Fibrilasi Atrium - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 13, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Mei 6, 2019 Waktu baca: 4 menit

Jantung memiliki 4 ruang yang masing-masing memiliki fungsinya masing-masing. 4 ruangan ini terbagi menjadi 2 ruangan yang disebut atrium yang menerima darah yang masuk ke jantung dan 2 ruangan yang disebut ventrikel yang memompa darah keluar dari jantung. 

Kondisi fibrilasi atrium merupakan kondisi ketika serambi (atrium) jantung berdenyut dengan tidak beraturan dan cepat. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah, stroke, dan gagal jantung.

Penyebab Fibrilasi Atrium

Mekanisme bagaimana jantung bekerja, agak cukup membuat kepala pusing. Intinya darah masuk ke jantung melalui atrium dan kemudian dari atrium dimasukan ke ventrikel dan dari ventrikel darah di pompa ke seluruh tubuh dan paru-paru.

Pada suatu kelainan yang disebut dengan Fibrilasi atrium, atrium tidak dapat memompa darah ke ventrikel. Bukannya berkontraksi, atrium malah hanya bergetar, sehingga darah yang seharusnya dipompa masuk ke ventrikel, tidak dapat masuk sepenuhnya karena kelainan gerakan yang terjadi pada fibrilasi atrium.

Kerusakan atau perubahan pada struktur jantung dapat menyebabkan fibrilasi atrial. Penyebab lain dari fibrilasi atrial adalah: 

Fibrilasi atrium (FA) merupakan aritmia (gangguan irama jantung) yang cukup sering ditemui dalam praktik sehari-hari. Prevalensi FA mencapai 1-2% dan akan terus meningkat dalam 50 tahun mendatang.

Fibrilasi atrium juga berkaitan erat dengan penyakit kardiovaskular lain seperti hipertensi, gagal jantung, penyakit jantung koroner, hipertiroid, diabetes melitus, obesitas, penyakit jantung bawaan seperti defek septum atrium, kardiomiopati, penyakit ginjal kronis maupun penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Bagaimana Fibrilasi Atrium menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan?

Pada saat fibrilasi atrium terjadi, pergerakan darah menjadi tidak optimal. Oleh karena itu aliran darah ke seluruh tubuh menjadi berkurang sehingga tubuh kekurangan pasokan nutrisi dan oksigen dari darah.

Selain itu, darah yang tidak bergerak sebagaimana mestinya, memiliki kecenderungan untuk membeku, jika darah membeku, tentu saja akan membentuk plak yang dapat menyebabkan penyumbatan dan menyebabkan stroke jika sumbatan tersebut sampai kegt;pembuluh darah di otak.

Apa saja tanda dan gejala yang ditimbulkan jika Fibrilasi Atrium terjadi?

Pada dasarnya gejala pada fibrilasi atrium sama dengan serangan jantung lainnya. Yang dapat membedakan apakah seseorang menderita fibrilasi atrium adalah dengan melakukan pemeriksaan Elektrokardiogram. 

Pemeriksaan ini memeriksa aliran listrik jantung. Pada orang dengan fibrilasi atrium, aliran listrik pada bagian atrium akan sangat sedikit.

Gejala-gejala umum yang dapat ditemukan pada fibrilasi atrium meliputi:

  • Cepat lelah
  • Detak jantung cepat dan tidak teratur
  • Merasa "berdebar" di dada
  • Pusing
  • Sesak nafas dan gampang panik
  • Pingsan
  • Berkeringat tanpa alasan yang jelas
  • Nyeri dada atau dada terasa ada tekanan, jika hal ini terjadi segera pergi ke UGD untuk mendapatkan pertolongan segera dan mencegah terjadinya serangan stroke, karena saat orang dengan fibrilasi atrium mengalami serangan jantun, kemungkinan mengalami stroke akan meningkat lebih dari 3 kali lipat dibandingkan dengan penyebab lainnya.

Diagnosis Fibrilasi Atrium

  • Untuk menegakan diagnosis, dokter akan meninjau riwayat penyakit dan melakukan pemeriksaan fisik. Beberapa tes penunjang juga dapat dilakukan untuk membantu dokter memastikan hasil diagnosis, yaitu:
  • Tes darah
  • Pemindaian dada
  • Elektrokardiogram (EKG) dengan treadmill atau dengan holter monitor yang mencatat kegiatan jantung selama 24 jam, serta pemantauan kerja jantung selama beberapa minggu atau bulan dengan alat EKG portabel. 
  • Echocardiogram, yaitu pemeriksaan noninvasif dengan gelombang suara untuk merekam gambaran jantung

Pengobatan apa yang dapat dilakukan untuk mengobati Fibrilasi Atrium?

Prinsip terapi fibrilasi atrium yaitu: antitrombotik untuk pencegahan stroke, pengendalian laju jantung, pengendalian ritme jantung, dan terapi tambahan (upstream therapy). 

  • Anti-trombotik
    Anti-trombotik direkomendasikan untuk pasien fibrilasi atrium dengan riwayat stroke, transient ischemic attack / mini stroke (TIA). Pilihan obat anti-trombotik yang dapat digunakan adalah warfarin,dabigatran, rivaroxaban, atau apixaban.
  • Pengendalian Laju Jantung
    Pengendalian laju jantung menggunakan obat golongan beta bloker atau penghambat kanal kalsium golongan non-dihydropyridine direkomendasikan untuk pasien fibrilasi atrium jenis paroksismal, persisten, ataupun permanen. Beta bloker atau penghambat kanal kalsium dapat diberikan secara intravena pada keadaan akut tanpa disertai pre-eksitasi.
  • Pengendalian Irama
    Jantung Tujuan utama strategi kendali irama adalah mengurangi gejala. Pengendalian irama jantung dipilih pada pasien yang masih bergejala meskipun pengendalian laju jantung telah optimal. Pengubahan irama fibrilasi atrium ke irama sinus/normal menggunakan obat paling efektif dilakukan dalam 7 hari setelah terjadi fibrilasi atrium.
  • Terapi Tambahan (Upstream Therapy)
    Terapi tambahan pada fibrilasi atrium adalah upaya mencegah atau menghambat terjadinya penyakit jantung koroner akibat hipertensi, gagal jantung, atau peradangan pada dinding jantung.

Fibrilasi atrium menyebabkan peningkatan kematian, termasuk stroke, gagal jantung serta penurunan kualitas hidup. Pasien dengan FA memiliki risiko stroke 5 kali lebih tinggi dan risiko gagal jantung 3 kali lebih tinggi dibanding pasien tanpa FA. 

Stroke merupakan salah satu komplikasi FA yang paling dikhawatirkan, karena stroke yang diakibatkan oleh FA mempunyai risiko kekambuhan lebih tinggi. Selain itu, stroke akibat FA ini mengakibatkan kematian dua kali lipat dan biaya perawatannya 1,5 kali lipat.


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
WebMD (2019). Heart Disease and the Doctor’s Exam. (https://www.webmd.com/heart-disease/guide/heart-disease-diagnosis)
Krans, B. Healthline (2018). Exercise Stress Test. (https://www.healthline.com/health/exercise-stress-test)
Cherney, K. Healthline (2018). Everything You Need to Know About Atrial Fibrillation. (https://www.healthline.com/health/living-with-atrial-fibrillation)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app