Probiotics: Informasi Manfaat dan Cara Kerja

Dipublish tanggal: Mei 17, 2019 Update terakhir: Okt 26, 2020 Waktu baca: 3 menit

Probiotik adalah jenis bakteri "baik" yang ditemukan dalam beberapa makanan dan suplemen. Biasanya bakteri dianggap sebagai sesuatu yang dapat menyebabkan penyakit atau masalah lain. Tetapi probiotik dapat membantu menjaga kesehatan usus.

Probiotik terdiri dari berbagai jenis bakteri yang memiliki manfaat yang berbeda-beda. Berikut beberapa jenis bakteri yang paling sering digunakan sebagai probiotik:

  • Lactobacillus adalah bakteri yang paling sering dikomersilkan sebagai probiotik. Bakteri ini dapat Anda temukan dalam yogurt dan makanan fermentasi lainnya. Beberapa jenis bakteri Lactobacillus dapat membantu mengatasi diare dan dapat membantu orang yang tidak dapat mencerna laktosa (gula dalam susu).
  • Bifidobacterium adalah bakteri yang ditemukan di dalam beberapa produk susu. Penggunaannya dapat membantu meringankan gejala sindrom iritasi usus besar (IBS) dan beberapa kondisi lainnya.
  • Saccharomyces boulardii adalah jamur yang ditemukan dalam probiotik. Walupun bukan bakteri, tetapi jenis jamur ini tampaknya dapat membantu melawan diare dan masalah pencernaan lainnya.

Probiotik untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh :

  • Bifidobacterium lactis
  • Lactobacillus reuteri
  • Lactobacillus rhamnosus GG
  • Lactobacillus casei
  • Bifidobacterium lactis

Probiotik untuk mengatasi diare terkait dengan penggunaan antibiotik:

Manfaat Probiotik

Probiotik berguna untuk menurunkan jumlah bakteri "jahat" dalam usus yang dapat menyebabkan penyakit atau peradangan. Hingga saat beberapa aplikasi klinis dari penggunaan probiotik digunakan untuk mengatasi :

Beberapa manfaat lain yang dapat diberikan oleh penggunaan probiotik meliputi :

Dosis Probiotik

Hingga saat ini tidak ada literatur atau pedoman yang menentukan dosis penggunaan probiotik badan pengawas makanan dan obat di Amerika (FDA) mengatur penggunaan probiotik sebagai makanan, bukan sebagai obat-obatan. Secara umum, makanan dan suplemen probiotik dianggap aman bagi kebanyakan orang, meskipun beberapa orang dengan masalah sistem kekebalan tubuh atau kondisi kesehatan serius lainnya perlu menghindari penggunaan probiotik.

Efek Samping Probiotik

Dalam beberapa kasus, efek samping ringan yang dihasilkan dari penggunaan probiotik seperti sakit perut, diare, dan kembung selama beberapa hari pertama setelah Anda mulai mengkonsumsinya. Penggunaan probiotik juga dapat memicu terjadinya reaksi alergi. Jika hal ini terjadi, segera hentikan penggunaan dan bicarakan dengan dokter jika Anda memiliki masalah kesehatan apapun terkait penggunaan probiotik.

Interaksi Probiotik

Ada kekhawatiran bahwa antibiotik yang diminum bersamaan dengan probiotik berbasis bakteri akan membunuh bakteri menguntungkan yang terdapat di dalam probiotik. Selain itu, orang yang menggunakan obat imunosupresan juga tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi probiotik. Sebuah penelitian pada hewan juga menunjukkan bahwa aktivitas obat yang merupakan substrat enzim pemetabolisme obat hati dapat dipengaruhi oleh probiotik, tetapi hal ini belum dikonfirmasi dalam penelitian pada manusia.

Perhatian

  • Orang yang sakit akut atau yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah harus berhati-hati dalam mengkonsumsi produk dan suplemen probiotik.
  • Pasien kanker yang sakit parah dan orang-orang dengan kondisi dengan potensi usus bocor, termasuk pankreatitis akut, tidak boleh mengkonsumsi probiotik.
  • Selama kehamilan, produk ini harus digunakan hanya ketika jelas dibutuhkan. Diskusikan risiko dan manfaatnya dengan dokter Anda. Tidak diketahui apakah produk ini masuk ke ASI. Konsultasikan dengan dokter Anda sebelum menyusui.
  • Produk cair, makanan, bubuk, atau tablet kunyah mungkin mengandung gula dan / atau aspartam. Perhatian disarankan jika Anda memiliki diabetes, fenilketonuria (PKU), atau kondisi lain yang mengharuskan Anda untuk membatasi / menghindari zat-zat ini dalam makanan Anda.
  • Untuk keamanan, beritahu dokter Anda jika Anda berpikir untuk mengkonsumsi probiotik secara teratur dalam jangka waktu yang panjang.

19 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Verna, E. C., Lucak, S. (2010, September). Use of probiotics in gastrointestinal disorders: What to recommend? [Abstract]. Therapeutic Advances in Gastroenterology, 3(5), 307-319 (http://tag.sagepub.com/content/3/5/307)
The microbiome. (n.d.) (http://britishgut.org/microbiome/)
Sanders, M. E., Guarner, F., Guerrant, R., Holt, P. R., Quigley, E. M. M., Sartor, R. B. … Mayer, E. A. (2013). An update on the use and investigation or probiotics in health and disease. Gut, 62, 787-796 (http://gut.bmj.com/content/62/5/787.long)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app