Buserelin: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 18, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Tinjau pada Mei 31, 2019 Waktu baca: 3 menit

Perlu Anda ketahui, hormon merupakan kelompok biokimia dalam tubuh yang berperan penting dalam setiap fungsi tubuh. Jika kerja hormon didalam tubuh tidak seimbang maka akan menyebabkan terjadinya berbagai masalah dalam tubuh bahkan dapat menimbulkan munculnya berbagai macam penyakit. Oleh karena itu, menyeimbangkan hormon penting dilakukan agar fungsi tubuh tidak terganggu.

Hormon yang berlebih ataupun kurang dapat menyebabkan masalah dalah tubuh. Ketidakseimbangan hormon dalam tubuh dapat membuat Anda merasa kelelahan,  ketidaksuburan, rambut rontok, perubahan nafsu makan, sampai kelebihan atau kekurangan berat badan bahkan dapat memicu terjadinya penyakit seperti endometriosis dan kanker prostat.

Namun pada artikel ini akan membahas mengenai pengobatan yang dapat digunakan dalam mengatasi penyakit endometriosis dan kanker prostat yaitu dengan menggunakan obat Buserelin. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai kegunaan, dosis dan efek samping dari obat Buserelin. Selamat membaca.

Mengenai Buserelin

Golongan:

Obat resep

Kemasan:

Cairan hidung, subkutan

Kandungan:

Kegunaan obat Buserelin

Buserelin merupakan obat yang digunakan terutama dalam pengobatan kanker prostat dan endometriosis. Obat ini juga dapat digunakan untuk indikasi lain seperti pengobatan kanker payudara pramenopause, fibroid uterus, dan pubertas dini

Obat ini bekerja dengan merangsang pelepasan hormon luteinizing (LH) dan hormon perangsang folikel (FSH) dari hipofisi aterior. Pada pria, LH diperlukan untuk spermatogenesis dan produksi testosteron. Sementara pada wanita, LH diperlukan untuk produksi estrogen.

Dosis obat Buserelin

Penggunaan dosis obat ini sebaiknya ikuti aturan yang diberikan oleh dokter atau apoteker sebelum memulai pengobatan. Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda. Berikut dosis obat Buserelin yang biasa diberikan:

  • Dewasa: Karsinoma prostat lanjutan Awal (subkutan): 500 mcg 8 jam selama 7 hari. Perawatan: 200 mcg sekali sehari. 6,3 mg implan 8 minggu atau 9,45 mg 12 minggu.
  • Desensitisasi pituitari sebelum induksi ovulasi dengan gonadotropin (subkutan): 200-500 mcg / hari hingga hipertregulasi pituitari terjadi, biasanya selama 1-3 minggu.
  • Nasal Endometriosis 150 mcg ke setiap lubang hidung 3 kali / hari selama sekitar 6 bulan.
  • Desensitisasi pituitari sebelum induksi ovulasi dg gonadotropin (lewat hidung): 150 mcg 4 kali / hari mulai hari 1 atau hari ke 21 dari siklus menstruasi sampai penurunan regulasi hipofisis, biasanya selama 1-3 minggu.

Sampai saat ini belum diketahui keamanaan penggunaan obat Buserelin pada anak-anak. Sebaiknya konsultasikan kembali mengenai keamanan penggunaan obat ini pada anak-anak.

Efek samping obat Buserelin

Berikut efek samping yang mungkin terjadi pada penggunaan obat Buserelin:

  • Gangguan GI
  • Sakit kepala / kepala ringan
  • Peningkatan pendarahan menstruasi
  • Perubahan mood
  • Kegelisahan
  • Palpitasi
  • Jerawat
  • Kulit kering
  • Penurunan toleransi glukosa
  • Perubahan pada kulit kepala dan rambut
  • Hiperstimulasi ovarium
  • Reaksi atau nyeri di tempat injeksi
  • Trombofloebitis
  • Pembengkakan
  • Pruritus
  • Reaksi hipersensitivitas
  • Kompresi medula spinalis
  • Perburukan gejala saluran kemih dengan hematuria dan obstruksi kemih, kekeringan vagina, hot flushes.
  • Hilangnya libido
  • Osteoporosis
  • Pembengkakan payudara
  • Disfungsi seksual.

Jika terdapat tanda dan gejala seperti yang telah disebutkan diatas, atau terdapat gejala lain dan terjadi secara menetap serta mengganggu aktivitas Anda, segera konsultasikan ke dokter atau datangi rumah sakit terdekat tuntuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Interaksi Obat

Beberapa jenis obat-obatan yang mungkin akan berinteraksi dengan obat buserelin adalah:

  • Obat yang mempengaruhi sekresi pituitary gonadotropin
  • Terapi hormon dan kortikosteroid dapat mengubah respon.
  • Spironolactone dan levodopa dapat merangsang sekresi gonadotropin.
  • Fenotiazin, antagonis dopamin, digoxin dan hormon seks dapat menghambat Gonadotropin sekresi.

Peringatan dan perhatian penggunaan Buserelin

Berikut beberpa hal yang perlu Anda perhatikan dan Anda ingat sebelum atau saat meggunakan obat Buserelin:

  • Jangan menambah atau mengurangi dosis atau menghentikan penggunan obat ini tanpa saran dan anjuran dari dokter
  • Konsultasikan ke dokter jika Anda memili alergi terhadap obat ini atau obat-obatan lainnya.
  • Hindari penggunaan obat ini pada ibu hamil dan menyusui
  • Hati-hati penggunaan obat ini pederita hipertensi, depresi, osteoporosis dan diabetes.
  • Saat menggunakan obat ini sebaiknya Anda memonitor tekanan darah dan glukosa darah Anda secara teratur
  • Hindari aktivitas seperti mengemudi dan melakukan aktivitas berat saat menggunakan obat ini karena memiliki efek samping pusing/ sakit kepala.
  • Obat ini dapat menyebabkan hipogonadisme setelah masa pengobatan diperpanjang.
  • Hindari penggunan obat ini pada anak-anak.

Jika setelah menggunakan obat ini tidak ada perbaikan pada kondisi kesehatan Anda atau terjadi perburukan kondisi. Konsultasikan kembali ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang lebih baik. Semoga bermanfaat.



3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Buserelin for women. Also called Suprecur. Patient. (https://patient.info/medicine/buserelin-for-women-suprecur)
Buserelin Acetate Drug Information, Professional. Drugs.com. (https://www.drugs.com/mmx/buserelin-acetate.html)
Use of buserelin in an IVF programme for pituitary-ovarian suppression prior to ovarian stimulation with exogenous gonadotrophins. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2112554)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app