Tespek Positif Belum Tentu Hamil, Ada 6 Kemungkinan Penyebab

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit
Tespek Positif Belum Tentu Hamil, Ada 6 Kemungkinan Penyebab

Tes kehamilan dengan tespek memang sangat mudah dan praktis untuk penggunaan sendiri di rumah. Hasil tespek positif sering dianggap sebagai tanda pasti kehamilan. Padahal anggapan seperti ini tidaklah benar, tespek positif belum tentu hamil!

Ya, ada sejumlah kondisi selain kehamilan sesungguhnya yang menyebabkan pemeriksaan kehamilan dengan tespek menunjukkan hasil positif. Kondisi yang demikian lebih lanjut disebut sebagai positif palsu. Mengapa bisa terjadi positif palsu pada tespek? 

Perlu dikeahui bahwa alat tespek yang dicelupkan ke dalam urin bekerja dengan cara mendeteksi keberadaan hormon human chorionic gonadotropin (hCG). Ini adalah hormon yang diproduksi selama awal kehamilan saat hasil pembuahan berhasil menempel (implantasi) ke jaringan rahim. hCG baru dapat terdeteksi 12 hari setelah pembuahan, yakni ketika jadwal menstruasi tiba Anda tidak haid.

Meski implantasi sudah terjadi, namun belum tentu berkembang menjadi janin, lokasi menempelnya bisa saja salah, dan sejumlah kemungkinan dapat terjadi dengan hasil tespek positif. Inilah beberapa kondisi yang menyebabkan tespek positif tetapi tidak hamil:

1. Kehamilan kimia

Kehamilan kimia terjadi jika telur yang dibuahi, embrio, tidak dapat tumbuh menjadi janin sejak tahap dini. Alat tespek sudah mendeteksi kehadiran hormon hCG sehingga menunjukkan hasil positif, namun sebelum terlihat oleh USG, kehamilan ini berakhir dengan keguguran, bahkan seringkali seperti haid biasa hingga banyak wanita tidak menyadarinya.

Kehamilan kimia ini bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti:

  • fibroid (miom)
  • jaringan parut
  • anomali uterus kongenital yang menyebabkan uterus yang tidak beraturan
  • Sejumlah hormon tertentu, seperti progesteron, dapat mengurangi kemungkinan implantasi dan pertumbuhan embrio.

2. Hamil di luar kandungan

Terkadang telur yang dibuahi dapat berimplantasi sendiri di luar rongga rahim, akibatnya kehamilan terjadi di luar kandungan. Istilah medisnya, kehamilan ektopik.

Kehamilan ektopik paling umum terjadi di saluran tuba fallopi, ketika sel telur yang berhasil dibuahi gagal berjalan menuju rahim. Hal ini dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini:

  • jaringan parut atau peradangan di tuba fallopii
  • riwayat infeksi uterus masa lalu
  • tuba fallopi yang tidak sesuai

Kehamilan ektopik juga dapat terjadi di serviks, indung telur, atau rongga perut. Sel-sel embrio menghasilkan hCG, meskipun sudah ditanam di tempat yang salah.  Maka tak heran, jika semuanya menunjukkah hasil tespek positif tetapi tidak hamil sungguhan.

Hamil di luar kandungan tidak bisa terus tumbuh menjadi kehamilan normal. Embrio tidak dapat hidup, karena tidak ada tempat untuk tumbuh atau berkembang di luar rahim.

Celakanya, kehamilan ektopik pasti akan keguguran, dan jika hal ini terjadi, maka bahaya perdarahan akibat pecahnya jaringan yang ditumbuhi janin harus diwaspadai. Kehilangan darah yang ekstrim atau kehilangan organ reproduksi dapat terjadi.

Gejala kehamilan ektopik meliputi:

  • mual dan nyeri payudara, yang juga merupakan gejala kehamilan normal
  • rasa sakit yang tajam di perut, panggul, bahu, atau leher
  • sakit parah di satu sisi perut
  • bercak atau pendarahan ringan sampai berat
  • pusing atau pingsan
  • rasa tertekan pada area rektum

Carilah bantuan medis segera jika Anda mencurigai tanda dan gejala di atas.

3. Keguguran yang baru terjadi

Hasil tespek positif selalu terjadi meskipun kehamilannya telah mengalami keguguran. Selama kehamilan, kadar hCG terus meningkat saat plasenta tumbuh, dua kali lipat setiap beberapa hari dan memuncak sekitar 10 minggu. Ketika kehamilan berakhir, kadar hCG mulai surut, tetapi surutnya lambat.

Hormon dapat tetap berada di dalam darah dan urine hingga enam minggu setelah keguguran. Oleh sebab itu, tidak heran saat melakukan tespek hasilnya positif palsu sampai kadar hCG kembali ke kondisi prahamil.

4. Kesalahan pengguna

Agar hasilnya akurat, maka sangat penting untuk mengikuti petunjuk penggunaan tespek. Jangan lupa periksa tanggal kedaluwarsa sebelum menggunakannya.

Bahkan setelah kedua syarat di atas terpenuhi, kesalahan pengguna masih dapat terjadi. Salah satu kesalahan paling umum adalah melakukan tes terlalu dini, alias belum saatnya melakukan tes kehamilan. Baca: Kapan Waktu yang Tepat untuk Tes Kehamilan dengan Test Pack?

Penting juga untuk melakukannya saat air kencing tidak terlalu encer. Gunakan tespek ketika urin sangat terkonsentrasi, seperti ketika pertama kali bangun di pagi hari.

Membiarkan strip tercelup di dalam aliran urin selama waktu yang ditentukan juga penting. Bila perlu atur timer pada stopwatch atau smartphone untuk memastikannya.

5. Obat-obatan

Jika Anda menjalani program hamil di dokter, Anda mungkin mengonsumsi obat-obatan kesuburan. Salah satunya adalah suntikan hCG sintetis, dijual dengan nama merek berikut: Novarel, Pregnyl, Ovidrel, dan Profasi.

Obat-obatan tersebut membantu folikel melepaskan sel telur matang. Namun, dapat menyebabkan pembacaan positif palsu pada tes kehamilan di rumah, terutama jika tesnya diambil terlalu awal.

Obat-obatan lain juga dapat menyebabkan tes kehamilan positif palsu. Mereka termasuk tetapi tidak terbatas pada:

6. Kondisi medis tertentu

Meskipun jarang, kondisi medis tertentu dapat menyebabkan tes kehamilan dengan tespek positif palsu. Dalam beberapa kasus, tumor di dalam tubuh dapat menghasilkan hCG. Ini adalah kasus untuk tumor sel telur ovarium tertentu dan penyakit trofoblas gestasional, kondisi langka di mana sel-sel yang biasanya membentuk plasenta berkembang menjadi.

Penyakit lainnya yaitu:

Langkah selanjutnya...

Hasil tespek positif harus selalu ditindaklanjuti dengan memeriksakan diri ke dokter. Dokter mungkin menganjurkan Anda untuk melakukan tes urin atau darah guna mengkonfirmasi hasil dan memantau kadar hCG. Jika diperlukan, pemeriksaan USG transvaginal dapat dilakukan untuk mencari kantung kehamilan sebagai konfirmasi bahwa kehamilan berjalan normal.


28 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Schmid BC, et al. (2013). Management of nonpregnant women with elevated human chorionic gonadotropin. DOI: (http://dx.doi.org/10.1155/2013/580709)
Salomons E. (2016). What is a chemical pregnancy? Did I just have a miscarriage or false positive? (http://www.acubalance.ca/blog/what-chemical-pregnancy-did-i-just-have-early-miscarriage-or-false-positive)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app