Beta-Blocker untuk Penyakit Jantung: Manfaat, Risiko, dan Banyak Lagi

Dipublish tanggal: Agu 28, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mar 20, 2020 Waktu baca: 3 menit
Beta-Blocker untuk Penyakit Jantung: Manfaat, Risiko, dan Banyak Lagi

Beta-blocker merupakan kelas obat yang digunakan untuk memblokir efek hormon stress seperti adrenalin pada jantung. Obat beta- blocker sering diresepkan untuk kondisi seperti detak jantung yang tidak teratur, tekanan darah tinggi, dan setelah serangan jantung.

Pada kondisi yang jarang, beta-blocker dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit seperti:

Dokter biasanya beralih ke beta-blocker untuk mengatasi tekanan darah tinggi ketika obat lain, seperti diuretik, tidak berfungsi atau memiliki terlalu banyak efek samping. 

Dokter dapat digunakan dalam kombinasi dengan obat penurun tekanan darah lainnya, termasuk inhibitor ACE dan penghambat saluran kalsium.

Cara kerja obat beta-blocker

Karena obat beta-blocker bekerja di dalam tubuh, beta-blocker juga disebut zat penghambat beta-adrenergik.

Berbagai jenis beta-blocker bekerja secara berbeda. Secara umum, obat-obatan tersebut meningkatkan kemampuan jantung untuk rileks. Jantung akan berdetak lebih lambat dan kurang kuat ketika beta-blocker bekerja. 

Hal tersebut dapat membantu mengurangi tekanan darah dan mengurangi irama jantung yang tidak teratur.

Beberapa obat beta-blocker hanya bekerja pada jantung, sementara obat beta-blocker yang lain mempengaruhi jantung dan pembuluh darah.

Dokter mungkin akan meresepkan beta-blocker walaupun Anda memiliki sedikit gejala masalah jantung atau gagal jantung. Obat-obatan tersebut sebenarnya dapat meningkatkan kemampuan jantung untuk berdetak.

Obat Beta-blocker yang umum diresepkan termasuk:

  • acebutolol (Sectral)
  • atenolol (Tenormin)
  • bisoprolol (Zebeta)
  • carteolol (Cartrol)
  • esmolol (Brevibloc)
  • metoprolol (Lopressor, Toprol XL)
  • nadolol (Corgard)
  • nebivolol (Bystolic)
  • propranolol (Inderal LA)

Manfaat obat beta-blocker

Beta-blocker telah terbukti memiliki beberapa manfaat kesehatan selain membantu masalah pada jantung. Misalnya, obat tersebut dapat melindungi tulang dengan mencegah ginjal mengeluarkan kalsium ke dalam urin. 

Obat-obatan tersebut dapat memblokir hormon stress yang dapat menyebabkan penipisan tulang seiring waktu.

Beta-blocker bukanlah pengobatan lini pertama untuk masalah penipisan tulang atau osteoporosis. Mendapatkan tulang yang kuat mungkin merupakan manfaat tambahan dari mengonsumsi obat-obatan tersebut.

Efek samping dan risiko obat beta-blocker

Orang dengan asma biasanya tidak boleh menggunakan obat beta-blocker karena obat-obatan tersebut dapat memicu terjadinya serangan asma.

Karena beta-blocker dapat mempengaruhi kontrol gula darah, obat beta-blocker biasanya tidak direkomendasikan untuk penderita diabetes.

Efek samping dari obat-obatan beta-blocker dapat bervariasi. Banyak orang akan mengalami beberapa gejala seperti:

  • Kelelahan
  • Tangan terasa dingin
  • Sakit kepala
  • Masalah pencernaan
  • Sembelit
  • Diare
  • Pusing 

Pada kondisi yang jarang, beberapa orang yang mengkonsumsi obat beta-blocker mungkin akan mengalami beberapa gejala seperti:

Jika seseorang secara tidak sengaja mengkonsumsi dosis beta-blocker yang berlebih dari yang disarankan oleh dokter, mungkin akan timbul beberapa gejala sebagai berikut:

Jika Anda atau orang terdekat mengalami overdosis obat, segera hubungi dokter atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Beberapa obat beta-blocker seperti atenolol dan metoprolol telah dilaporkan menyebabkan kenaikan berat badan rata-rata 2,6 pounds. Retensi cairan dan kenaikan berat badan yang menyertainya bisa menjadi tanda bahwa seseorang mengalami gagal jantung atau bahwa gagal jantung semakin memburuk. 

Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda mengalami peningkatan berat badan lebih dari 2 hingga 3 pound dalam sehari, atau lebih dari 5 pound dalam seminggu, atau gejala Anda memburuk.

Seseorang yang mengkonsumsi obat beta-blocker mungkin akan memperhatikan beberapa perubahan dalam cara jantungnya bekerja selama kehidupan sehari-hari. 

Misalnya, beta-blocker dapat mencegah lonjakan detak jantung. Sehingga seseorang mungkin memperhatikan bahwa detak jantungnya tidak naik setinggi biasanya selama berolahraga.

Bicaralah dengan dokter jika Anda khawatir tentang olahraga yang Anda lakukan saat mengambil obat beta-blocker. Dokter mungkin merekomendasikan tes stress untuk menentukan target detak jantung selama melakukan cardio.

Konsumsilah obat secara teratur

Obat Beta-blocker sering dikonsumsi dengan makanan, meskipun obat tersebut biasanya diberikan dengan instruksi khusus. Minumlah obat beta-blocker sesuai resep yang dianjurkan. Konsultasikan segera dengan dokter jika terjadi efek samping. 

Jangan berhenti minum obat tanpa persetujuan dari dokter.


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Sheps, S. G. (2014, November 18). My doctor recently prescribed a beta-blocker to lower my blood pressure. Now, when I exercise, I have trouble getting my heart rate highter than 135. Is this normal? Retrieved from  (http://www.mayoclinic.com/health/beta-blockers/AN01224)
Sheps, S. G. (2015, March 21). Can beta-blockers cause weight gain? Retrieved from  (http://www.mayoclinic.com/health/beta-blockers/AN01409)
Mayo Clinic Staff. (2014, February 1). Beta-blockers (http://www.mayoclinic.com/health/beta-blockers/HI00059)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app