9 Gejala Asam Lambung Tinggi dan Obat Asam Lambung Terbaik

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Jan 17, 2022 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit
9 Gejala Asam Lambung Tinggi dan Obat Asam Lambung Terbaik

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Gejala asam lambung tinggi meliputi nyeri di ulu hati, perut kembung, sering sendawa, mual, hingga nafsu makan turun;
  • Cara mengobati asam lambung tinggi bisa dengan menghindari makanan pemicu asam lambung naik, makan teratur, tidur cukup, dan hindari stres;
  • Obat asam lambung alami terdiri dari bawang putih, probiotik, serta kombinasi teh hijau dan madu manuka;
  • Jenis obat maag yang dapat menurunkan asam lambung tinggi antara lain golongan antasida, antagonis reseptor H2, penghambat pompa proton, dan antibiotik;
  • Klik untuk mendapatkan obat lambung dan saluran pencernaan ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.

Tidak banyak orang yang menyadari saat dirinya terkena gangguan asam lambung. Sebab biasanya, rasa nyeri di bagian ulu hati cenderung disepelekan dan dianggap hanya terjadi akibat telat makan. Padahal, gejala asam lambung tinggi lama-kelamaan dapat menyebabkan penyakit maag, maag kronis, hingga tukak lambung. Lantas, seperti apa gejala maag atau asam lambung tinggi? Berikut ulasan lengkapnya.

Apa saja gejala asam lambung tinggi?

Lambung adalah organ dalam saluran pencernaan yang berfungsi untuk menghancurkan makanan supaya lebih mudah diserap oleh tubuh. Dalam menjalankan tugasnya ini, ada peran asam lambung yang membantu melunakkan makanan.

Asam lambung adalah zat asam yang termasuk golongan asam kuat yakni asam hidroklorat (HCl). Normalnya, mekanisme lambung akan menjaga produksi asam lambung agar tidak berlebihan. 

Namun, ketika terjadi ketidakseimbangan antara mekanisme produksi dan mekanisme penghambat dapat menyebabkan asam lambung jadi terlalu banyak. Bila tidak segera diatasi, asam lambung tinggi dapat memicu berbagai penyakit, mulai dari maag hingga tukak lambung. 

Gejala maag paling awal adalah munculnya sensasi nyeri di bagian ulu hati. Rasanya juga perih dan bahkan sering kali mengganggu aktivitas.

Selain itu, gejala asam lambung tinggi lainnya meliputi:

  1. Merasakan tidak nyaman pada perut bagian ulu hati, yaitu antara pusar dan tulang dada
  2. Perut kembung
  3. Perut terisi angin dan sering bersendawa
  4. Sensasi panas di dada (heartburn) ketika asam lambung naik ke kerongkongan (esofagus)
  5. Napas memendek atau sesak napas (nyesek)
  6. Sakit kepala
  7. Mual
  8. Muntah
  9. Penurunan nafsu makan

Jika Anda mengalami beberapa gejala di atas, maka bisa jadi Anda mengalami maag atau asam lambung tinggi.

Baca selengkapnya: 9 Penyebab Nyeri Ulu Hati dan Obatnya

Cara mengobati asam lambung tinggi secara alami

Pada dasarnya, cara mengobati asam lambung tinggi alias maag tergantung dari penyebabnya. Berbagai penyebab maag antara lain:

  • Stres dengan pikiran yang tegang dan tidak tenang
  • Kurang istirahat dan kurang tidur
  • Makan tidak teratur atau telat makan
  • Sering makan makanan asam atau pedas
  • Sering minum minuman berkafein atau alkohol
  • Merokok
  • Infeksi bakteri Helicobacter pylori

Coba cek kembali kemungkinan penyebab asam lambung tinggi yang Anda alami. Setelah itu, Anda baru dapat mengobatinya dengan menghilangkan penyebabnya.

Berikut ini beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengobati maag secara alami, antara lain:

  1. Mengatasi stres, baik dengan rileksasi, olahraga, yoga, meditasi, mendengarkan musik, pergi jalan-jalan, atau melakukan hobi lainnya.
  2. Tidur cukup, minimal 7-8 jam setiap malam.
  3. Makan teratur, dengan 3 porsi makan dalam sehari. Bila tidak bisa, gunakan prinsip "makan sedikit tapi sering". Dari pola makan 3 kali sehari porsi normal menjadi 6 kali makan dengan porsi kecil.
  4. Menghindari makanan pemicu asam lambung naik, seperti makanan pedas, asam, digoreng, atau berlemak.
  5. Menghindari minuman mengandung kafein, seperti kopi, teh, atau minuman bersoda.
  6. Menghindari minuman beralkohol.
  7. Berhenti merokok.

