Warfarin: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 1, 2019 Update terakhir: Okt 23, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 3 menit

Warfarin merupakan senyawa antagonis vitamin K kelas enantiomer sebagai obat pengencer darah (antikoagulan) dan digunakan untuk mencegah dan mengobati pembekuan darah, seperti pada deep vein thrombosis atau emboli paru. Selain itu, obat ini juga digunakan pada penderita fibrilasi atrium untuk mencegah stroke, dan pada pasien pasca operasi penggantian katup jantung.

Warfarin bekerja mengurangi produksi protein yang berfungsi untuk membekukan darah (faktor pembekuan). Tidak semua faktor pembekuan diganggu oleh warfarin, melainkan faktor pembekuan yang bergantung dengan vitamin K. Obat warfarin yang biasa digunakan dan sering didengar dalam merek dagang Simarc, Notisil 2, dan Notisil 5. Untuk mengetahui lebih mengenai warfarin, mari baca lebih rinci dalam artikel ini...

Mengenai Warfarin

Golongan: 

Obat resep

Kemasan:

Tablet

Kandungan: 

Anti koagulan

Manfaat Warfarin

Masing-masing obat memiliki kandungan dan manfaatnya tersendiri dalam mengobati setiap penyakit. Seperti warfarin sesuai dengan manfaatnya diindikasikan terutama pada seseorang dengan thrombosis vena dalam atau gumpalan darah dalam pembuluh vena untuk membantu mengencerkan atau mengurangi pembekuan darah.

Selain itu warfarin digunakan juga untuk indikasi dalam mencegah serangan jantung, stroke, pembekuan darah di pembuluh darah dan arteri, emboli paru atau penyumbatan pada pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke paru-paru, embolisasi pada penyakit jantung rematik dan fibrilasi atrium, sebagai profilaksis atau pencegahan setelah pemasangan katup jantung prostetik, dan serangan iskemik pada otak yang bersifat transien.

Apa efek samping dari penggunaan Warfarin?

Penggunaan warfarin juga harus berhati-hati karena obat ini juga memiliki efek samping terhadap beberapa kondisi. Beberapa efek samping yang timbul dari obat warfarin dari yang sering bahkan yang paling jarang muncul adalah 

  • sakit kepala, pusing, lesu, 
  • mual, muntah, diare, perut kembung
  • nyeri di perut, punggung, atau sisi tubuh, 
  • anemia
  • ruam kulit, pruritus atau gatal, 
  • perdarahan pada saluran pernapasan
  • perdarahan intraokular, 
  • perdarahan dari luka atau suntikan jarum, 
  • bagian bawah kulit mudah memar, dan berwarna keunguan, atau bintik-bintik merah, 
  • hematuria
  • tinja berwarna hitam atau berdarah,
  • urin berwarna gelap, kencing lebih sedikit dari biasanya atau tidak sama sekali, 
  • sindrom emboli kolesterol, 
  • nekrosis kulit, 
  • sakit kuning (menguningnya kulit atau mata), 
  • pankreatitis

Namun tidak semua gejala ini muncul, tiap orang pasti memiliki efek samping yang berbeda-beda terhadap penggunaan warfarin.

Dosis Warfarin

Dosis warfarin yang tersedia ada banyak macam dalam bentuk tablet oral yaitu tablet 1 mg; 2 mg; 2,5 mg; 3 mg; 4 mg; 5 mg; 6 mg; 7,5 mg. Untuk pemberian dosisnya harus tergantung dari anjuran dokter ahli, khususnya obat ini diberikan pada orang dewasa.

Dosis yang umumnya diberikan tergantung pada kondisi pasien. Pada Congestive Heart Failure, tromboemboli stroke profilaksis, myocardial infarction, dan Pencegahan Tromboemboli di Atrial Fibrillation, dosis yang diberikan yaitu 2-5 mg secara oral atau intravena sekali sehari selama 1 sampai 2 hari, kemudian sesuaikan dosis sesuai dengan hasil Ratio International Normalized (INR) atau waktu protrombin (PT), kemudian untuk dosis pemeliharaan digunakan dosis berkisar 2-10 mg secara oral atau intravena sekali sehari.

Jika kardioversi direncanakan, terapi antikoagulan biasanya dimulai dua sampai empat minggu sebelum kardioversi dan dilanjutkan selama dua sampai empat minggu setelah kardioversi berhasil. 

Jika kardioversi tidak direncanakan dan pasien telah mengalami fibrilasi atrium (fibrilasi atrium yang berhubungan dengan penyakit jantung yang mendasarinya) yang rumit, maka durasi terapi biasanya berlangsung seumur hidup.

Apa interaksi yang dapat timbul dari penggunaan Warfarin?

Interaksi yang dapat terjadi bila menggunakan warfarin bersamaan dengan obat tertentu adalah memicu hepatitis kolestatis bila digunakan dengan ticlodipine. Meningkatkan risiko perdarahan pada penderita bila digunakan dengan obat-obat fibrinolitik (streptokinase), antikoagulan lainnya, antiplatelet (aspirin atau clopidogrel), antiinflamasi nonsteroid (diklofenak, ibuprofen, atau celecoxib), paracetamol, antidepresan SSRI (venlafaxine), amiodarone, alprazolam, kotrimoksazol, capecitabine, acyclovir, allopurinol, ciprofloxacin, amlodipine, atorvastatin.

Efektivitas warfarin juga berkurang bila dikonsumsi bersamaan dengan phenytoin, rifampicin, carbamazepine.

Perhatian Warfarin

Warfarin tidak boleh dikonsumsi pada beberapa kondisi kesehatan yaitu:

  • seseorang yang baru menjalani operasi 
  • hipertensi berat seperti eklampsia
  • tukak peptik
  • pada wanita hamil dan menyusui
  • konsumsi alkohol
  • anemia atau kurang darah
  • aneurisma atau pelebaran pembuluh darah
  • perdarahan cerebrovascular, endokarditis bakterial
  • kecenderungan hemoragik pembuluh darah
  • diskrasia darah atau kelainan sel plasma darah 
  • seseorang dengan gangguan hati dan ginjal

11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
MIMS Indonesia (2018). Warfarin. (https://www.mims.com/indonesia/drug/info/warfarin/)
Ogbru, O. MedicineNet (2018). Warfarin (https://www.medicinenet.com/warfarin/article.htm)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app