Ciri-Ciri dan Gejala Gangguan Kecemasan (Ansietas)

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit
Ciri-Ciri dan Gejala Gangguan Kecemasan (Ansietas)

Banyak orang tak menyadari bahwa dirinya mengalami gangguan kecemasan. Sebelum bermanifestasi menjadi ancaman lebih serius dan merenggut kebahagiaan hidup, kenali sejak dini gejala gangguan kecemasan yang ada sebagai langkah awal penanganan.

Gangguan kecemasan (anxiety disorder) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan gejala somatik, vegetatif dan kognitif sebagai respon terhadap ketidakpastian atau ketidakberdayaan diri yang sukar dijelaskan. Siapapun dapat mengalami tanpa memperdulikan usia, jenis kelamin maupun latar belakang sosial juga ekonomi.

Sampai saat ini para ahli belum mengetahui secara persis penyebab dari timbulnya kondisi ini. Namun satu hal yang pasti, gangguan kecemasan yang tidak segera ditangani dapat berujung pada depresi yang bukan tidak mungkin dapat membuat penderitanya melakukan percobaan bunuh diri (tentament suicide).

Selengkapnya baca: Ansietas : Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Sebagai langkah awal, penting untuk mengenali berbagai gejala gangguan kecemasan yang ada. Diantaranya seperti timbulnya rasa cemas berlebih, agitasi, sulit tidur, cenderung menutup diri dari kehidupan sosial dan berbagai gejala lainnya yang berlangsung kronis setidaknya selama 6 bulan.

Kenali berbagai gejala gangguan kecemasan berikut ini:

1. Memiliki Kecemasan Berlebih

Salah satu gejala gangguan kecemasan yang paling khas ditandai dengan timbulnya rasa cemas berlebih. Dimana kecemasan yang dirasakan ini berlangsung setiap hari, setidaknya selama 6 bulan hingga membuat penderitanya sangat sulit berkonsentrasi dan menyelesaikan tugas hariannya.

2. Agitasi

Seseorang dengan gangguan kecemasan sering mengalami agitasi, yakni suatu bentuk gangguan psikomotor yang memiliki karakterisasi berupa gerakan yang tidak jelas.

Misalnya seperti berjalan bolak-balik dalam satu ruangan tanpa alasan, mengetuk jari-jari kaki, memeras-meras tangan hingga yang dapat membahayakan seperti menggigit dan merobek kulit bibir.

3. Bergulat dengan Gangguan Tidur

Kerap bangun di tengah malam dan kesulitan tidur menjadi dua hal yang sering dilaporkan sebagai gejala gangguan kecemasan pada banyak penderitanya. Kondisi ini berlangsung secara kronis dan hanya akan membaik bila saja penderitanya melakukan pengobatan.

4. Cenderung Menghindari Kehidupan Sosial

Seseorang dimungkinkan memiliki gangguan kecemasan bila didalam dirinya ditemukan tanda-tanda seperti merasa khawatir atau takut selama berhari-hari menjelang peristiwa tertentu, takut dinilai/dikritik oleh orang lain, berpikir akan dipermalukan atau dihakimi dan berbagai perasaan sejenis yang membuatnya ingin menjauh dari kehidupan sosial.

Orang dengan kecemasan sosial juga cenderung nampak sangat pemalu dan pendiam ketika berada dalam suatu kelompok atau ketika bertemu dengan orang baru. Terlihat biasa saja dari luar, meski di dalam dirinya merasakan ketakutan dan ketidaknyamanan yang cukup ekstrem. Tak ayal timbul keringat berlebih, wajah yang memerah, gemetar dan seketika mengalami kesulitan bicara.

5. Kerap Merasakan Serangan Panik

Serangan panik dapat menghasilkan perasaan takut yang sangat intens selama beberapa menit disertai dengan gejala fisik yang tak menyenangkan seperti jantung berdebar, sesak napas, tangan kesemutan atau mati rasa, mual, lemas, pusing dan berkeringat dingin. Bila serangan panik ini kerap berulang kali dirasakan, maka penderitanya dapat didiagnosis dengan gangguan kecemasan.

6. Memiliki Gangguan Pencernaan Kronis

Sistem saraf manusia terdiri dari jalinan-jalinan saraf yang begitu kompleks dan saling berkaitan dengan organ tubuh lain termasuk sistem pencernaan. Ketika stres atau mengalami gangguan kecemasan, maka akan terjadi perubahan pada sistem saraf yang melibatkan berbagai hormon hingga memengaruhi sistem pencernaan dan menyebabkan gangguan kronis seperti maag, GERD hingga sindrom iritasi usus besar.

7. Ketegangan Otot

Gangguan kecemasan dapat menyebabkan stimulasi saraf dan sekresi zat kimia berlebih yang memaksa tubuh untuk berada pada mode fight or flight. Akibatnya akan terjadi ketegangan otot baik itu berupa sakit kepala tegang, rahang terkatup, leher kaku hingga nyeri punggung bagian bawah.

8. Sering Bergemul dengan Ingatan yang Mengganggu

Pemikiran obsesif tentang peristiwa tragis di masa lalu terkait langsung dengan gangguan stres pascatrauma (post-traumatic stress disorder, PTSD ) yang tumpang tindih dengan beberapa karakteristik gangguan kecemasan.

Seseorang dengan kondisi seperti ini acap kali menghidupkan kembali peristiwa traumatis yang dialaminya di masa lalu hingga membuat dirinya kerap dihantui mimpi buruk, rasa takut atau rasa bersalah yang kesemuanya berdampak negatif pada kelangsungan hidup.

Beberapa gejala gangguan kecemasan lainnya yang dapat dikenali yakni memiliki ketakutan ekstrim tentang hal-hal spesifik (fobia), mudah marah dan tersinggung, sulit berkonsentrasi, mudah lelah hingga terkait dengan pola pikir yang rewel dan obsesif atau yang dikenal dengan perfeksionisme.

Tips sederhana untuk menekan gejala kecemasan

Terapkan beberapa tips berikut guna mengurangi sedikit gejala kecemasan yang ada dan membuat diri merasa lebih baik:

  1. Perbanyak konsumsi makanan bergizi tinggi, termasuk buah, sayuran, daging tanpa lemak, kacang-kacangan dan biji-bijian.
  2. Jauhkan diri dari rokok juga minuman beralkohol.
  3. Batasi asupan kafein terlebih di malam hari.
  4. Sibukkan diri dengan beragam aktivitas fisik, terutama olahraga.
  5. Perdalam ikatan spiritual pada Sang Pencipta.

Jangan segan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bila gejala gangguan kecemasan terasa begitu sangat mengganggu. Pengobatan melalui pendekatan biopsikososial akan dilakukan agar gangguan kecemasan yang ada dapat segera disembuhkan.


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Mayo Clinic (2017). Diseases and Conditions. Generalized Anxiety Disorder. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/generalized-anxiety-disorder/symptoms-causes/syc-20360803)
NHS Choices UK (2016). Health A-Z. Generalised Anxiety Disorder in Adults. (https://www.nhs.uk/conditions/generalised-anxiety-disorder/)
Anxiety and Depression Association of America. Generalized Anxiety Disorder (GAD). (https://adaa.org/understanding-anxiety/generalized-anxiety-disorder-gad)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app