HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Calendula: Informasi Manfaat dan Cara Kerja

Dipublish tanggal: Apr 1, 2019 Update terakhir: Okt 26, 2020 Waktu baca: 4 menit

Calendula memiliki nama latin Calendula officinalis. Calendula adalah tanaman yang tumbuh di daerah mediterania dan memiliki bunga berwarna kuning-oranye. Bunga Calendula tersebut telah lama dimanfaatkan sebagai obat herbal untuk mengatasi berbagai penyakit.

Bunga Calendula digunakan untuk mencegah kejang otot, mempercepat menstruasi, dan mengurangi demam. Tanaman herbal yang satu ini juga dapat membantu mengobati sakit tenggorokan, kram perut saat menstruasi, luka pada lambung atau usus, hingga kanker.

Manfaat Calendula tersebut diyakini berasal dari kandungan zat kimia di dalamnya. Bahan kimia dalam bunga Calendula dapat merangsang pertumbuhan jaringan baru pada luka dan mengurangi peradangan dalam tubuh. Ada juga yang menggunakan bunga Calendula untuk meringankan gejala campak, cacar, dan penyakit kuning (jaundice).

Mengenai Calendula

Golongan

-

Kemasan

-

Kandungan

Tanaman Calendula mengandung asam oleanolat glikosida dan calendulin. Calendulin, atau disebut juga dengan bassorin, adalah mukus atau lendir yang mengandung sterol dan asam lemak calendic.

Tanaman herbal ini juga mengandung triterpenoid dalam bentuk bebas dan ester, tokoferol, serta minyak yang mudah menguap. Zat karotenoid pada Calendula banyak digunakan sebagai zat pewarna dalam kosmetik, sedangkan kandungan minyak atsirinya digunakan untuk membuat parfum.

Manfaat Calendula

Manfaat calendula dapat mengatasi berbagai penyakit dalam tubuh, di antaranya:

1. Fisura ani

Fisura ani adalah robekan kecil pada lapisan lubang anus yang menyebabkan nyeri saat buang air besar. Mengoleskan ekstrak Calendula dapat mengurangi nyeri akibat fisura ani.

2. Luka di kaki akibat diabetes

Suatu penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Calendula dapat membantu mencegah infeksi dan bau pada luka diabetes. Di samping meneruskan pengobatan medis, mengoleskan Calendula secara rutin dapat mencegah luka di kaki makin parah.

Baca Juga: Obat Luka Diabetes Ampuh Agar Cepat Kering Tanpa Amputasi

3. Ruam popok

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa mengoleskan salep calendula selama 10 hari dapat mengurangi ruam popok. Hasilnya cenderung lebih baik daripada saat menggunakan gel (getah) lidah buaya.

Baca Juga: Obat Ruam Popok Alami yang Mudah Dibuat di Rumah

4. Bibir mengelupas

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa mengoleskan salep calendula selama 15 hari dapat menghentikan pengelupasan pada bibir.

5. Radang gusi

Berkumur dengan tingtur Calendula selama 6 bulan terbukti dapat mengurangi plak, radang gusi, dan perdarahan sebanyak 10-18%, dibandingkan dengan berkumur hanya dengan air.

Bila Anda berkumur dengan obat kumur yang mengandung Calendula, rosemary, dan jahe selama 2 minggu, hasilnya bisa jadi lebih maksimal. Bahkan, kombinasi bahan-bahan alami tersebut dapat bekerja efektif seperti obat kumur chlorhexidine.

6. Infeksi telinga tengah (otitis media)

Penggunaan produk yang mengandung mullein, bawang putih, dan Calendula selama 3 hari dapat mengurangi sakit telinga. Manfaat Calendula ini pun bisa dirasakan oleh anak-anak atau remaja yang mengalami infeksi telinga.

7. Peradangan kulit akibat radiasi (dermatitis radiasi)

Dermatitis radiasi adalah peradangan kulit yang terjadi akibat terkena sinar radiasi pada pengobatan kanker. Mengoleskan salep Calendula ke kulit dapat mengurangi dermatitis radiasi pada penderita kanker payudara

8. Penipisan dinding vagina (atrofi vagina)

Atrofi vagina adalah penipisan dan peradangan pada dinding vagina akibat penurunan estrogen dalam tubuh. Mengoleskan gel yang mengandung Calendula, bakteri Lactobacillus sporogenes, isoflavon, dan asam laktat pada vagina dapat mengurangi gejala atrofi vagina.

Gejala atrofi vagina yang paling sering dirasakan adalah vagina terasa gatal, panas, kering, dan sakit saat berhubungan seksual. Bila digunakan selama 4 minggu, kandungan Calendula di dalam gel bisa membantu meringankan gejalanya.

9. Kondisi lainnya

Manfaat Calendula ternyata masih banyak lagi. Bunga Calendula diyakini dapat meringankan gejala demam, wasir, spasme otot, mimisan, sakit tenggorokan, varises, hingga kanker. Namun memang, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan manfaat Calendula tersebut.

Efek samping Calendula

Bunga Calendula termasuk herbal yang aman digunakan, baik secara oral maupun dioleskan ke kulit. Meski demikian, Calendula tetap memiliki efek samping yang perlu diperhatikan

Beberapa efek samping Calendula adalah:

  • Reaksi alergi: Calendula dapat memicu reaksi alergi pada orang-orang yang sensitif terhadap tanaman, terutama dari famili Asteraceae atau Compositae. Contohnya adalah tanaman krisan, marigold, dan aster.
  • Mengantuk: Calendula dapat menyebabkan kantuk jika dikombinasikan dengan obat-obatan yang digunakan pada saat dan setelah operasi. Hentikan penggunaan Calendula setidaknya 2 minggu sebelum jadwal operasi Anda.
  • Memicu keguguran: Ibu hamil dan menyusui tidak dianjurkan untuk menggunakan Calendula secara oral, sebab dapat meningkatkan risiko keguguran.

Dosis Calendula

Dosis Calendula berbeda-beda pada setiap orang, tergantung dari usia dan kondisi kesehatan pasien. Sampai saat ini belum ada bukti ilmiah yang cukup mengenai dosis yang tepat untuk Calendula.

Penting diketahui bahwa tidak semua produk alami alias herbal tergolong aman. Pastikan untuk selalu mengikuti petunjuk yang tertera pada label kemasan. Sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter atau apoteker sebelum memutuskan untuk mengonsumsi Calendula.

Interaksi Calendula

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat herbal. Sebagai akibatnya, obat herbal tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.

Salah satunya, menggunakan Calendula bersamaan dengan obat sedatif dapat menyebabkan kantuk yang luar biasa. Ini karena Calendula dapat memicu rasa kantuk, begitu juga dengan obat sedatif. Contoh obat sedatif yang tidak boleh diminum bersamaan dengan Calendula adalah clonazepam, lorazepam, phenobarbital, zolpidem, dan sebagainya.

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang Anda konsumsi dan beri tahukan kepada dokter. Selalu ikuti saran dokter mengenai dosis dan aturan minum obat yang sesuai dengan kondisi Anda.

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan obat herbal Calendula adalah sebagai berikut:

  • Bila Anda sedang hamil atau menyusui, sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter sebelum menggunakan herbal Calendula.
  • Hindari menggunakan Calendula jika Anda punya riwayat alergi terhadap tanaman dari famili Asteraceae.

4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app