Ranitidin: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Ranitidin adalah obat maag yang termasuk dalam golongan antihistamin, lebih tepatnya disebut H2-antagonis berupa tablet atau pil, sirup, dan obat injeksi
  • Ranitidin digunakan untuk mengurangi produksi asam lambung agar dapat mengurangi rasa nyeri ulu hati akibat tukak lambung dan masalah asam lambung lainnya
  • Dosis Ranitidin untuk orang dewasa berkisar antara 150-300 mg sekali sehari atau 150 mg dua kali sehari tergantung pada kondisi pasien
  • Obat Ranitidin dapat diminum sebelum atau setelah makan. Gunakan Ranitidin secara hati-hati pada lansia, ibu hamil, ibu menyusui, dan lainnya
  • Efek samping penggunaan Ranitidin yang bersifat ringan antara lain sembelit atau diare, pusing, sakit kepala, mual
  • Klik untuk mendapatkan Ranitidin atau obat lambung & pencernaan lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD

Ranitidin adalah obat maag yang termasuk dalam golongan antihistamin, lebih tepatnya disebut H2-antagonis. Ranitidin digunakan untuk mengurangi produksi asam lambung sehingga dapat mengurangi rasa nyeri uluhati akibat ulkus atau tukak lambung, dan masalah asam lambung tinggi lainnya.

Mengenai Ranitidin

Obat Ranitidin tersedia dalam beberapa nama merek dagang, apa pun mereknya perhatikanlah zat aktif di dalamnya, ranitidin itu sendiri adalah nama generik dari merek-merek tersebut. 

Golongan

Bisa dengan resep dokter

Kemasan

Ada 3 bentuk sediaan obat Ranitidin, yaitu berupa tablet  atau pil, sirup, dan obat injeksi 

Kandungan

Ranitidin memiliki kandungan atau komposisi yang berbeda sebagai berikut:

  • Tablet Ranitidin 150 mg
  • Tablet Ranitidin 300 mg
  • Sirup: Setiap 10 mL, mengandung 168 mg ranitidine hydrochloride (setara dengan 150 mg ranitidine anhidrat basa bebas per 10 mL larutan oral).

Manfaat Ranitidin

Masalah terkait asam lambung yang dapat diobati oleh obat ranitidin adalah tukak pada lambung dan duodenum (usus 12 jari) dan mencegah, penyakit gastroesophageal reflux (GERD),  gastritis atau sakit maag, perut kembung, sering bersendawa dan sebagainya. Tidak hanya mengurangi gejala yang muncul tetapi juga berfungsi mencegah timbulnya kembali gejala-gejala asam lambung.

Berikut ini daftar lengkap indikasi ranitidin:

  • Mengobati ulkus lambung dan duodenum
  • Melindungi lambung dan duodenum agar tidak sampai teradi ulkus
  • Mengobati masalah yang disebabkan oleh asam pada kerongkongan, contohnya pada GERD
  • Mencegah tukak lambung agar tidak berdarah
  • Digunakan sebelum operasi bedah, supaya asam datang tidak tinggi selama pasien tidak sadar.
  • Mengobati Sindrom Zollinger-Ellison (Tingginya kadar hormon gastrin yang menyebabkan lambung memproduksi terlalu banyak asam).
  • Mengobati sakit maag beserta gejala-gejala yang ditimbulkannya.

Dokter mungkin menyarankan obat ini untuk mengatasi kondisi selain yang tercantum dalam artikel ini. Jadi jika Anda ragu kenapa harus minum rantitidin, maka berbicaralah baik-baik dengan dokter.

Kontraindikasi

Obat ranitidine harus digunakan dengan hati-hati pada kondisi ini bawah ini:

( ! ) Obat ini tidak boleh digunakan pada orang yang alergi terhadap ranitidin atau salah satu komponen lain dari obat.

Dosis Ranitidin

Direkomendasikan dosis ranitidin untuk dewasa berkisar antara 150 mg sehari sekali atau 150 mg dua kali sehari atau 300 mg sekali sehari tergantung pada kondisi pasien. Obat ini dapat diminum sebelum atau setelah makan.

Ketika digunakan untuk mengobati gangguan pencernaan, seperti sakit uluhati dan mual, dosis lazim untuk orang dewasa dan anak-anak usia 8 tahun atau lebih adalah 75 mg sampai 150 mg diambil ketika gejala muncul. Jika gejalanya menetap selama lebih dari 1 jam atau kembali muncul setelah 1 jam, maka dapat diberikan dosis kedua dengan kekuatan yang sama.

Untuk mencegah gejala sakit maag yang disebabkan oleh mengonsumsi makanan atau minuman tertentu, maka gunakan ranitidin 30 sampai 60 menit sebelum makan makanan atau minum minuman yang dicurigai akan menimbulkan gejala (membuat maag kambuh). Dosis maksimum adalah 300 mg setiap 24 jam. Jangan lama-lama menggunakan obat ini, jika lebih dari 2 minggu gejala belum juga membaik maka periksalah ke dokter.

Ranitidin Injeksi

Bentuk injeksi raniditine dapat digunakan di rumah sakit dalam keadaan tertentu ketika pasien tidak mampu menelan tablet. Dosis injeksi ranitidin adalah 50 mg setiap 6 sampai 8 jam diberikan secara intravena (ke pembuluh darah) atau intramuskular (suntik otot).

Banyak hal yang dipertimbangkan dokter untuk menentukan dosis yang tepat, oleh karena itu mungkin Anda bisa saja menemukan dosis yang berbeda dengan yang tercantum di sini.

Efek Samping Ranitidin

Ada beberapa efek samping yang harus dilaporkan ke dokter sesegera mungkin ketika menggunakan ranitidine, diantaranya:

Efek samping ranitidin yang biasanya tidak memerlukan perhatian medis (tak perlu lapor ke dokter), karena sifatnya ringan antara lain:

Perhatian

Tidak perlu menghindari makanan atau minuman tertentu ketika Anda menggunakan ranitidin. Anda mungkin disarankan untuk menghindari makanan tertentu yang terkait dengan penyakit Anda. Ranitidin juga tidak mempengaruhi kemampuan Anda untuk mengemudi atau mengoperasikan mesin. Konsultasikan dengan dokter atau apoteker untuk lebih jelasnya.

Artikel terkait:


14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app