Epiploic Appendagitis - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 25, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Epiploic appendagitis adalah penyakit langka yang menyebabkan nyeri perut hebat. Kondisi ini sering kali disalahartikan dengan gangguan pencernaan lain, misalnya divertikulitis atau radang usus buntu, karena gejalanya mirip. Memangnya, apa itu epiploic appendagitis dan apa saja gejala khasnya yang perlu diwaspadai? Mari simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Apa itu epiploic appendagitis?

Epiploic appendagitis adalah peradangan pada apendiks epiploik akibat kurangnya aliran darah. Apendiks epiploik itu sendiri merupakan kantong atau jaringan ikat berukuran kecil dan berisi lemak, letaknya di sepanjang usus besar bagian luar.

Iklan dari HonestDocs
Meso Slimming Treatment di Reface Clinic

Meso Slimming merupakan teknik non-bedah kosmetik dimana mikroskopis kecil dari obat-obatan kelas medis, vitamin, mineral dan asam amino disuntikkan ke dalam lapisan kulit. Penyuntikan dilakukan pada bagian atas dan tengah untuk mengatasi berbagai jenis masalah penumpukan lemak. Suntikan akan diberikan ke dalam mesoderm, yaitu lapisan lemak dan jaringan di bawah kulit. Befungsi untuk menghilangkan lemak tubuh yang tidak diinginkan dan selulit.

Jaringan lemak atau apendiks epiploik mendapatkan pasokan darah dari pembuluh-pembuluh kecil yang menempel di bagian luar usus besar. Karena kantong-kantong jaringan ini bentuknya tipis dan sempit, maka aliran darah di dalamnya sangat mudah terhambat. Hal inilah yang menyebabkan kantong lemak apendiks mengalami peradangan dan menimbulkan nyeri.

Epiploic appendagitis lebih umum terjadi pada pria usia 40-50 tahun. Selain faktor usia, ada hal-hal lain yang juga dapat meningkatkan risiko epiploic appendagitis, yaitu:

  • Kelebihan berat badan atau obesitas. Obesitas dapat meningkatkan jumlah lemak pada apendiks epiploik.
  • Makan dalam jumlah banyak. Makan porsi besar dapat mengubah aliran darah menuju usus jadi lebih sedikit.

Mengenal epiploic appendagitis

Penyebab

Epiploic appendagitis terbagi menjadi 2 jenis, yaitu primer dan sekunder. Setiap jenis epiploic appendagitis ini punya penyebab yang berbeda-beda. Berikut selengkapnya.

  • Penyebab epiploic appendagitis primer

Penyebab epiploic appendagitis primer adalah turunnya pasokan darah ke kantong lemak apendiks epiploik. Kondisi ini terjadi karena kantong lemak mengalami puntiran atau terbelit, sehingga aliran darah di dalamnya berhenti.

Dalam kasus lain, pembuluh darah menuju apendiks epiploik mengalami kolaps atau terdapat bekuan darah. Bekuan darah inilah yang menghalangi aliran darah ke apendiks epiploik dan menyebabkan peradangan.

  • Penyebab epiploic appendagitis sekunder

Epiploic appendagitis sekunder terjadi ketika jaringan di sekitar usus besar, atau pada usus besar itu sendiri, mengalami infeksi atau peradangan. Kondisi ini mirip seperti peradangan akibat divertikulitis atau usus buntu. Setiap peradangan dan pembengkakan yang terjadi dapat menghalangi aliran darah menuju kantong lemak apendiks epiploik.

Iklan dari HonestDocs
Meso Slimming Treatment di Reface Clinic

Meso Slimming merupakan teknik non-bedah kosmetik dimana mikroskopis kecil dari obat-obatan kelas medis, vitamin, mineral dan asam amino disuntikkan ke dalam lapisan kulit. Penyuntikan dilakukan pada bagian atas dan tengah untuk mengatasi berbagai jenis masalah penumpukan lemak. Suntikan akan diberikan ke dalam mesoderm, yaitu lapisan lemak dan jaringan di bawah kulit. Befungsi untuk menghilangkan lemak tubuh yang tidak diinginkan dan selulit.

