Torro Margens dan Gejala Infeksi Lambungnya

H. Pylori ini merupakan bakteri yang menghabitasi lapisan lendir pada pencernaan manusia. Memang bakteri tersebut tidak secara langsung menyakiti manusia. Namun, apabila populasinya sudah melewati ambang batas di dalam tubuh, peradangan dan luka lambung bisa terjadi dan membahayakan kesehatan seperti yang terjadi pada Torro Margens, bahkan menimbulkan kematian.
Dipublish tanggal: Jun 25, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Sep 16, 2019 Waktu baca: 2 menit
Torro Margens dan Gejala Infeksi Lambungnya

Umumnya, orang berpikir bahwa tukak lambung disebabkan oleh pencernaan yang buruk sehingga cairan asam menumpuk secara berlebihan di lambung kita ini dan mengiritasi dinding lambung. 

Namun, setelah dilakukannya berbagai penelitian, ada sebuah kesimpulan mengejutkan bahwa tukak lambung disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori.

H. Pylori ini merupakan bakteri yang menghabitasi lapisan lendir pada pencernaan manusia. Memang bakteri tersebut tidak secara langsung menyakiti manusia. 

Namun, apabila populasinya sudah melewati ambang batas di dalam tubuh, peradangan dan luka lambung bisa terjadi dan membahayakan kesehatan seperti yang terjadi pada Torro Margens, bahkan menimbulkan kematian.

Bagaimana cara bakteri H. Pylori menyerang lambung?

Sebagai bakteri yang tinggal di area ekstrem, bakteri tersebut tergolong cerdas karena memproduksi enzim urease yang mengubah urea menjadi amonia untuk menangkal asam lambung yang sangat asam ini. 

Nah, dari situlah H. Pylori lantas mengubah kadar keasaman lambung sehingga ideal untuk mereka berkembang biak secara konsisten.

Ia mencari makan dengan menggali permukaan selaput lendir pada dinding bagian dalam lambung. Inilah penyebab peradangan dan luka menganga pada Torro Margens. 

Selain itu, bakteri ini juga memiliki kemampuan untuk tidak terdeteksi “radar” sistem imun tubuh. Mereka menyamar dengan mengganggu kerja proses respon imun di dalam area saluran pencernaan manusia.

Siapa saja yang berpotensi terkena dampak H. Pylori?

Infeksi lambung merupakan masalah pencernaan paling lumrah terjadi di Indonesia. Kondisi ini biasanya terjadi pada lansia. Adapun keterangan-keterangan lebih detail selanjutnya yaitu:

-  Aktif merokok.

-  Sering menggunakan obat generik untuk mengobati asma atau steroid.

-  Hiperkalasemia.

-  Keturunan.

-  Lebih dari 50 tahun.

- Konsumsi alcohol berlebih.

Faktor lainnya adalah kebiasaan makan yang jorok atau tidak bersih, jarang makan sayur dan buah, serta memiliki penyakit anemia pernisiosa.

Infeksi lambung, bukan maag

Biasanya, infeksi lambung karena bakteri H. Pylori tersebut sering dikira maag biasa yaotu adanya panas dan nyeri di ulu hati. Namun, infeksi lambung ini lebih parah. Rasa sakitnya semakin terasa jika perut kosong dan dapat membaik setelah makan—nah, memang selintas mirip maag tapi bukan maag.

Adapun tukak lambung ini tidak bisa disepelekan. Infeksi oleh bakteri ini dapat menyebabkan kanker lambung serta kanker usus. Mutasi genetik juga bisa mempengaruhi kejadian ini.

Bagaimana mengetahui gejala-gejalanya?

Ada beberapa gejala penyakit tukak lambung yang mungkin bisa Anda cari tahu.

- Nyeri ketika makan dan minum antasida secara rutin.

- Tidak nafsu makan karena sakit.

-  Mual dan muntah.

Perut kembung.

Bersendawa sering.

Berat badan turun drastis padahal tidak diet.

-  Sulitnya menelan.

Dalam kasus yang lebih parah lagi, seperti yang dialami Torro Margens. Tukak lambung dapat menyebabkan pendarahan, menghasilkan feses yang gelap atau hitam, serta muntah darah yang darahnya berwarna cokelat pekat.

Lalu, apa yang harus dilakukan untuk mengobatinya?

Ini harus segera diobati dengan penggunaan obat antibiotik secara teratur selama 8 minggu untuk mengurangi cairan lambung. Tentu ini juga harus dengan resep serta anjuran dokter.

Obat-obatan lain yang bisa ditambahkan mungkin ada Ranitidin, Famotidin, serta Sukralfat. Cuci tangan juga bisa menjadi tindakan preventif untuk menghindari penyakit tersebut. Itu karena H. Pylori masuk tubuh lewat mulut. 

Maka, cara paling efektif untuk menghindarinya adalah dengan menjaga kebersihan saat makan dan memilih makanan yang dimasak secara matang saja.


29 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Travelers' health: Food and water safety. Centers for Disease Control and Prevention. https://wwwnc.cdc.gov/travel/page/food-water-safety.
Rotavirus. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/rotavirus/about/index.html.
Matson DO. Acute viral gastroenteritis in children in resource-rich countries: Management and prevention. https://www.uptodate.com/contents/search.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app