Penyakit Vaskuler - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 5, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Agu 7, 2019 Waktu baca: 4 menit

Penyakit Vaskuler di otak atau lebih dikenal sebagai penyakit Serebrovaskuler menjadi salah satu penyebab utama kematian selain penyakit kronik lain seperti jantung, dan kanker.

Di Indonesia, penyakit stroke menjadi salah satu ciri-ciri dari penyakit Serebrovaskuler. Kondisi ini terjadi akibat terganggunya pembuluh darah, baik karena tersumbat atau timbul pendarahan di otak, sehingga menyebabkan kelumpuhan anggota gerak dan membutuh penanganan segera.

Penyebab penyakit Vaskuler pada otak

Banyak faktor yang menimbulkan penyakit Vaskuler pada otak mulai dari faktor penyakit lain pada penderita dan faktor aktivitas sehari-hari. Hipertensi merupakan salah satu faktor penyakit yang memicu timbulnya pendarahan pada otak dan menjadi stroke.

Tekanan darah yang tinggi menyebabkan aliran pembuluh darah pada otak akan meningkat sehingga peredaran darah akan mengalir cepat dan pecahnya pembuluh darah.

Kolestrol yang tinggi meningkatkan lemak di peredaran darah sehingga darah akan menggumpal dan menyumbat pembuluh darah di otak. Menurunnya kolestrol baik atau HDL dapat meningkatkan pembekuan darah.

Penumpukan Trigliserida dan kolestrol jahat atau LDL akan mempersulit darah untuk mengalir dengan baik. Faktor resiko lain yang sering yaitu diabetes, usia, dan penyakit jantung

Faktor aktivitas kurangnya berolahraga, gaya hidup yang buruk seperti merokok dan mengonsumsi makanan tidak sehat, dan status emosional yang tidak terkendali dapat meningkatkan potensi stroke.

Penyakit stroke menjadi salah satu penyakit yang sering terjadi di Indonesia dan sering dialami pada usia menegah dan usia tua. Stroke sendiri dibedakan menjadi 2, yaitu stroke Emboli dan stroke Hemoragik.

Stroke Emboli adalah stroke yang disebabkan muncul nya tumpukan Plaque sehingga menimbulkan penyumbatan pembuluh darah.

Pada stroke Hemoragik  disebabkan karena pendarahan akibat dari hipertensi, pecahnya pembuluh darah, atau malformasi pembuluh darah. Kondisi ini perlu tindakan operasi segera untuk mengurangi tekanan otak.

Selain stroke, terdapat berbagai macam penyakit Serebrovaskuler yang mempengaruhi gangguan pembuluh darah pada otak meliputi :

  • TIA (Transient Ischemic Attack) 
    Kondisi mirip stroke dengan gejala yang akan menghilang setelah 24 jam.

  • Aneurisme otak                               
    Lemahnya dinding pembuluh darah di otak.

  • Pendarahan Subaraknoid             
    Pendarahan pada ruang otak dalam akibat dari trauma dan Aneurisme.

  • Stenosis Karotis                                
    Blokade pembuluh darah karotis akibat lemak dan kolestrol yang tinggi. 

Gejala penyakit Vaskuler pada otak

Gejala penyakit Serebrovaskuler berbeda-beda sesuai kondisi yang dialami. Stroke menjadi keluhan tersering yang timbul akibat gangguan pembuluh darah. Gejala tersebut meliputi :

  • Sakit Kepala
  • Sakit kepala sering menjadi awal dari timbulnya stroke, apalagi diikuti dengan penyakit lain seperti hipertensi dan diabetes. Sakit kepala sering timbul berhari- hari hingga sakit kepala yang berat yang belum pernah dialami sebelumnya. 

    Sakit kepala berat dan mual muntah yang timbul tiba-tiba bisa jadi akibat dari pecahnya pembuluh darah sehingga dapat menurunkan kesadaran.  
  • Rasa lumpuh pada lengan dan kaki          
  • Gangguan di salah satu sisi otak pada stroke menyebabkan kelemahan dan mati rasa pada sisi tubuh yang berlawanan. Otot pada lengan atau kaki mengalami kelemahan akibat otot yang tidak berkontraksi.

  • Salah satu sisi wajah turun
  • Akibat lemahnya kontraksi otot dan hubungan saraf pada salah satu sisi, wajah penderita stroke akan terlihat 'turun' pada satu sisi yang membuat penderita sulit mengangkat alis, mengerutkan dahi, dan tersenyum.
  • Gangguan Bicara
  • Penderita stroke akan sulit berbicara dan sulit mengerti pembicaraan orang lain.  

Diagnosis penyakit Vaskuler pada otak  

Penyakit Serebrovaskuler memerlukan tindakan segera ke rumah sakit terdekat. Penanganan penting meliputi mengontrol gejala Di rumah sakit dokter akan melakukan pemeriksaan seperti CT scan atau MRI untuk melihat letak pendarahan atau penyumbatan pada otak.

Selain pemindai foto, tes darah dilakukan untuk menilai kadar kolestrol dan gula darah penderita. EKG juga diperlukan untuk mendeteksi adanya penyakit jantung. Pada pasien dengan gangguan pembuluh darah karotis akan dilakukan ultrasonografi untuk memeriksa adanya gumpalan darah pada pembuluh darah.                

Penanganan penyakit Vaskuler pada otak  

Penanganan utama di rumah sakit pada penderita Serebrovaskuler adalah mencegah stroke dengan menjaga tekanan darah dengan obat penurun tekanan darah seperti tiazid, pengubah angiotensin (ACEI), penghambut kalium (CCB), dan penghambat bloker (Beta Blocker).

Untuk mencegah pembekuan dan sumbatan pembuluh darah akibat kolestrol dapat menggunakan aspirin, heparin, dan obat golongan statin. Namun penggunaan obat-obatn tersebut harus dengan petunjuk dokter.

JIka dari hasil pemindaan foto dinyatakan stroke, maka dokter akan melakukan tindakan berupa operasi segera untuk menurunkan tekanan otak akibat darah yang mengalir keluar karena pecahnya pembuluh darah.

Operasi dilakukan dengan memperbaiki pembuluh darah yang pecah, dan membersihkan darah yang berada di ruang otak.

Bila stroke disebabkan karena gumpalan pada pembuluh karotis, maka akan dilakukan pembedahan pada area tersebut untuk mengeluarkan plaque untuk melancarkan kembali peredarahan darah.   

Pencegahan penyakit Vaskuler  

Banyak cara sederhana untuk mencegah timbulnya penyakit vaskuler seperti stroke dan gangguan pembuluh darah lainnya. Pencegahan dalam kehidupan sehari-hari seperti membiasakan diri berolahraga minimul 3x seminggu, menjaga berat badan, dan memperbaiki kebiasaan emosional dapat menjadi pilihan terbaik.

Dalam segi makanan, biasakan mengonsumsi makanan sehat seperti mengurangi makanan berlemak,mengurangi makanan cepat saji, mengurangi konsumsi gula, dan makan buah-buahan.


16 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app