Ruam Popok - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 5 menit

Apa itu ruam popok?

Ruam popok adalah iritasi dan peradangan yang terjadi pada kulit di daerah popok. Reaksi peradangan pada kulit (dermatitis) di area popok ini dapat timbul secara langsung sebagai akibat penggunaan popok ataupun tidak. Jadi istilah ruam popok sebenarnya tidak spesifik untuk masalah kulit akibat popok, melainkan menunjukkan lokasi peradangannya yang terbatas pada daerah popok.

Kenapa daerah popok rentan mengalami peradangan?

Karena kulit yang tertutup oleh popok dalam waktu yang lama akan menjadi lembab dan basah sehingga menjadi lebih mudah untuk mengalami iritasi. Hal ini disebabkan oleh komponen urin dan pup yang bersinggungan lama dengan kulit akan menyebabkan iritasi pada kulit.

Ditambah lagi kebiasaan bayi yang suka buang air sewaktu-waktu. Tak heran penyakit ruam popok memang umumnya terjadi pada anak anak, terutama bayi baru lahir hingga berusia 2 tahun dan bayi berusia 7-12 bulan.

Perubahan pola makan anak atau bayi di mana saat bayi mulai menerima makanan padat maka akan mempengaruhi struktur dan komponen tinja bayi yang lebih mungkin menyebabkan iritasi. Tetapi seiring bertambahnya usia, anak sudah mulai terbiasa untuk berkemih di toilet bahkan tidak mengenakan popok lagi sehingga penyakit ruam popok ini umumnya berhenti setelah anak berusia 2 tahun.

Mengenai ruam popok

Gejala ruam popok

Keluhan yang muncul pada ruam popok biasanya berupa bercak-bercak yang memiliki warna kemerahan. Terkadang disertai dengan bentolan kecil terutama terjadi pada daerah bokong, sekitar kelamin, dan lipatan paha hingga pangkal paha.

Bercak kemerahan di kulit daerah popok ini sebenarnya tidak berbahaya, namun dapat menyebabkan ketidaknyamanan sehingga membuatnya menjadi lebih rewel.

Jika kondisinya masih ringan mungkin tidak jelas terlihat oleh mata kita, namun kita bisa mengenalinya saat bayi tampak tidak nyaman daripada biasanya, terutama saat mengganti popok. Bayi dengan ruam popok akan lebih sering menangis atau menjerit saat daerah popok dicuci atau disentuh.

Penyebab ruam popok

Beberapa kondisi yang biasanya menjadi penyebab ruam popok antara lain:

  • Kulit yang lembab. Kulit yang tertutup oleh popok dalam waktu lama akan menjadi lembab dan basah, sehingga menjadi lebih mudah untuk mengalami iritasi
  • Kulit yang bergesekan. Kulit yang tertutup oleh popok dalam waktu yang lama dan ketat secara perlahan akan bergesekan dengan kulit hingga lecet, dan kuli menjadi teriritasi
  • Feses dan urin. Kulit yang terpapar dengan urin dan feses yang lama akan lebih mudah teriritasi, di dalam feses terdapat enzim protease yang dapat mengubah urea pada urin menjadi amonia yang bersifat mengiritasi kulit
  • Kulit yang sensitif. Kulit yang sensitif akan lebih mudah mengalami iritasi terhadap paparan yang berasal dari luar tubuh
  • Bahan kimia. Kulit yang terpapar bahan kimia seperti bedak, sabun, deterjen pakaian dan pewangi yang baru pertama kali digunakan pada bayi biasanya dapat menimbulkan iritasi pada kulit bayi. Bisa juga disebabkan oleh penggunaan tisu
  • Diare. Saat diare, bayi mengeluarakn tinja yang lebih cair dari biasanya. Tinja cair tersebut mengandung lebih banyak enzim protease yang dapat mengiritasi kulit
  • Mikroorganisme. Kulit yang tertutup oleh popok dalam waktu yang lama juga akan menjadi hangat dan lembab. Hal ini dapat memicu perkembangbiakan kuman di daerah popok baik berupa bakteri ataupun jamur
  • Pengenalan makanan baru. Saat bayi mulai makan makanan padat, isi fesesnya pun ikut berubah. Hal ini meningkatkan kemungkinan terjadinya ruam popok. Perubahan jenis makanan bayi juga bisa meningkatkan frekuensi BAB yang bisa menyebabkan ruam popok. Jika bayi diberi ASI, bisa jadi si bayi mengalami ruam popok sebagai respons terhadap sesuatu yang dikonsumsi oleh ibu
  • Penggunaan antibiotik. Antibiotik berfungsi membunuh bakteri baik bakteri jahat maupun bakteri baik. Saat bayi minum antibiotik, bakteri yang menjaga pertumbuhan jamur bisa ikut terbunuh sehingga berpotensi menyebabkan ruam popok akibat infeksi jamur. Penggunaan antibiotik juga dapat meningkatkan risiko diare. Bayi yang diberi melalui ASI karena ibunya mengonsumsi antibiotik juga berisiko mengalami ruam popok

Pencegahan ruam popok

Upaya apa yang bisa dilakukan untuk mencegah ruam popok?

