18 Penyebab Stroke Yang Harus Anda Tahu

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 5 menit
18 Penyebab Stroke Yang Harus Anda Tahu

Salah satu penyakit yang bisa berakibat fatal adalah stroke, oleh sebab itu banyak yang ingin mengetahui penyebab stroke dengan tujuan agar dapat melakukan pencegahan sedini mungkin. Untungnya ada beberapa penyebab dan faktor risiko yang bisa diubah, seperti kebiasan merokok dan pola makan tak sehat.

Stroke itu sendiri terjadi ketika terhentinya aliran darah ke otak, baik karena tersumbatnya pembuluh darah atau karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya gejala stroke tergantung pada daerah otak mana yang dipengaruhi. Tersumbatnya atau pecahnya pembuluh darah otak disebabkan oleh berbagai penyebab dan faktor resiko, inilah yang akan kita bahas pada kesempatan kali ini.

Waspadalah! Asap rokok bisa sebabkan stroke

Penyebab Stroke Sesuai Jenisnya

Sebelumnya, kita juga harus mengenal jenis-jenis stroke berdasarkan mekanisme terjadinya sebagai berikut:

  • Stroke Iskemik. Merupakan jenis stroke yang paling banyak terjadi, stroke iskemik terjadi bila ada sumbatan pada pembuluh darah yang membawa darah ke otak. Seringkali, hal ini disebakan oleh gumpalan darah yang berasal dari mana saja, misalnya simpanan lemak di arteri bisa pecah, mengalir ke otak, dan menyebabkan pembekuan darah. Terkadang bekuan darah berasal dari jantung akibat denyut jantung tidak teratur, yang disebut atrial fibrillation.
  • Stroke Hemoragik. Terjadi bila pembuluh darah di otak pecah dan terjadilah pendarahan otak. Memang jenis ini lebih jarang terjadi, tetapi menyebabkan kondisi yang lebih serius. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dan menggunakan obat pengencer darah secara berlebihan bisa menyebabkan stroke hemoragik.
  • Transient ischemic attack (TIA). Dalam bahasa awam dikenal dengan "mini stroke" atau stroke ringan dimana pembuluh darah otak mengalami penyumbatan yang hanya sementara. Meskipun tidak menyebabkan kerusakan otak permanen, stroke ringan dapat menyebabkan gejala stroke yang bisa bertahan menit atau jam dan bisa menjadi ancaman stroke yang sesungguhnya di kemudian hari.

Mengingat bahayanya penyakit ini, maka Andapun harus mengenal gejala sejak pertama kali  muncul, baca: Kenali 4 Tanda Gejala Awal Stroke dengan Cepat

Penyebab Stroke Iskemik dan Stroke Ringan

Stroke iskemik dan transient ischemic attack (TIA) terjadi jika arteri yang memasok darah yang kaya oksigen ke otak menjadi tersumbat. Banyak kondisi medis yang dapat menyebabkan stroke iskemik atau TIA ini.

# Aterosklerosis

Penyebab stroke yang paling populer yaitu melalui mekanisme aterosklerosis, aterosklerosis adalah penyakit di mana zat lemak yang disebut plak menumpuk di dinding bagian dalam arteri. Plak mengeras dan mempersempit rongga arteri, membatasi aliran darah ke jaringan dan organ (seperti jantung dan otak).

Plak di arteri dapat retak atau pecah (lepas). Platelet darah (trombosit) menempel ke lokasi cedera plak dan mengumpul bertumpuk-tumpuk untuk membentuk bekuan darah. Gumpalan ini dapat menyumbat arteri sebagian atau seluruhnya.

Plak dapat terbentuk di arteri manapun dalam tubuh, termasuk arteri di jantung, otak, dan leher. Dua arteri utama di setiap sisi leher disebut arteri karotis begitu penting karena arteri ini memasok darah yang kaya oksigen ke otak, wajah, kulit kepala, dan leher. Ketika plak menumpuk di arteri karotis, kondisi ini disebut penyakit arteri karotis. Penyakit arteri karotis merupakan penyebab stroke iskemik dan TIA yang utama terjadi di Amerika Serikat. Sedangkan di Indonesia belum ada data yang menunjukkan hal ini.

# Emboli

Stroke embolik (sejenis stroke iskemik) atau TIA juga dapat terjadi jika gumpalan darah atau sepotong plak terlepas dari dinding arteri. Bekuan darah atau plak yang lepas ini dapat melakukan perjalanan melalui aliran darah dan terjebak di salah satu arteri otak. Terjadilah sumbatan aliran darah yang menyebabkan kerusakan sel-sel otak.

Penyakit jantung dan kelainan darah juga bisa menyebabkan penggumpalan darah yang dapat menyebabkan stroke iskemik atau TIA. Misalnya, fibrilasi atrium yang merupakan penyebab utama stroke embolik.

