HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Pengobatan Stroke Menggunakan Agen Antiplatelet

Dipublish tanggal: Jun 8, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Pengobatan Stroke Menggunakan Agen Antiplatelet

Stroke adalah suatu kondisi kesehatan yang serius yang dapat terjadi ketika mengalami gangguan aliran darah ke bagian otak. Sel-sel otak tidak dapat memperoleh oksigen dan nutrisi yang mereka butuhkan dari darah, sehingga menyebabkan sel otak mati dalam beberapa menit. 

Stroke dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen, kecacatan jangka panjang, atau bahkan kematian.

Secara umum, ada dua jenis stroke :

  • Stroke iskemik yang disebabkan oleh gumpalan darah yang menghalangi atau menyumbat pembuluh darah di otak. Stroke iskemik adalah tipe yang paling umum; sekitar 80 persen stroke yang terjadi adalah iskemik.
  • Stroke hemoragik disebabkan oleh pendarahan ke otak akibat pembuluh darah yang pecah.

Stroke hemoragik memiliki angka kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan stroke iskemik, selain itu tatalaksana stroke hemoragik juga lebih sulit dibandingkan dengan stroke iskemik.

Saat ini di Indonesia, penanganan stroke iskemik mengacu pada panduan Advanced Cardiovascular Life Support (ACLS) 2019 yang mana tatalaksana awal dilakukan dengan pemberian oksigen obat antiplatelet (aspirin dan clopidogrel). Mengapa agen antiplatelet begitu penting dalam penanganan stroke iskemik? 

Untuk lebih jelasnya mari disimak artikel yang satu ini.

Agen Antiplatelet

Obat antiplatelet adalah sekelompok obat yang mencegah terjadinya pembekuan darah. Ketika Anda terluka, trombosit akan memicu pembekuan darah dengan membentuk gumpalan darah yang bertujuan untuk menghentikan pendarahan. 

Fungsi ini tentu saja sangat penting untuk menghentikan pendarahan akibat luka. Tetapi trombosit juga dapat menyebabkan gumpalan darah yang menghalangi aliran darah normal ke otak dan memicu terjadinya stroke. 

Secara singkat, pada orang yang mengalami stroke, obat antiplatelet dapat mencegah hal ini terjadi dan mengembalikan aliran darah normal ke otak.

Contoh Obat Antiplatelet

  • aspirin
  • dipyridamole
  • clopidogrel mis. Arrow-Clopid, Clopidogrel Sandoz
  • ticagrelor mis. Brilinta

Cara kerja obat Antiplatelet

Aspirin adalah agen antiplatelet asli. Pada dosis rendah, aspirin dapat menghentikan pembekuan darah dengan mudah. Selain mencegah terjadinya pembekuan darah, aspirin juga dapat mengurangi peradangan pada pembuluh darah arteri yang dapat memicu terjadinya serangan jantung.

Seringkali kombinasi aspirin ditambah penghambat ADP / P2Y [4] (seperti clopidogrel, prasugrel, ticagrelor, atau lainnya) digunakan untuk mendapatkan efektivitas yang lebih besar daripada dengan salah satu agen saja. Metode kombinasi ini dikenal sebagai "Terapi antiplatelet ganda" (atau DAPT).

Efek samping obat golongan Antiplatelet

Pendarahan adalah efek samping utama dari penggunaan obat antiplatelet. Jika Anda mengalami luka atau mimisan, beri penekanan pada area yang mengalami pendarahan secara perlahan sampai perdarahan berhenti. 

Hubungi penyedia layanan kesehatan Anda segera atau pergi ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat jika Anda mengalami:

  • Sakit perut yang parah.
  • Keluar darah ketika Anda muntah, atau muntah yang terlihat seperti bubuk kopi.
  • Keluar darah dari urin atau feses, atau feses berwarna hitam yang terlihat seperti tar.
  • Pendarahan atau memar yang tidak biasa atau berat.

Interaksi obat golongan Antiplatelet

Efek obat antiplatelet dapat dipengaruhi oleh obat-obatan lain yang digunakan, kondisi medis saat ini, makanan dan suplemen yang diminum. Efek obat antiplatelet dapat meningkat atau menurun. Peningkatan efek antiplatelet akan meningkatkan risiko perdarahan dan menyebabkan perdarahan yang lama atau berlebihan. Penurunan efek antiplatelet akan mengurangi risiko perdarahan dan berpotensi meningkatkan risiko tromboemboli. Toksisitas obat juga dapat meningkat ketika  mengkonsumsi obat antiplatelet dalam jumlah yang banyak. Pendarahan gastrointestinal adalah efek samping yang sering terjadi pada banyak pasien.

Obat-obatan yang dapat meningkatkan efek obat antiplatelet:

  • NSAID (misalnya : Aspirin, Ibuprofen, Diclofenac, Naproxen)
  • Obat sitotoksik atau obat yang terkait dengan penekanan sumsum tulang (misalnya : Leflunamide, Hydrochloroquine, Adalimumab, Infliximab, Etanercept, Sulfasalazine, Penicillamine, Emas, Methotrexate, Azathioprine, Mycophenolate)
  • Antikoagulan atau obat antiplatelet lainnya
  • Obat-obatan yang mempengaruhi sistem saraf (misalnya : Selotonik serotonin reuptake inhibitor (SSRI))

Obat-obatan yang dapat mengurangi efek obat antiplatelet:

Perhatian

Ibu Hamil : Mengkonsumsinya selama dua minggu terakhir kehamilan dapat menyebabkan masalah perdarahan pada bayi atau ibu sebelum dan sesudah melahirkan.

Ibu Menyusui : Obat antiplatelet dapat masuk ke dalam ASI. Namun, efeknya pada bayi menyusui tidak diketahui. Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan obat anti platelet jika Anda sedang menyusui.


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Heart Disease and Antiplatelet Drugs. WebMD. (https://www.webmd.com/heart-disease/guide/antiplatelet-drugs)
Plavix: Side effects, uses, dosage, and more. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/plavix)
Stroke Medication: Anticoagulants, tPA, Statins, and More. Healthline. (https://www.healthline.com/health/stroke/drugs)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app