Cara terbaik untuk mencegah ruam popok adalah menjaga area popok tetap bersih dan kering. Beberapa strategi sederhana yang dapat membantu mengurangi kemungkinan timbulnya ruam popok pada kulit bayi di antaranya:

  • Sering mengganti popok. Lepaskan popok jika berada dalam kondisi basah atau kotor sesegera mungkin
  • Bilas daerah popok dengan air hangat setiap mengganti popok. Anda bisa langsung membasahi dengan air di kamar mandi atau menggunakan lap handuk yang lembut dan bersih. Jangan gunakan lap atau tisu yang mengandung alkohol atau wewangian. Jika ingin menggunakan sabun, pilihlah jenis yang lembut dan bebas aroma
  • Keringkan dengan handuk bersih atau biarkan mengering sendiri. Keringkan area popok dengan cara menepuk secara perlahan dengan handuk, jangan menggosoknya karena aktivitas menggosok tersebut bisa mengiritasi kulit
  • Setelah mengganti popok, cuci tangan dengan bersih dan benar. Mencuci tangan dapat mencegah penyebaran bakteri ataupun jamur ke bagian tubuh bayi lainnya maupun ke orang lain
  • Hindari popok ketat. Popok yang ketat membuat aliran udara ke kulit di daerah popok terhambat dan membentuk suasana lembab yang memudahkan terbentuknya ruam popok. Popok yang ketat juga bisa menyebabkan rasa tak nyaman pada bagian pinggang ataupun paha
  • Minimalisir penggunaan popok. Bila memungkinkan, biarkan bayi menjalani aktivitasnya tanpa popok. Kenakanlah celana yang berbahan lembut dan tipis agar kulit terpapar udara sehingga mencegah kelembaban berlebih

Popok kain atau popok sekali pakai?

Banyak orang tua bertanya-tanya tentang jenis popok apa yang paling baik digunakan. Jika tujuannya untuk mencegah ruam popok, tidak ada bukti kuat bahwa popok kain lebih baik daripada popok sekali pakai atau sebaliknya.

Karena tidak ada popok terbaik, gunakan apapun yang sesuai untuk bayi Anda. Jika satu merek popok sekali pakai terbukti mengiritasi kulit bayi,  ganti dan coba merek popok yang lain. Jika sabun cuci yang Anda gunakan untuk mencuci popok kain nampaknya menyebabkan ruam popok, maka ganti produk detergen lainnya.

Cara cuci popok kain yang benar

Jika lebih suka mengenakan popok kain untuk si kecil, maka mencuci dengan hati-hati dapat membantu mencegah ruam popok. Kunci utamanya adalah membersihkan, mendisinfeksi, dan membuang residu sabun. Inilah cara yang efektif dalam mencuci popok bayi:

  • Rendam popok kain yang kotor dengan air dingin
  • Cuci popok dalam rendaman air panas dengan deterjen dan pemutih ringan. Anda juga bisa menambahkan cuka ke cucian untuk menghilangkan bau dan membilas residu sabun
  • Bilas popok tersebut dua kali dengan menggunakan air dingin untuk menghilangkan bekas bahan kimia dan sabun
  • Hindari penggunaan pelembut kain dan pengharum karena mengandung wewangian yang bisa mengiritasi kulit bayi

Pengobatan ruam popok

Bagaimana mengobati ruam popok?

Perawatan terbaik untuk mengatasi ruam popok adalah menjaga agar kulit bayi tetap bersih dan kering. Adapun langkah-langkah atau cara mengobati ruam popok yang dapat Anda lakukan di rumah meliputi:

  • Memilih popok yang mempunyai ukuran yang lebih besar dan tidak ketat agar kulit mempunyai ruang untuk bernapas sehingga ruam dapat lebih cepat sembuh
  • Menbersihkan kulit dengan air atau tisue basah pembersih yang non alkohol dan tidak mengandung bahan kimia
  • Mengistirahatkan kulit bayi dengan sesekali membiarkan kulit tanpa pemakaian popok
  • Menggunakan krim atau salep untuk ruam popok zinc oxide atau petrotatum yang dioleskan secara tipis pada saat mengganti popok bayi
  • Memeriksakan bayi ke dokter untuk mengetahui dengan pasti apa yang menjadi penyebab ruam popok karena ruam popok tidak hanya disebabkan oleh penggunaan popok, tetapi juga bisa diperberat oleh adanya infeksi mikroorganisme yang memerlukan pengobatan dengan menggunakan antibiotik

Jika ruam popok bayi tetap ada meskipun sudah melakukan perawatan sederhana di atas, maka dokter mungkin meresepkan:

Gunakan krim atau salep steroid hanya jika dokter merekomendasikannya, karena penggunaan obat yang tidak tepat dapat menyebabkan masalah tambahan. Lebih lanjut baca di sini: Cara Mengatasi Ruam Popok, Aman dan Manjur

Setelah menjalani perawatan di atas, ruam popok biasanya membaik dalam beberapa hari. Namun perlu diingat, ruam bisa berulang kembali jika tidak melakukan pencegahan dengan baik.


18 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Kam, K. WebMD. Solving Your Diaper Dilemma (https://www.webmd.com/parenting/baby/features/diaper-choices)
Brennan, D. WebMD (2017). Your Baby's Diaper Rash. (https://www.webmd.com/parenting/diaper-rash-treatment)
Harding, M. Patient (2016). Nappy Rash. (https://patient.info/childrens-health/nappy-rash-leaflet)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app