​Kanker Usus Besar - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 5, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Waktu baca: 3 menit

Sebelum membahas mengenai apa itu kanker usus besar, ada baiknya kita mengenal fungsi usus besar dalam tubuh manusia. Fungsi pertama usus besar manusia adalah mengendalikan jumlah makanan yang masuk ke dalam usus, lalu menyerap air dan nutrisi. Proses ini membuat tubuh dapat menyerap kandungan gizi dalam makanan dengan sempurna. Selain itu, usus besar dpaat menampung feses sampai akhirnya dibuang melalui tinja.

Kanker usus besar yang sering disebut sebagai kanker kolon (colon cancer) merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel ganas dan liar yang sifatnya jahat pada usus besar manusia. Pada kasus kanker usus besar terdapat gumpalan-gumpalan sel berukuran kecil yang terbentuk dalam usus besar. Gumpalan sel yang disebut sebagai polip adenoma ini tidak terkendali dan menyebar hampir di seluruh bagian usus besar.

Umumnya kanker usus besar diderita oleh mereka yang berusia 50 tahun ke atas. Akan tetapi, penyakit ini juga dapat menyerang orang-orang yang berusia 50 tahun ke bawah. 

Apakah Penyebab dan Gejala Kanker Usus Besar?

Penyebab

Secara umum, kanker usus besar dimulai ketika sel-sel sehat di usus besar bermutasi sehingga mengalami perubahan susunan DNA. 

DNA adalah bahan kimia organik yang terdapat dalam setiap sel. DNA merupakan sumber informasi dari suatu sel yang 'menginstruksikan' apa saja yang harus dilakukan oleh sebuah sel. Pada kasus kanker, DNA ini berisi instruksi untuk terus melakukan pembelahan sehingga terbentuk massa abnormal. Hingga kini belum diketahui secara pasti penyebab mutasi tersebut.

Meski demikian, terdapat beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko terserang kanker usus besar. Faktor pertama tentunya adalah riwayat genetik. Artinya, penderita memiliki orang tua dan saudara yang mempunyai hubungan darah yang beriwayat kanker usus besar.

Selain itu, gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat dipercaya sebagai faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker usus besar. Gaya hidup tidak sehat, misalnya adalah merokok secara aktif dan jarang berolahraga. Pola makan tak sehat di antaranya adalah kerap mengonsumsi makanan kurang serat, terlalu banyak makan daging merah dan minuman beralkohol. Orang dengan obesitas, riwayat diabetes dan gangguan pencernaan, seperti penyakit radang kronis pada usus besar atau kolitis ulseratif, juga disebut berisiko terkena kanker usus besar.

Gejala

Gejala-gejala kanker usus besar adalah:

  • Tubuh yang terus terasa lelah 
  • Rasa sakit dan kram pada bagian perut
  • Perut merasa kembung
  • Tekstur kepadatan tinja berubah, baik bertambah keras maupun bertambah cair
  • Adanya darah yang muncul saat buang air besar (darah pada tinja dan anus)
  • Konstipasi
  • Berat badan menurun

Bila gejala-gejala tersebut tidak mereda dan sembuh dalam kurun waktu 3 minggu, segera berkonsultasi ke dokter untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. 

Pencegahan Kanker Usus Besar

Menerapkan gaya hidup dan pola makan sehat dipercaya dapat mengurangi risiko terkena kanker usus besar. Setop merokok secara aktif, hindari minuman beralkohol, konsumsi makanan kaya akan serat, dan jaga berat badan ideal sehingga tubuh tetap sehat dan kuat.

Bagaimana Pengobatan Kanker Usus Besar?

Diagnosis

Untuk mendiagnosis kanker usus besar, dokter akan menanyakan rincian riwayat medis serta gejala-gejala yang dialami. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan sigmoidoskopi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan selang kecil yang dilengkapi lampu dan kamera yang dimasukan ke dalam anus untuk memeriksa adanya pembengkakan dan tanda-tanda kanker. 

Bila hasil belum mencukupi, serangkaian tes penunjang dapat dilakukan untuk memastikan hasil diagnosis, termasuk:

  • Tes kolonoskopi 
  • Tes CT colonography: Dilakukan jika penderita tidak dapat menjalani tes kolonoskopi. Tes ini dilakukan dengan menggunakan selang khusus yang dimasukkan ke dalam anus. Kemudian, gas akan dipompakan melalui selang sehingga usus pasien akan sedikit mengembang. Dokter akan mengamati keadaan usus dari segala sudut dengan bantuan CT scan.

Pengobatan

  • Kemoterapi: Untuk membunuh sel-sel kanker melalui pemberian sejumlah obat-obatan, seperti cetuximab dan bevacizumab. Terapi kemoterapi akan dibagi ke dalam beberapa siklus bergantung pada tingkat keparahan kanker. Terapi ini dapat menimbulkan efek samping, seperti mual muntah, rambut rontok, sakit kepala dan lainnya.
  • Radioterapi. Untuk membunuh sel-sel kanker melalui pancaran sinar radiasi. Terapi ini memiliki dua jenis, yaitu radioterapi eksternal dan radioterapi internal. Dalam radioterapi eksternal, sel-sel kanker dihancurkan dengan pancaran gelombang radiasi tingkat tinggi ke kanker pasien. Dengan radioterapi internal, sel-sel kanker usus besar akan disusutkan dengan menggunakan selang radioaktif yang diletakkan di sebelah kanker.
  • Operasi: Dapat dilakukan dengan kolonoskopi atau kolostomi bergantung pada tingkat keparahan kanker. Prosedur kolostomi dilakukan jika kanker telah menyebar melalui dinding-dinding usus.

24 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app