Vulvodynia : Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya

Nyeri pada vulva dapat disebabkan oleh infeksi, masalah neurologis, kondisi peradangan, dan neoplasma, seperti karsinoma sel skuamosa. Sedangkan pada kasus vulvodynia, nyeri pada vulva tidak terkait dengan kondisi yang mendasarinya. Penyebab pastinya tidak diketahui. Kondisi ini bukan disebabkan oleh infeksi menular seksual maupun kondisi lainnya seperti penyakit kulit atau kanker.
Dipublish tanggal: Jul 16, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Vulvodynia : Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya

Vulvodynia adalah nyeri persisten pada vulva yang tidak diketahui penyebabnya. Vulva adalah area genital wanita termasuk kulit yang merupakan “gerbang” liang vagina. Kondisi Vulvodynia bisa terjadi pada wanita dari segala usia.

Vulvodynia bisa menjadi masalah jangka panjang yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Tetapi banyak yang bisa dilakukan untuk membantu meringankan rasa sakit akibat kondisi ini.

Apa penyebab terjadinya vulvodynia?

Nyeri pada vulva dapat disebabkan oleh infeksi, masalah neurologis, kondisi peradangan, dan neoplasma, seperti karsinoma sel skuamosa. Sedangkan pada kasus vulvodynia, nyeri pada vulva tidak terkait dengan kondisi yang mendasarinya. 

Penyebab pastinya tidak diketahui. Kondisi ini bukan disebabkan oleh infeksi menular seksual maupun kondisi lainnya seperti penyakit kulit atau kanker. 

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang wanita mengalami vulvodynia meliputi:

  • Kerusakan atau iritasi saraf di sekitar vulva
  • Serabut saraf penerima rangsang nyeri yang terlalu sensitif pada daerah vulva.
  • Peradangan pada daerah vulva.
  • Genetik
  • otot dasar panggul yang lemah atau tidak stabil
  • reaksi yang tidak biasa atau jangka panjang terhadap infeksi, trauma, atau faktor lingkungan lainnya.
  • perubahan yang dipicu oleh hormon

Faktor-faktor lain yang meningkatkan kerentanan termasuk :

  • infeksi jamur yang sering
  • infeksi menular seksual (IMS)
  • iritasi kimia pada alat kelamin luar, yang disebabkan oleh sabun, produk kesehatan wanita atau deterjen dalam pakaian.
  • ruam pada area genital.
  • perawatan laser sebelumnya atau operasi pada alat kelamin luar.
  • iritasi saraf, cedera atau kejang otot di daerah panggul.
  • diabetes
  • kondisi pra-kanker atau kanker pada serviks

Gejala Vulvodynia

Gejala utama dari vulvodynia adalah nyeri persisten di dan sekitar vulva dan vagina. Vulva biasanya terlihat normal.

Karakteristik nyeri pada vulvodynia meliputi:

  • rasa terbakar, menyengat, berdenyut atau sakit
  • dipicu oleh sentuhan, seperti saat berhubungan seks atau saat memasukkan tampon
  • terus-menerus
  • memburuk saat duduk
  • terbatas pada bagian vulva, seperti pembukaan vagina
  • lebih luas - kadang-kadang dapat menyebar ke seluruh area genital dan anus

Beberapa wanita juga memiliki masalah seperti vaginismus (di mana otot-otot di sekitar vagina mengencang tanpa disengaja), sistitis interstisial (nyeri kandung kemih), nyeri saat haid dan sindrom iritasi usus (IBS).

Bagaimana cara mencegah terjadinya vulvodynia ?

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko munculnya rasa sakit meliputi:

  • mengenakan pakaian katun dan pakaian longgar di sekitar area genital.
  • Menghindari penggunaan kertas toilet beraroma atau sabun yang mengandung zat pembersih yang keras.
  • menghindari gesekan atau duduk dalam waktu lama.
  • Tidak membersihkan organ genital secara berlebihan.
  • tidak douching atau menggunakan tisu vagina.
  • menggunakan pelumas yang larut dalam air selama melakukan hubungan seksual.
  • membiasakan untuk mengeringkan bagian genital setelah mandi atau buang air kecil.
  • Jika dicurigai adanya infeksi vagina, penting untuk segera memeriksakan kondisi Anda dengan dokter.

Pemeriksaan apa yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosa?

Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa vulvodynia, dapat dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar khusus. Pemeriksaan ini disebut kolposkopi. 

Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk mencoba menemukan sumber rasa sakit dan untuk menghilangkan penyebab yang mendasari terjadinya gejala.

Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara :

  • Mengambil sampel dari vulva untuk dilakukan pemeriksaan kultur bakteri atau jamur.
  • Tes darah untuk menilai kadar estrogen, progesteron, dan testosteron.
  • Biopsi. Pemeriksaan biopsi bertujuan untuk mengambil sepotong kecil jaringan untuk diperiksa di bawah mikroskop.

Pengobatan untuk vulvodynia

Karena penyebab yang mendasari kondisi ini, tidak dapat diidentifikasi secara jelas, oleh karena itu, perawatan hanya berfokus pada penanganan gejala yang muncul. Umumnya kondisi ini dapat diatasi dengan penanganan sederhana di rumah seperti :

  • Mengenakan celana dalam dengan bahan katun dan rok atau celana longgar.
  • Letakan kompres dingin pada vulva untuk mengurangi rasa sakit.
  • Gunakan petroleum jelly sebelum berenang untuk melindungi vulva dari klorin.
  • Cobalah untuk mengurangi stres, karena dapat meningkatkan rasa sakit vulvodynia.
  • Untuk rasa sakit saat duduk, menggunakan bantal berbentuk donat dengan lubang di tengahnya.

Penggunaan obat-obatan

Jika kondisi Anda tidak dapat ditangani dengan perubahan pola hidup, penggunaan obat penghilang rasa sakit konvensional seperti parasetamol biasanya tidak dapat meringankan rasa sakit akibat vulvodynia.

Oleh karena itu, jika Anda untuk mengatasi nyeri akibat vulvodynia, biasanya dokter akan meresepkan obat seperti : 

  • antidepresan yang disebut amitriptyline dan nortriptyline - kemungkinan efek samping termasuk mengantuk, penambahan berat badan dan mulut kering
  • obat anti-epilepsi yang disebut gabapentin dan pregabalin - efek samping yang mungkin termasuk pusing, kantuk dan kenaikan berat badan

11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Vulvodynia. American Academy of Family Physicians (AAFP). (Accessed via: https://www.aafp.org/afp/1999/0315/p1561.html)
Vulvodynia. NICHD - Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development. (Accessed via: https://www.nichd.nih.gov/health/topics/vulvodynia)
About Vulvodynia. NICHD - Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development. (Accessed via: https://www.nichd.nih.gov/health/topics/vulvodynia/conditioninfo)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app