Penyebab Stroke Hemoragik

Perdarahan tiba-tiba di otak dapat menyebabkan stroke hemoragik. Perdarahan menyebabkan pembengkakan otak dan peningkatan tekanan dalam tengkorak. Pembengkakan dan tekanan ini menimbulkan kerusakan sel-sel otak dan jaringan sekitar. Contoh kondisi yang dapat menyebabkan stroke hemoragik mencakup tekanan darah tinggi, aneurisma otak, dan arteriovenous malformasi (AVMs).

Tekanan darah adalah kekuatan dorongan darah terhadap dinding arteri ketika jantung memompa darah. Jika tekanan darah meningkat dan tetap tinggi dari waktu ke waktu, hal itu dapat merusak tubuh dalam banyak cara. Aneurisma merupakan tonjolan seperti balon di arteri yang bisa meregang dan pecah. AVMs kelainan bawaan yang membuat arteri dan vena terbentuk tak sempurna menjadi rentan pecah di dalam otak dan menyebabkan stroke.

Tekanan darah tinggi dapat meningkatkan risiko stroke hemoragik pada orang yang memiliki aneurisma atau AVMs.

Siapa yang Lebih Berisiko Terkena Stroke?

Memang stroke bisa menyerang siapa saja, namun ada kelompok umur tertentu, kondisi medis tertentu dan kebiasaan pola hidup sehari-hari yang kurang sehat dapat menempatkan seseorang untuk lebih mungkin terkena stroke dibanding yang lain. Inilah yang kita sebut sebagai faktor resiko penyebab stroke.

Anda dapat mengobati atau mengendalikan beberapa faktor risiko, seperti tekanan darah tinggi dan merokok. Namun sebagian faktor risiko tidak dapat diubah, seperti usia dan jenis kelamin.

Faktor risiko utama penyebab stroke meliputi:

  • Tekanan darah tinggi. Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk stroke. Tekanan darah dianggap tinggi jika sama dengan atau di atas 140/90 (mmHg). Jika Anda memiliki diabetes atau penyakit ginjal kronis, maka tekanan darah 130/80 mmHg atau lebih sudah dianggap tinggi.
  • Diabetes. Diabetes adalah penyakit di mana kadar gula darah selalu tinggi karena tubuh tidak membuat cukup insulin atau tidak menggunakan insulin dengan benar. Insulin adalah hormon yang membantu memindahkan gula darah ke dalam sel untuk sumber energi.
  • Penyakit jantung.  Penyakit jantung koroner,  kardiomiopati,  gagal jantung, dan fibrilasi atrium dapat menyebabkan penggumpalan darah yang dapat menyebabkan stroke.
  • Merokok. Merokok dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah. Merokok juga dapat mengurangi jumlah oksigen yang mencapai jaringan tubuh. Paparan asap rokok pada perokok pasif juga dapat merusak pembuluh darah.
  • Usia dan jenis kelamin. Risiko stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Di usia muda, laki-laki lebih mungkin dibandingkan perempuan untuk terkena stroke. Namun, perempuan lebih mungkin untuk meninggal akibat stroke. Wanita yang mengkonsumsi pil KB juga lebih berisiko sedikit lebih tinggi.
  • Ras dan etnis. Stroke terjadi lebih sering di Afrika Amerika, Alaska Native, dan orang dewasa Indian Amerika dibandingkan pada orang dewasa kulit putih Amerika, Hispanik, atau Asia.
  • Riwayat pribadi atau keluarga mengalami stroke atau TIA. Jika satu sudara kandung; ayah, ibu, paman, bibi dan kerabat lainnya memiliki riwayat stroke, atau sebelumnya Anda sendiri pernah mengalamii stroke ringan, maka Anda berada dalam resiko yang lebih tinggi di kemudian hari.
  • Aneurisma otak atau malformasi arteri vena (AVMs). Aneurisma merupakan tonjolan seperti balon di arteri yang bisa meregang dan meledak. AVMs merupakan kondisi bawaan dimana arteri terbentuk tek sempurna sehingga mudah rusak dan bisa pecah. Tetapi ini sulit dideteksi dan sering tidak terdiagnosis sampai mereka pecah.

Faktor risiko lain penyebab stroke yang bisa Anda ubah, termasuk:

  • Alkohol dan penggunaan narkoba, termasuk kokain, amfetamin, dan obat-obatan lainnya
  • Kondisi medis tertentu, seperti penyakit anemia sel sabit, vaskulitis (radang pembuluh darah), dan gangguan perdarahan
  • Kurangnya aktivitas fisik
  • Kegemukan dan Obesitas
  • Stres dan depresi
  • Kadar kolesterol tinggi
  • Diet yang tidak sehat
  • Penggunaan obat Nonsteroid anti-inflammatory drugs (NSAID) yang merupakan obat anti nyeri dan peradangan, selain aspirin, dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke, terutama pada pasien yang telah mengalami serangan jantung atau operasi bypass jantung sebelumnya.

Selain menerapkan gaya hidup sehat, mencegah atau mengendalikan penyebab stroke terkadang memerlukan obat-obatan yang rutin dikonsumsi, seperti pada penyakit darah tinggi dan diabetes, jadi pastikan Anda mematuhi apa yang dianjurkan oleh dokter Anda.


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app