Gejala

Gejala epiploic appendagitis yang paling utama adalah nyeri perut, terutama di perut bagian kiri bawah. Ini karena ukuran apendiks epiploik di usus besar bagian kiri cenderung lebih besar, sehingga rentan terlilit atau meradang.

Nyeri perut akibat epiploic appendagitis terjadi di area tubuh yang sama, artinya lokasinya tidak berpindah-pindah. Rasa sakitnya biasanya terasa makin parah saat Anda melakukan peregangan, batuk, atau menarik napas dalam-dalam.

Tanda dan gejala epiploic appendagitis lainnya meliputi:

Baca Juga: Gejala Usus Buntu yang Harus Anda Waspadai

Pencegahan epiploic appendagitis

Ada 2 hal utama yang dapat membantu mencegah atau menurunkan risiko terjadinya epiploic appendagitis, yaitu:

Kendalikan berat badan

Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan jumlah lemak pada apendiks epiploik. Oleh karena itu, bagi Anda yang mengalaminya, segera kendalikan berat badan Anda.

Iklan dari HonestDocs
Meso Slimming Treatment di Reface Clinic

Meso Slimming merupakan teknik non-bedah kosmetik dimana mikroskopis kecil dari obat-obatan kelas medis, vitamin, mineral dan asam amino disuntikkan ke dalam lapisan kulit. Penyuntikan dilakukan pada bagian atas dan tengah untuk mengatasi berbagai jenis masalah penumpukan lemak. Suntikan akan diberikan ke dalam mesoderm, yaitu lapisan lemak dan jaringan di bawah kulit. Befungsi untuk menghilangkan lemak tubuh yang tidak diinginkan dan selulit.

Ada banyak hal yang bisa Anda lakukan untuk menurunkan berat badan, mulai dari olahraga teratur, mengatur pola makan, dan rutin menimbang badan. Dengan begitu, Anda lebih mampu mengendalikan berat badan supaya tetap normal, sehat, dan ideal.

Atur porsi makan

Makanan berlebihan juga bisa meningkatkan risiko apendiks epiploik. Bila Anda termasuk salah satunya, segera kurangi porsi makan Anda sedikit demi sedikit.

Tidak perlu langsung menurunkan porsi makan secara drastis. Ada baiknya gunakan prinsip "makan sedikit tapi sering" supaya porsi makan Anda tetap terjaga. Gejala epiploic appendagitis pun akan jarang kambuh ke depannya.

Pengobatan epiploic appendagitis

Karena gejala epiploic appendagitis mirip seperti divertikulitis atau radang usus buntu, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan fisik untuk mencari tahu penyebab pastinya.

Berikut ini sejumlah pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi epiploic appendagitis, yaitu:

  • Pemeriksaan darah: untuk melihat jumlah sel darah putih pasien. Jika jumlahnya meningkat, pasien mungkin mengalami divertikulitis atau kondisi lainnya. Divertikulitis juga dapat menyebabkan demam karena efek usus besar yang meradang.
  • CT scan atau MRI: untuk melihat bagian dalam rongga perut, terutama pada kantong lemak di usus besar yang meradang.
  • USG: untuk melihat ukuran massa di sekitar apendiks epiploik.

Kabar baiknya, epiploic appendigitis bisa sembuh dengan sendirinya tanpa perawatan apapun. Apabila pasien mengalami sakit perut yang mengganggu aktivitas, dokter akan meresepkan obat pereda nyeri yang dijual bebas di pasaran seperti paracetamol atau ibuprofen. Biasanya, gejalanya akan membaik dalam kurun waktu seminggu ke depan.

Pembedahan atau operasi mungkin diperlukan jika epiploic appendagitis mulai mengalami komplikasi atau tak kunjung sembuh. Jenis operasinya juga akan disesuaikan dengan penyebabnya masing-masing. Misalnya jika disebabkan oleh usus buntu, maka dokter akan melakukan operasi pengangkatan usus buntu untuk meredakan gejalanya.


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
SCIENCEDIRECT, Epiploic appendagitis (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1930043318300256), June 2018.
Kevin Martinez, M.D., Epiploic appendagitis (https://www.medicalnewstoday.com/articles/327124.php), 25 November 2019.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Bagaimana cara mengatasi BAB keras dan besar
Pertanyaan ini telah dijawab oleh seorang ahli medis
Buka di app