruk.

4. Buat anak merasa rileks dan tenang

Meski tidak mudah, cobalah bersabar dalam menghadapi tingkah laku anak. Ajak si kecil jalan-jalan ke taman dan ajarkan teknik pernapasan dengan menarik napas dalam, lalu buang pelan-pelan.

5. Terapi perilaku

Berikan penghargaan kepada anak setiap kali mereka berhasil berperilaku sopan dan santun. Begitu juga setelah anak sukses menjalankan daftar tugas dengan baik dan teratur.

Pemberian hadiah dapat mendorong kemauan anak untuk menjalankan kewajibannya. Terapi perilaku yang seperti ini juga dapat melatih konsentrasi anak.

Mintalah bantuan dokter atau guru anak di sekolah untuk turut serta membimbing dan mendukung perubahan perilaku anak. Ingat, hiperaktif adalah suatu pertanda kondisi medis, bukan hasil dari pola asuh yang buruk.

Baca Juga: Cara Penuhi Kebutuhan Gizi Anak Hiperaktif (ADHD)


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
High blood pressure in children - Diagnosis and treatment - Mayo Clinic (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-pressure-in-children/diagnosis-treatment/drc-20373446)
Hypertension (High Blood Pressure) (for Parents) - Nemours KidsHealth (http://kidshealth.org/en/parents/hypertension.html#)
High Blood Pressure in Children and Adolescents - American Family Physician (https://www.aafp.org/afp/2012/0401/p693.html)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app