Endometriosis - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 7, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Apr 9, 2019 Waktu baca: 3 menit

Penyakit endometriosis adalah pertumbuhan abnormal sel-sel endometrium (lapisan permukaan rahim) yang tumbuh di tempat lain di luar rahim. Endometriosis paling sering ditemukan pada organ-organ dalam panggul.

Pengertian Endometriosis

Endometriosis adalah penyakit yang terjadi ketika jaringan yang merupakan lapisan permukaan rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim, yaitu bisa tumbuh pada indung telur, lapisan panggul belakang rahim dan menutupi bagian atas vagina.

Penyakit endometriosis merupakan kondisi medis yang termasuk sering menyerang wanita di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia, sayangnya belum ada data mengenai angka kejadiannya di Negara kita. Sebagian besar wanita yang didiagnosis endometriosis berada antara usia 25 sampai 40 tahun.

Gejala Endometriosis

Endometriosis adalah salah satu jenis penyakit jangka panjang (kronis) yang dapat menimbulkan rasa sakit saat menstruasi atau pendarahan hebat. Penyakit ini juga sering menyebabkan sakit perut bagian bawah pada wanita, punggung bawah, serta masalah kesuburan.

Kebanyakan wanita dengan endometriosis tidak menunjukkan gejala apapun, namun, ketika itu terjadi gejala endometriosis dapat berupa:

Tapi ingat, nyeri haid juga bisa disebabkan oleh kondisi lainnya. Lebih lanjut silahkan baca: Penyebab Nyeri Haid dan Cara Mengatasinya

Penyebab Endometriosis

Belum diketahui secara pasti apa saja yang menjadi penyebab endometriosis, tetapi ada beberapa teori. Teori yang paling banyak diterima adalah bahwa lapisan rahim tidak dibuang dengan sempurna selama periode menstruasi dan kemudian menempel sendiri pada organ panggul.

Sel-sel endometriosis memiliki sifat yang sama seperti endometrium yang melapisi rahim, sehingga setiap bulan dia akan tumbuh selama siklus menstruasi dan kemudian mengelupas atau berdarah layaknya rahim saat haid. Seperti kita ketahui bahwa, sebelum datang haid hormon estrogen akan menyebabkan endometrium menebal (penebalan) agar siap menerima sel telur yang telah dibuahi. Jika telur tidak dibuahi, lapisan rahim tersebut akan rusak dan meninggalkan tubuh (peluruhan) sebagai darah haid.

Endometriosis atau endometrium yang tumbuh pada jaringan lain juga akan mengalami proses yang sama yaitu penebalan dan peluruhan, tetapi dia tidak memiliki jalan untuk meninggalkan tubuh. Hal ini menyebabkan rasa sakit, bengkak dan kadang-kadang masalah kesuburan jika itu terjadi pada tuba falopi atau indung telur sehingga menjadi rusak.

Lebih lanjut silahkan baca: Penyebab Endometriosis

Diagnosis Endometriosis

Untuk menegakkan diagnosis, pertama-tama dokter akan menanyakan setiap gejala yang muncul seperti dijelaskan di atas, kemudian melakukan pemeriksaan fisik pada pelvis atau mungkin pemeriksaan dalam.

Biasanya diperlukan juga pemeriksaan penunjang yang berupa USG, CT-Scan atau laparoskopi. Prosedur laparoskopi dilakukan dengan memasukkan tabung kecil yang dilengkapi kamera (laparoskop) untuk melihat bagian dalam perut pasien. Melalui laparoskopi, dokter dapat mengambil sampel jaringan (biopsi) untuk diteliti di laboratorium.

Prosedur laparoskopi merupakan satu-satunya metode yang digunakan untuk mendiagnosis endometriosis. 

Lebih lanjut silahkan baca: Diagnosis Endometriosis

Pengobatan Endometriosis

Tidak ada obat khusus yang bisa mengobati endometriosis. Namun, gejala sering dapat dikelola dengan obat penghilang rasa sakit atau obat hormon, yang membantu agar aktifitas sehari-hari menjadi tak terganggu.

Pembedahan untuk mengangkat jaringan endometriosis kadang-kadang diperlukan untuk memperbaiki setiap gejala yang muncul termasuk gangguan kesuburan. Tindakan operasi yang umum dilakukan adalah:

  • Laparoskopi - Prosedur ini dilakukan untuk mengangkat jaringan endometriosis atau membakar jaringan tersebut menggunakan laser atau arus listrik. Prosedur ini biasanya dilakukan bagi penderita yang masih ingin memiliki keturunan anak. 
  • Histerektomi - Prosedur ini merupakan operasi pengangkatan rahim, serviks, dan kedua ovarium. Setelah prosedur ini, pasien tidak bisa hamil lagi serta memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita penyakit jantung dan pembuluh darah.
  • Laparotomi - Prosedur ini dilakukan untuk mengakses organ yang terkena dan mengangkat jaringan endometriosis.

Penyakit endometriosis bisa menjadi kondisi yang sulit ditangani, baik secara fisik maupun emosional.

Lebih lanjut silahkan baca: Pengobatan Endometriosis

Pencegahan

Kita tidak dapat mencegah endometriosis, tetapi kita bisa mengurangi kemungkinan itu terjadi dengan cara menurunkan kadar hormon estrogen dalam tubuh. Estrogen membantu menebalkan lapisan rahim selama siklus menstruasi.

Untuk menjaga kadar estrogen yang lebih rendah dalam tubuh, maka dapat melakukan hal-hal berikut: Penggunaan pil KB, olah raga teratur, menghindari alkohol, dan minuman berkafein.

Lebih lanjut silahkan baca: Pencegahan Endometriosis


21 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Harding, M. Patient (2016). Endometriosis. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4958554/)
Mohamed, et al. Healthline (2017). Endometriosis. (https://www.healthline.com/health/endometriosis)
Mayo Clinic (2018). Diseases and Conditions. Endometriosis. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/endometriosis/symptoms-causes/syc-20354656)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Artikel selanjutnya
Gejala
Gejala
Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app