Baca juga: Pilih Makanan Tepat untuk Penderita Asam Lambung

Obat asam lambung alami

Sebelum mencoba obat maag yang ada di apotek, Anda sebetulnya juga dapat memanfaatkan bahan-bahan alami untuk mengatasi gejala maag. Bahkan beberapa di antaranya mungkin sudah ada di dapur Anda, lho!

Berikut berbagai obat asam lambung alami yang patut Anda coba, antara lain:

1. Bawang putih

Sebagian besar penduduk di dunia memiliki bakteri H. pylori, bakteri penyebab gastritis, di saluran pencernaannya. Menurut beberapa penelitian, ekstrak bawang putih dipercaya mampu menyingkirkan bakteri ini.

Konsumsi ekstrak bawang putih diyakini dapat membantu mengatasi gejala maag akibat infeksi bakteri H. pylori. Tak hanya itu, sebuah penelitian dalam jurnal Helicobacter tahun 2018 mengungkapkan bahwa mengonsumsi bawang putih dapat menurunkan risiko kanker pada sistem pencernaan.

Untuk memanfaatkan obat asam lambung alami ini, Anda dapat menghancurkan bawang putih mentah (digeprek) kemudian memakannya atau meminum 1 sendok teh ekstrak bawang putih. 

2. Probiotik

Probiotik cocok digunakan sebagai obat maag alami karena dapat membantu meningkatkan fungsi pencernaan dan mendorong feses saat buang air besar. Bakteri baik di dalam probiotik juga dapat membantu menghentikan penyebaran bakteri H. pylori sekaligus meringankan gejala gastritis.

Berbagai jenis probiotik yang bisa Anda konsumsi antara lain yogurt, kimchi, kombucha, dan kefir.

3. Teh hijau dan madu manuka

Menurut sebuah penelitian dalam jurnal Diagnostic Microbiology and Infectious Disease tahun 2015, minum teh hijau atau teh hitam setidaknya seminggu sekali secara signifikan dapat mengurangi jumlah bakteri H. pylori di dalam saluran pencernaan.

Manfaat ini akan semakin efektif bila teh hijau tadi dicampurkan dengan madu Manuka. Jenis madu yang satu ini mengandung sifat antibakteri yang dapat membantu melawan infeksi.

Obat asam lambung tinggi di apotek

Bila obat maag alami tadi tak juga membantu, maka tak ada salahnya untuk segera konsultasi ke dokter. Namun bila tak sempat, Anda juga dapat membeli oabt asam lambung tinggi di apotek terdekat.

Beberapa jenis obat maag yang dapat menurunkan asam lambung tinggi antara lain:

1. Antasida

Antasida adalah obat maag yang paling banyak dipilih dan digunakan oleh penderita asam lambung tinggi. Jenis obat ini berfungsi untuk menetralkan asam di lambung, sehingga gejalanya dapat mereda.

Obat asam lambung tinggi antasida yang berbentuk tablet harus dikunyah terlebih dahulu sebelum ditelan. Fungsinya supaya obat dapat dicerna dengan baik dalam tubuh.

2. Antagonis Reseptor H2

Obat maag jenis ini berfungsi untuk mengurangi pengeluaran asam lambung dengan cara menghambat kerja histamin, karena histamin diperlukan pada pengeluaran asam lambung.

3. Penghambat pompa proton

Obat asam lambung tinggi ini bekerja dengan cara menghambat ion H+ supaya pengeluaran asam lambung lebih terkendali. Konsentrasi ion H+ yang tinggi dalam asam lambung dapat memicu gejala maag.

4. Antibiotik

Tidak semua penyakit maag dapat diatasi dengan antibiotik. Antibiotik hanya diberikan jika asam lambung yang disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori. Biasanya dibutuhkan 2 jenis antibiotik untuk membasmi kuman dan mengoptimalkan penyembuhan dari maag.

Baca selengkapnya: 13 Obat Maag di Apotik yang Paling Umum dan Ampuh

Agar masalah asam lambung tidak semakin memburuk, maka sangat penting bagi Anda untuk memahami gejala asam lambung tinggi dan penyebabnya. Setelah itu, barulah Anda dapat menentukan obat maag mana yang sesuai dengan kebutuhan. Ada juga obat asam lambung tinggi alami yang bisa dicoba, namun sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter sebelum menggunakannya.


19 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Mayo Clinic Staff. (2018). Gastroesophageal reflux disease (GERD). (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gerd/symptoms-causes/syc-20361940)
Kubo A, et al. (2009). Effects of dietary fiber, fats, and meat intakes on the risk of Barrett’s esophagus. DOI: (https://dx.doi.org/10.1080%2F01635580902846585)
Kahrilas P, et al. (2017). Emerging dilemmas in the diagnosis and management of gastroesophageal reflux disease. DOI: (http://doi.org/10.12688/f1000research.11918.1)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app