Hematuria​ - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 11, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Apr 26, 2019 Waktu baca: 3 menit

Apakah Hematuria Itu?

Hematuria merupakan kondisi adanya darah dalam urin seseorang. Kandungan darah dalam urin tersebut dapat terlihat secara kasat mata (makroskopik) ataupun dari pemeriksaan tes urin di laboratorium (mikroskopik).

 Urine yang normal tidak mengandung darah sedikitpun, kecuali pada wanita yang sedang menstruasi. Pada umumnya, kondisi ini muncul akibat kondisi medis lain yang mendasarinya. Adapun darah dalam urine biasanya disebabkan oleh saluran kemih termasuk ureter, uretra, ginjal atau kandung lemah.

Penyebab Penyakit Hematuria

Organ ginjal berfungsi sebagai penyaring darah dan tempat produksi urin. Adanya darah dalam urin, bisa berasal dari kebocoran pada proses penyaringan darah. Selain dari ginjal, darah pada urin juga dapat berasal organ lain disepanjang saluran kemih, misalnya:

  • Ureter (saluran yang menghubungkan ginjal dengan kantung kemih)
  • Kantung kemih (tempat penyimpanan urin)
  • Uretra (saluran yang menghubungkan kantung kemih dengan bagian luar tubuh)

Adapun penyebab kebocoran pada organ-organ tersebut sehingga menyebabkan terdapatnya darah dalam urin antara lain:

  • Infeksi saluran kemih akibat adanya bakteri yang masuk melalui uretra dan berkembang biak di kantung kemih
  • Infeksi ginjal (pyelonephritis) akibat adanya bakteri yang masuk ke ginjal melalui aliran darah atau melalui ureter
  • Batu ginjal atau batu di kantung kemih
  • gt;pembengkakan kelenjar prostat
  • Penyakit ginjal (glomerulonephritis) akibat adanya penyakit sistemik, seperti diabetes, infeksi virus/bakteri, atau permasalahan pada sistem imun
  • Kanker pada ginjal, kantung kemih, atau prostat
  • Luka pada ginjal akibat kecelakaan atau cedera
  • Penyakit keturunan seperti anemia bulan sabit, hemofilia, atau sindrom Alport
  • Olahraga dengan intensitas tinggi sehingga menyebabkan cedera pada kantung kemih, dehidrasi, atau pemecahan sel darah merah
  • Pengaruh obat-obatan tertentu misalnya obat anti kanker golongan siklofosfamid, antikoagulan (aspirin), heparin, penisilin, dan fenazopiridin

Faktor risiko Penyakit Hematuria

Siapa saja, termasuk remaja dan anak-anak, dapat mengalami hematuria. Faktor-faktor yang menyebabkannya antara lain:

  • Usia. Pria yang berusia lebih dari 50 tahun memiliko risiko lebih tinggi mengalami pembesaran kelenjar prostat yang mengakibatkan hematuria
  • Paska terkena infeksi bakteri (glumerulonefritis) yang menyebabkan peradangan pada ginjal sehingga darah ikut masuk ke dalam urin
  • Riwayat penyakit ginjal atau batu ginjal pada keluarga
  • Konsumsi obat-obatan tertentu seperti aspirin, obat nyeri golongan non-steroid, dan antibiotic golongan penisilin dapat meningkatkan risiko terjadinya hematuria
  • Olahraga dengan intensitas tinggi, misalnya pelari jarak jauh, yang rentan mengalami hematuria
  • Merokok
  • Atau terpapar senyawa kimia industri tertentu

Gejala Penyakit Hematuria

Hematuria merupakan penanda adanya permasalahan kesehatan. Hematuria makroskopis dapat terlihat melalui adanya warna pink atau kemerahan pada urin dan biasanya tidak disertai dengan rasa sakit atau tergantung dari penyakit penyebabnya. Tetapi hematuria dapat pula terjadi tanpa ditandai adanya gejala apapun dan baru terlihat melalui pemeriksaan mikroskopis.

Pemeriksaan Penyakit Hematuria

Sebelum melakukan serangkaian tes untuk mengetahui penyebab hematuria, dokter akan menanyakan riwayat penyakit Anda. Setelah itu akan melakukan pemeriksaan urin dan tes darah yang apabila diperlukan, akan ditambahkan pemeriksaan lain seperti CT scan, USG ginjal, atau biopsi ginjal.

Terapi atau penanganan Penyakit Hematuria

Penyebab hematuria kemungkinan merupakan penyakit yang serius, misalnya, kanker. Oleh karena itu, apabila mengetahui adanya darah pada urin yang terlihat secara kasat mata, sebaiknya jangan diabaikan. Apabila kondisi hematuria tidak tampak secara makroskopis, tetapi Anda merasakan kesulitan dan nyeri saat berkemih, nyeri perut, nyeri pada ginjal, mual, muntah, demam, dan nyeri punggung.

Penanganan hematuria ditujukan untuk mengobati penyakit penyebabnya sehingga penanganannya tergantung penyakitnya, seperti:

  • Pemberian antibiotik pada kasus hematuria yang disebabkan oleh infeksi bakteri
  • Pemberian obat-obatan yang dapat mengecilkan ukuran kelenjar prostat, apabila hematuria disebabkan oleh pembengkakan prostat
  • Terapi laser untuk memecah batu ginjal atau batu pada kantung kemih yang menyebabkan hematuria

Tetapi apabila tidak ditemukan penyebab hematuria, dokter akan memberikan saran untuk melakukan pemeriksaan lanjutan seperti tes urin dan pemeriksaan tekanan darah setiap 3 hingga 6 bulan sekali bagi Anda yang memiliki faktor risiko.

Pencegahan Penyakit Hematuria

Melakukan pencegahan hematuria sama halnya dengan melakukan pencegahan terhadap faktor-faktor penyebab kondisi tersebut. Caranya antara lain:

  • Memastikan kebutuhan cairan tubuh terpenuhi dengan minum air yang cukup, berkemih setelah melakukan hubungan seksual, dan menjaga kebersihan diri agar tidak terkena infeksi saluran kemih
  • Mengurangi konsumsi garam dan meminum cukup air untuk mencegah terjadinya batu ginjal atau batu pada kantung kemih
  • Tidak merokok, membatasi paparan bahan kimia, dan meminum cukup air untuk mencegah kanker pada kantung kemih

16 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
DerSarkissian, C. WebMD (2016). Blood in Urine (Hematuria). (https://www.webmd.com/digestive-disorders/blood-in-urine-causes)
Ellis, M. Healthline (2016). What Causes Blood in Urine? (https://www.healthline.com/health/urine-bloody)
Mayo Clinic (2017). Diseases Conditions. Blood in urine (hematuria). (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/blood-in-urine/symptoms-causes/syc-20353432)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Selamat siang dok saya mau bertanya kenapa gagal ginjal dapat menyebabkan urem?
Pertanyaan ini telah dijawab oleh seorang ahli medis
bagaimana pola makan yang baik untuk penderita batu ginjal dok maks
Pertanyaan ini telah dijawab oleh seorang ahli medis
Buka di app